SEDEKAH PANDANG NIATNYA
بسم الله الرحمن الرحيم
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
MOTIVASI SEDEKAH
TAMU SEDERHANA
"Usai maghrib saya kedatangan tamu di rumah".
“ Assalamu 'alaikum“ sapanya ketika sampai di depan pintu.
“ Wa'alaikum salam “ Jawab saya sedikit kaget karena tidak mengenal tamu ini.” Saudara siapa ya? “ tanya saya.
“Saya pak Amin.“ katanya dengan wajah diliput senyum.
"Bapak pengurus Masjid ya?" tanyanya.
“Ya. Betul Pak. Ada apa ya? Apa ada yang dapat saya bantu Pak Amin“
“Saya tadi melewat di depan masjid yang sedang dibangun. Orang di sekitar masjid meminta saya untuk menemui bapak, kata beliau? “
“ Ada apa?"
“Saya ingin memberikan sedekah untuk penyelesaian pembangunan masjid itu“ katanya dengan tetap diliput senyum.
Saya memperhatikan penampilan orang ini. Tidak nampak dia memiliki kemampuan untuk bersedekah. Saya lirik di luar, tidak ada nampak kendaraan diparkir. Pasti orang ini datang dengan angkutan umum atau becak. Mungkin orang ini "sakit!!!". Atau hanya ingin mempermainkan emosi saya.
Ya karena sudah hampir empat tahun masjid itu tidak pernah selesai. Sementara saya sebagai ketua Panitia Pembangunan Masjid sudah bosan mengajak masyarakat untuk berinfaq atau bersedekah. Tetapi hasilnya hanya uang kecil yang terkumpul di dalam kotak amal tersebut. Sementara kotak amal yang diletakkan di setiap sudut pasar atau rumah makan dan restoran hanya menghasilkan uang sumbangan yang tidak seberapa. Padahal masyarakat yang ada disekitar masjid ini terdiri dari para pedagang yang rata rata mempunyai omzet Rp. 3 juta perbulan
“Bagaimana Pak? Kenapa bapak diam?" tegurnya yang membuyarkan lamunan saya.
“Eh, iya. Pak, ehm. Berapa bapak mau sumbang?" tanya saya masih diliput rasa tidak percaya.
“Boleh saya tau? berapa dana diperlukan untuk menyelesaikan masjid itu “ tanyanya dengan tenang.
Pertanyaan yang lagi-lagi membuat saya hilang hasrat untuk bicara banyak sama tamu ini. Dia pasti orang "sakit jiwa!!!".
“Ya, Kami butuh dana sebesar Rp 500 juta “ jawab saya. Berharap orang itu cepat berlalu.
“Baik, pak. Besok kalau bapak ada waktu, saya tunggu di Pengadilan Agama. Saya akan memberikan sedekah di hadapan hakim Agama.” Katanya tenang. “ jam berapa Bapak ada waktu? “ lanjutnya.
“ya in Shaa Allah besok saja saya lihat ya pak “ jawab saya. Berharap orang itu cepat berlalu. Karena saya harus memimpin sholat isya di masjid.
“Baiklah, Ini nomor telpon rumah saya. Kalau bapak siap , hubungi saya “ katanya.
“Permisi saya pamit dulu. Rumah saya jauh." lanjutnya sambil berdiri dan berlalu.
Baru saya sadar, tamu ini tidak saya tawarkan makan minum.
Setelah usai sholat Isa. Secara tidak sengaja saya melontarkan cerita kedatangan tamu ke rumah kepada pengurus Masjid. Tanggapan mereka sama seperti saya. Orang itu Stress dan tidak perlu dilayani.
Karena besok semua pengurus punya banyak kesibukan, yang tidak mungkin meluangkan waktu untuk datang ke Pengadilan Agama.
Keesokan harinya. salah satu pengurus meminta saya untuk menemaninya ke show room mobil. Dia hendak menebus indent kendaraan yang dipesannya sejak empat bulan lalu.
Karena lokasi showroom tidak begitu jauh dari Kantor Pengadilan Agama maka saya tawarkan kepada teman ini untuk mampir ke Pengadilan.
Dia sedikit sungkan tetapi akhirnya setuju.
Langsung saya menghubungi orang yang akan menyumbang itu melalui cell phone kerumahnya.
Dia langsung menyanggupi untuk datang. Berjanji jam 11 siang sudah sampai di Kantor Pengadilan Agama.
“Baiklah. Tetapi saya tidak mau menunggu terlalu lama di kantor pengadilan itu. Lewat setengah jam Saudara tidak datang, saya akan pulang.“ kata saya tegas. Karena sebenarnya saya masih sangsi pada orang ini.
“Insya Allah “ begitu jawabnya.
Tepat jam 11 saya dan teman sudah datang di pengadilan Agama. Tetapi orang yang akan menyumbang belum juga datang. Lewat lima menit, orang yang akan menyumbang itu datang dengan menumpang angkutan Becak yang masuk langsung ke dalam halaman Pengadilan Agama.
