Embun di Pucuk Rerumputan
Salam Bulan Juli
Ku Tenggelam Karena Cinta NYA
Musim dingin pada satu warna yang indah.
Embun menelisik di unjung rerumputan.
Matahari bertelau di atara dahan dan pokok pohon.
Sembunyi, aku tak bisa pada kehangatan yang dikirimkan lewat nafas udara bulan Juli.
Dan disini aku hadir walau lewat bayang semata.
Namun, aku bisa menembus batas yang DIA berikan.
DIA menawarkan lewat alam atas segala kebesaran, keindahan yang tiada bisa kuungkapkan.
Bulan Juli,
Musim dingin yang semi
Embun di pucuk rerumputan hijau,
Mentari keemasan,
Bersama nafas pagi,
Dalam kesyukuran,
Tiada nikmat yang ku dustakan.
D'etzha_Cangkir Pena
070720,Sbw
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Rasa syukur membuat kita bisa menikmati anugerah-Nya dengan hati bahagia
Mantap bu puisi dengan embun pagi nya... Syukur kita kepada Nya... Barakallah.. Sukses selalu...
Duh diksinya apik sekali. Petani Cahaya. indah bahasanya...salam ibu cantik
Selalu Kreeen Bundaku....salam literasi...
Senandung rindu untukmu para sahabat Siana tercinta. Salam sehat , bahagia, sejahtera sllTerima kasihSlm santunSalam literasi
Barakallahu fiikum...