#tantangan menulis hari ke-8

#tantangan gurusiana

Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Makarim yang lebih senang dipanggil mas menteri meluncurkan program “Belajar dari Rumah.” Belajar dari rumah ini adalah program tanyangan edukasi untuk anak sekolah dari jenjang PAUD sampai SMA, bukan hanya itu program ini juga menyuguhkan tayangan untuk orang tua dan guru. Sebuah program yang solutif menurut saya. Di saat sebagian orang tua yang sudah bosan tingkat dewa dalam mengajarkan anak-anaknya di rumah lahirlah program ini, program yang sangat mengedukasi bukan hanya anak tapi juga orang tua dan guru. Program yang bagus ini akan ditayangkan di TVRI mulai hari ini, Senin, 13 April 2020 sampai bulan Juli 2020. Bahkan Kemdikbud sudah mensosialisasikan jadwal tayangannya.

“TVRI, itu apa sih, Pak?” Tanya seorang siswa.

“TVRI itu singkatan apa, Pak?” Tanya anak yang lain.

“Waduh, saya harus cari dulu chanelnya, Pak. TVRI sudah tidak pernah dilihat.” Kata orang tua menanggapi informasi dari sekolah.

“Aku sudah tidak pernah lihat TV, Pak. Aku kalau mau tahu informasi lewat youtube.” Jelas siswa yang berbeda.

TVRI atau Televisi Republik Indonesia adalah sebuah stasiun televisi yang pernah berjaya di era sebelum tahun 2000an. Setelah TV swasta bermunculan, TVRI seperti hilang remang-remang, masih ada yang lihat namun lebiha banyak yang tidak lihat. Apalagi saat ini dimana internet sudah menjadi raja informasi dan youtube menjadi chanel favorit anak zaman now, TVRI semakin pergi menjauh sampai ada yang tidak mengenalnya. Akan sangat efektif jika Kemdikbud bekerja sama dengan seluruh chanel TV di Indonesia, bukankah pandemi ini adalah masalah kira bersama.

Namun, saya mencoba memahami mengapa TVRI yang dipilih Kemdikbud untuk penayangan program yang cemerlang ini. Menurut saya ada beberapa hal positif yang dapat kita ambil, diantanya:

1. Mengembalikan eksistensi TVRI

Sebagai TV Nasional, kita perlu mengembalikan eksistensinya di negara ini agar tumbuh terjalin rasa persaudaraan dan kesatuan bernegara. Stasiun yang mulai hilang di tengah masyarakat ini perlu diperkenalkan lagi karena sudah pasti tanyangan dan programnya memuat nilai positif.

2. Tidak semua warga Indonesia paham teknologi internet

Warga negara Indonesia bukan hanya orang yang tinggal di Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Warga negara kita juga masih banyak sekali yang tidak tahu telpon selular apalagi internet.

3. Tidak semua chanel TV swasta terjangkau ke daerah pelosok Indonesia

TVRI sebagai TV Nasional sudah dapat dipastikan jangkauannya lebih luas dibandingkan chanel TV swasta. Stasiun televisi yang sudah sangat lama berdiri ini dapat menjaukau daerah-daerah pelosok sehinggan anak-anak Indonesia dan warga negara Indonesia lainnya dapat menikmati program ini dengan baik.

Saya jadi optimis bahwa Indonesia akan menjadi negar yang sangat diperhitungkan di dunia jika program-program edukasi untuk anak, orang tua, guru, dan warga negara lain semakin marak dan dapat disaksikan oleh seluruh warga negara ini.

TVRI, sekarang bayak orang yang mencarimu . . . .