Bajunya sangat sederhana.
Teman saya yang melihat pemandangan itu, langsung tersenyum kecut.
Bagaimana mungkin dia bisa menutup kekurangan pembangunan masjid kita.
“Mungkin kita yang gila. Mau-maunya nungguin dia. Tetapi ya sudahlah, kita lihat saja selanjutnya.," gerutu teman saya kala melihat kedatangan orang itu.
“Assalamu 'alaikum “ sapanya ketika sesampai di dalam menjumpai kami.
“Ya, Bagaimana Pak Amin. Apakah bapak sudah bawa uangnya?“ tanya teman saya langsung kepokok persoalan.
“Ini, uangnya “ katanya sambil memperlihatkan kantong semen di tangannya. "Mari kita menemui petugas untuk membuat akta penyerahan sumbangan ini. Maaf, bukan saya tidak percaya tetapi ini perlu sebagaimama ajaran Al-Quran menyebutkan bahwa segala sesuatunya harus tertulis.“ katanya.
Sambil melangkah kedalam menemui petugas pengadilan.
Tanpa banyak kata, orang ini langsung menyerahkan tumpukan uang di hadapan petugas pengadilan.
Petugas itu menghitung.
Jumlahnya Rp 500 juta.!
Petugas itu kemudian menyerahkan formulir untuk kami isi. Kemudian setelah tandatangani formulir itu, maka uangpun pindah ke tangan kami.
“Pak, Cukuplah Bapak-Bapak sebagai panitia dan Pak Hakim yang mengetahuinya. Saya menyumbang karena Allah.” katanya ketika akan pamit berlalu.
Melihat situasi yang diluar dugaan kami maka timbul rasa malu dan rendah di hadapan orang ini.Ternyata dia yang kami nilai stress/gila, menunjukan kemuliaannya.
Sementara kami dari awal meremehkan dan memandang sebelah mata padanya.
Maaf, mengapa bapak ikhlas menyumbang uang sebanyak ini. Sementara saya lihat bapak, maaf terlihat sangat sederhana. Mobilpun bapak tidak punya. “ tanya teman saya dengan keheranan.
"Saya merasa sangat kaya. Karena Allah memberikan saya qalbu yang dapat memahami ayat-ayat Al quran. Cobalah Saudara bayangkan. Bila uang itu saya belikan kendaraan mewah, maka manfaatnya hanya seusia kendaraan itu. Bila saya membangun rumah megah maka nikmatnya hanya untuk dipandang.
Tetapi bila saya gunakan harta untuk saya sedekahkan di jalan Allah demi kepentingan ummat, maka manfaatnya tidak akan pernah habis. “ Demikian jawabnya dengan sangat sederhana tetapi begitu menyentuh.
“Apa pekerjaan Bapak “ tanya teman saya.
“saya petani Kopi. Alhamdulillah dari hasil kebun kopi, lima anak saya semua sudah menjadi sarjana dan sekarang mereka sukses dan hidup sejahtera. Kelimanya sudah berkeluarga. Alhamdulillah, semua anak dan menantu saya sudah menunaikan haji.”
“Bapak memang sangat beruntung. Apa resepnya hingga bapak dapat mendidik anak yang sholeh” tanya saya.
"Resepnya adalah dekatlah kepada Allah. Cintailah Allah. Cintailah semua yang diamanahkannya kepada kita. Dan berkorbanlah untuk itu. Bukankah anak, istri, lingkungan dan syiar agama adalah amanah Allah kepada kita semua. Bila kita sudah mencintai Allah dengan hati, dan dibuktikan dengan perbuatan maka selanjutnya hidup kita akan dijamin oleh Allah. Apakah ada yang paling bernilai didunia ini dibanding kecintaan Allah kepada kita. “
Dia pamit dan berlalu dengan menumpang becak.
Sementara saya dan teman saya tercekat dan tak mampu berkata-kata.
Kami tak berani mendahului becak yang ditumpanginya. Toyota Kijang keluaran terbaru yang baru saya beli bulan lalu serasa tak mampu melewati becak itu.
Saya malu. Malu dengan kerendahan diri saya di hadapan orang yang tawadhu namun ikhlas berjuang karena Allah. Mungkin penghasilan saya lebih besar darinya. Tetapi belum bisa seikhlas dia. Saya menjadi merasa tak pantas menyebut diri ini mencintai Allah."
Semoga bermanfaat
Mohon dengan sangat untuk di share ke saudara kita yang Muslim
from : sahabat jannahku yang selalu mengingatkan diriku dalam kebaikan
السلام عليكم ورحمة الله
وبركاته
Wassalamu'Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
#TantanganGurusiana
#TantanganSehariSatuTulisan
TanGur R5H-006 03022021
HomeSchoolMemories
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar