Untaian kata tak beraturan sebagai reminder diri sendiri

juga mengugah hati saudara-saudaraku yang masih merasakan nikmatnya sehat sampai detik ini

Masih sanggupkah kita tersenyum lebar?

Ketika ratusan ribu saudara kita terpapar.

Masih mampukah kita tertawa terkikik-kikik?

Ketika puluhan ribu saudara kita tercekik.

Masih adalah waktu berselfie?

Ketika ratusan saudara kita meringis sakit

Masih dapatkah kita makan sepuasnya?

Ketika ribuan saudara kita tak mampu lagi mengunyah.

Masih sibukkah kita memposting seluruh cerita

Ketika puluhan saudara kita menjadi korban tragis berita

Masih senangkah kita shopping online

Ketika tak terhingga saudara kita merindukan belanja offline

Masih bahagia kita meniup lilin kelahiran

Ketika sebagian saudaram kita menanti kuburan kematian

Masih puaskah kita tertidur pulas.

Ketika hamparan saudara kita sesak mengatur nafas

Saudaraku

Sampai kapan kita sembunyikan rasa simpati?

Sampai kapan kita buang rasa prihatin?

Samoai kapan kita rawat perasaan ego?

Sampai kapan kita kubur rasa empati?

Sampai kapan kita manja rasa malas?

Saudaraku...

Dimana kita sudah tiupkan semangat?

Dimana kita telah titipkan kekuatan?

Dimana kita sudah sisipkan harta?

Dimana kita telah habiskan doa-doa keselamatan?

Kini,

Lenyapkan ego

Belajar legowo

Tunjukkan simpati

Tumbuhkan empati

Bangun Kekuatan

Bangkitkan harapan

Sekarang..

Bunuh kemalasan

Hidupkan perjuangan

Singkirkan kekikiran

Sedekahkan harta

Panjatkan doa-doa tulus

Untuk saudara kita yang tersungkur

Saudaraku

Saatnya...

Kita buka mata hati

Robohkan keangkuhan hati

Saatnya

Lakukan aksi

Abaikan reaksi

Saatnya...

Bergerak

Bersama berjuang

#tantanganmenulisharike_29

#tantangan30harimenulis

#tantangangurusiana