Hujan mengguyur deras sepanjang malam. Gelisah, mata sulit terpejam, Alam suamiku "ada meeting di kantor" selarut ini belum pulang. Pikiranku melayang bayangan masa lalu, menerima pinangan seorang pria yang tidak pernah kukenal, pengabdian kepada orang tua . Bagiku Alam adalah laki-laki dingin, kaku dan sedikit kasar, namun dia penuh tanggung jawab, lembut dan pandai memasak, ini yang harusnya aku syukuri.

Perjalanan panjang bahtera ini kulalui bersamanya, nampak perbedaan diantara kami, Aku tak pernah memahami cara menyatukan perbedaan .Aku diliputi perasaan cemburu buta bila menyaksikan Alam bercengkrama dengan kawan-kawan kantornya, Makan malam bersama dengan penuh gelak canda tawa, terbahak-bahak sehingga membuat asam lambungku meningkat, mual dan kepingin muntah. Aku cemburu . Berulang terjadi, Aku protes tak terima, namun justru. Aku harus puas mendapatkan hadiah pahit sebuah tamparan panas, efeknya membuat puyeng, sakit sampai ke ubun-ubun, ditambah dengan umpatan "Urus saja urusanmu!!".

Setelah kunjungan ku ke rumah Ella sahabatku, berharap membuang penat yang kian membuncah memenuhi dadaku. Kudapati pintu pagar tak terkunci, sepeda motor terparkir di garasi. Aku masuk ke dalam meletakkan tas, melangkah ke dapur, lelah menyelimuti sekujur tubuhku, air bening segar tujuanku. Ya Tuhan. Aku tak percaya dengan yang kusaksikan, tubuhku bergetar, remuk tulang belulangku, pemandangan tak wajar, seorang pemuda tampan tak ku kenal, bercumbu mesra dengan suamiku.

#tantanganmenulisharike-19

#tantangan30harimenulis

#tantangangurusiana