Haerani, S.Pd.I.MM.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
JASAMU MERINTIH HATI PILUKU

JASAMU MERINTIH HATI PILUKU

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

 

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa "Tongeng"

Perjuangan tiada tara.

kuceritakan untukmu wahai pahlawanku.

Rasa ngilu, sesak di dalam dada melihat semangat para peserta, tua yang lusuh sudah.

Memang benar usia tua ini hampir tidak terlihat jika sudah sedang bertugas, tetapi tahukah kita hanya nasib di tentukan di teknologi ini.

Bertahun-tahun lamanya mereka menanti, saat-saat seperti ini.

Banyak di antara peserta, sudah belasan tahun, bahkan puluhan tahun sudah honor di sekolah dengan pakaian putih lusuh dan celana hitam yang warnanya sudah tak hitam lagi karena pudar. Berjuang dari pelosok pedalaman, mereka datang, naik pesawat, bukan karena kemampuan ekonomi. Namun karena satu-satunya jalan yang ditempuh hanya lewat udara,  kendaraan berlumpur, tidak berwarna lagi, melewati kubangan laksana tempat pemandian kerbau dan sehingga berhari-hari harus menunggu giliran saatnya tiba.

Mendekati usia senja tidak menyurutkan semangat mereka, mereka masih setia mengajari anak-anak di pelosok negeri ini, membaca dan mengeja tanpa kenal lelah terus berkarya.

Di saat putus pengharapan untuk mendapatkan hidup yang lebih layak. Mereka tetap semangat. Tak sekedar mengajar tetapi mendidik, jadikan anak negeri yang cinta tanah air dan berkarakter penuh sopan santun.

Gaji di bawah Lima Ratus Ribu Rupiah sebulan, hanya mengandalkan kucuran Dana Operasional Sekolah (BOS), itupun kadang ada, kadang tidak muncul. 

Karena sudah menjadi kertas nota. sungguh eronis memang, tak cukup untuk makan sebulan, seminggupun tidak cukup. Apalagi untuk membeli sepatu, pakaian.

Terpaksa di saat pulang mengajar banyak peserta mencari pendapatan tambahan sebagai pekerja, petani sawah, ngojek, bertukang bangunan untuk menyambung hidup keluarga.

Tahun ini mas menteri memberikan secercah harapan untuk Program PPPK, untuk memberikan harapan kehidupan yang lebih layak bagi mereka, semua guru P3K tersenyum perbatasan  menantinya dengan harapan nasib sudah tentu berubah.

Tetapi tahukah mas menteri ? soal-soal yang mas menteri berikan hanya teori belaka saja. Tak sebanding dengan praktik pengabdian berpuluh-puluh tahun lamanya. Tidak sigron antara soal tes mereka dengan ilmu yang mereka gunakan untuk mencerdaskan anak bangsa

Soal ujian berbasis modern serba ICT

Sementara ilmu mereka lahir dari hati nurani

Soal-soal yang membuat peserta yang tua terseok-seok ketika memegang mouse, mata tua rabun sudah membuat kepala semakin pening bahkan paling ironis lagi di antara peserta demi generasi ini, nyawa sampai taruhan terkorbankan karena kampung tengah tak terisikan. Sehingga pupus sudah harapan menjadi Tenaga PPPK. 

Alhasil Akhirnya, PASSING GRADE pun tak diraih. Pecahlah tangis sebagian peserta di dalam hati. Terlihat jelas ketika nilai-nilai itu terpampang di layar monitor. Kami ikut terdiam seribu bahasa.

Entahlah, apa yang dipikirkan. Melihatnya sayapun ikut terisak, sedih, sesak di hati

Anggaran tes tiga tahap ini. lebih baik lagi dilakukan untuk pembinaan, pembekalan saja peserta PPPK bagi daerah Afermasi agar tetap trus berjibaku patriot mendidik generasi ini, dibandingkan tes tiga tahap tes, yang kurang dipahami maksud, belum tentu membawa dampak perubahan di daerah  masing-masing.

Memang benar mereka tak secerdas, sejenius, sekreatif mas menteri. 

Tetapi Guru honorer ini yang menjadi pelita di tengah gulita buta aksara di pelosok negeri di manapun di wilayah yang bernama Indonesia.

Tidak dipungkiri benar mereka tak pandai teknologi, tetapi tanpa teknologi mereka mampu membuat anak-anak negeri ini merangkai kata dari A hingga Z. Berhitung hal-hal dasar untuk memahami hidup.

Dan mendidik generasi mudah bangsa ini

Bahkan murid-murud mereka sudah banyak menjadi pemimpin, pejabat di negeri ini, dan ada juga yang  menjadi TKI dan TKW. 

Teapi tahukah mas menteri, bukankah mereka juga merupakan pahlawan penghasil devisa negara tercinta ini ?

Guru honorer ini mempunyai andil yang besar dalam membangun negeri tercinta di seantero negeri ini.

Sudi kiranya mas menteri memberikan keringanan untuk melihat mereka bisa menikmati masa tua dengan  kehidupan yang layak, sejahtra, aman dan nyaman sebagai balasan dari pengabdian mereka

Tak usah diperumit,

Jika tidak ada kebijakan untuk mengangkat derajat mereka, setidaknya di surga besok perjuangan ini akan menjadi saksi bahwa ilmu yang diajarkan sangat bermanfaat untuk keberlangsungan umat.

Kisah ruang tes PPPK

Ditulis dengan berurai air mata satu dari sekian peserta honorer dari cerita pilu di negeri ini.

Luapan honerer anak negeri yang harus dikenan sekalipun tak memohon

Wassalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh

TanGur 001 17092021

TantanganSehariSatuTulisan

SatuGuruSatuBuku

HomeSchoolMemories

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post