PULANG KE PONTIANAK
Aku hanya bisa diam saat pulang dengan membawa surat PHK dari kantor. Duduk bersandar di sofa usang menonton berita yang semuanya berisi kasus virus yang semakin bertambah dan PSBB yang diterapkan untuk Jawa dan Bali. Tak berapa lama istriku datang dengan membawa secangkir kopi dan selembar kertas dari sekolah. Ia duduk di sisiku dan memberitahu bahwa Rio sudah enam bulan belum bayar SPP. Aku hanya menjadi pendengar setia tak bersuara sambil sesekali menyeruput kopi. "Bu, kayaknya kita pulang ke rumah bapak saja ya?" Tanyaku kepada istri. Tanyaku kepada istri setelah ia cukup puas mencurahkan isi otaknya.
Tiba-tiba suara whatsapp berbunyi. Terbaca nama adikku yang mengirimkan pesan. Aku mengambil ponsel di meja dengan rasa malas yang mendera. "Assalamualaikum. Mas, ibu sudah nggak ada. Sekarang masih di rumah sakit, lagi diurus Mbak Suci." Aku semakin mantap untuk pulang ke kampung. Istriku juga menyetujui keinginanku namun ia dan Rio tidak ikut karena butuh biaya besar, sayang katanya. Mending buat makan. "Ah, istriku memang bidadari." Kataku dalam hati.
Aku langsung membeli tiket pesawat SJ ke Pontianak. Setelah mendapatkannya, aku langsung bergegas menuju bandara dengan Grab car. Tak lama berselang, terdengar suara panik di sekitar, kondisi sangat mencekam. Aku hanya bisa duduk sambil memikirkan ibu yang telah pergi. Tak terasa air mata mengalir tanpa permisi. "Ibu, maaf ya. Aku tidak bisa ke sana karena hasil rapidku reaktif jadi harus isolasi di rumah. Allahummaghfirlha . . ."
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ini cerita beneran Pak Jadi? ...Bikin meweeeeekkk...
Fiksi kok, Bu. Terima kasih.
Sedih bacanya Pak. Salam sukses selalu. Keren
Terima kasih, Bu Khatijah.
Ambil hikmahnya disetiap kejadian
Setuju, Pak Erman.
Aduh, takdir yang tak disangka. Tetap harus bersyukur dengan keputusan Allah. Keren Pak tulisannya.
Terima kasih, Bu.