ECO Enzym dari Sampah Dapur
Halo ibu-ibu cantik
Gimana kabar ibu-ibu rumah tangga hari ini? Semoga selalu semangat mempersiapakan menu yang terlezat bagi keluarga (maaf fokus ke ibu rumah tangga karena pembahasan kali ini kaitannya dengan kegiatan ibu-ibu di dapur). Ibu runah tangga memang tidak terlepas dengan dunia masak-memasak. Kegiatan rutin yang dilakukan juga tidak terlepas dari limbah yang dihasilkan. Dan jangan lupa sampah-sampah dapur jangan dibuang begitu saja. Mari kita membiasakan diri untuk selalu memisah sampah organik dan sampah anorganik. Pada tahu kan sampah organik. Ya sampah dedaunan, sampah dari dapur berupa sisa makanan, sayuran dan kulit buah-buahan di sebut sampah organik karena mudah terurai jika dibuang di tanah. Dan sebaliknya sampah anorganik, yaitu sampah seperti sampah plastik, kaleng, botol yang sangat sukar terurai dan butuh waktu yang sangat lama bahkan puluhan tahun untuk hancur di dalam tanah.
Jika kita mampu melakukan pemilahan sampah-sampah tersebut mulai dari masing-masing ibu rumah tangga, maka persoalan sampah dapat ditekan volume limbahnya. Pengelolaan sampah dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan, penggunaan kembali, dan pendauran ulang, sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir. Jenis sampah organik rumah tangga menempati proporsi paling besar dari total produksi sampah. (eits Sory jika sedikit serius). Dari pada terlalu serius, sebaiknya kita praktik mengelolah sendiri sampah dapur kita.
Contoh pengolahan sampah dapur adalah membuat eco-enzyme. Apakah ibu-ibu pernah mendengar kata ini? Atau bahkan sudah pernah membuat? Bagi penulis kata ini didapatkan pertama kali ketika mengikuti lomba daur ulang sampah di tingkat kabupaten. Salah satu peserta yang ikut memperkenalkan eco enzyme tersebut adalah Ibu Istiqamah Binti Abdul Latief. Beliau yang menginspiasi penulis untuk membuat eco enzym (terima kasih banyak ibu atas sharing ilmunya, semoga menjadi amal jariah).
Setiap orang dapat membuat produk ini dengan mudah. Bahan-bahan yang digunakan pun sederhana dan banyak tersedia di sekitar kita. Pembuatan produk ini hanya membutuhkan air, gula sebagai sumber karbon, serta sampah organik sayur atau kulit buah buah. Penulis telah banyak membuat produk ini menggunakan sampah organik buah rambutan dan buah langsat. (pemilihan kedua kulit buah ini karena di daerah tempat tinggal penulis lagi musim rambutan dan langsat). Tetapi ibu-ibu bisa membuat dari kulit buah yang lain seperti kulit jeruk.
Lalu apa itu Eco enzyme dan bagaiman cara membuatnya ?Baik sebelum kita membuat, kita bahasa dahulu Eco enzyme atau garbage enzyme adalah cairan hasil fermentasi sampah organik yang memiliki berbagai fungsi, termasuk sebagai pembersih lantai, pembersih sayur dan buah, penangkal serangga dan penyubur tanaman. Khasiat eco enzyme sebagai disinfektan disebabkan oleh kandungan alkohol dan/atau asam asetat yang terdapat dalam cairan tersebut. Alkohol dan/atau asam asetat dihasilkan dari proses metabolisme bakteri yang secara alami terdapat dalam sisa buah dan sayur. Proses metabolisme anaerobik, atau disebut juga fermentasi, merupakan upaya bakteri untuk memperoleh energi dari karbohidrat dalam kondisi anaerobik (tanpa oksigen) dan dengan produk sampingan (byproduct) berupa alkohol atau asam asetat (tergantung jenis mikroorganisme). Fungi dan beberapa jenis bakteri menghasilkan alkohol dalam proses fermentasi, sedangkan kebanyakan bakteri menghasilkan asam asetat.
Apa saja bahan dan alat yang dibutuhkan, simak penjelasannya sebagai berikut:
1. Bahan
Sampah Kulit Buah 1/3 bagian
Gula 1 bagian
Air 10 bagian
Ragi Instan kira-kira 1 sendok teh (optional)
2. Alat :
Botol plastik
Timbangan (optional)
3. Cara pembuatan sangat mudah, ikuti petunjuk berikut ini:
Campur semua bahan, kocok sebentar lalu tutup rapat dan diamkan selama kurang lebih 3 bulan (Jika menggunakan ragi 2 pekan). Buka tutup botol setiap hari untuk melepas gas agar botol tidak meledak. Setelah 3 bulan (jika menggunakan ragi 2 pekan) saring dan eco enzyme siap digunakan. Untuk mengetahui eco enzyme yang kita buat berhasil, tandanya cairan berbau asam manis. Eco Enzyme tidak memiliki waktu kadaluarsa selama tidak terkontaminasi sehingga tidak perlu disimpan di kulkas, cukup disimpan di suhu ruang dalam kondisi bersih. Usahakan untuk tidak menyiramkan eco enzyme murni langsung ke tanaman karena akan membakar tanaman sebab eco enzyme memang bersifat asam.
Adapun takaran penggunaa eco enzyme agar terhindar dari penyalahgunaan sebagai berikut:
Pemakaian
Perbandingan
Larutan eco enzym
Air
Mencuci piring
(dapat dicampur sedikit sabun cuci piring cair agar berbusa)
1
10
Penyegar udara
1
200
Menyiram tanaman
1
500
Disinfektan
1
500
Mengepel lantai
1
1.000
Demikian pembahasan Eco enzyme.Semoga bermanfaat. Jika kesadaran mengolah sampah disetiap rumah tangga untuk membuat eco enzyme bisa kita lakukan maka tentu kita sudah membantu mengurangi sampah dan pencemaran serta menyelamatkan bumi kita. So ayo membuat eco enzym mulai dari sekarang agar kita bisa membantu menyelamatkan lingkungan sekitar dari limbah sampah. Bagi ibu-ibu yang berjiwa bisnis, eco enzym ini dapat dijadikan bisnis home industry karena juga bernilai ekonomis. Jadi tunggu apalagi, ayo rame-rame praktik membuat eco enzyme.
#tantanganmenulisharike-20
#tantangan30harimenulis
#tantangangurusiana
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar