Menutup Mata Part I (1)
Kurang lebih delapan tahun yang lalu. Kabar pilu itu terdengar lagi ditelinga ku. Ini adalah berita kesekian kali bahwa ayahku di kabarkan masuk rumah sakit. Ya, ayah memang sering keluar masuk rumah sakit, dikarenakan penyakit asma dan paru-paru yang dideritanya. Sebelum menderita sakit ayahku adalah seorang pecandu rokok, Kurang lebih delapan tahun yang lalu. Kabar pilu itu terdengar lagi ditelinga ku.
Ini adalah berita kesekian kali bahwa ayahku di kabarkan masuk rumah sakit. Ya, ayah memang sering keluar masuk rumah sakit, dikarenakan penyakit asma dan paru-paru yang dideritanya. Sebelum menderita sakit ayahku adalah seorang pecandu rokok. Setiap hari ayah menghabiskan satu sampai beberapa bungkus. Ibu ku sering mengingatkan ayah ubtuk tidak merokok lagi, namun sia-sia karna ayah memang benar-benar sudah candu. Ayah berhenti merokok setelah sakit yangg dideritanya.
Tak lama setelah mendengar kabar menyedihkan itu, aku langsung bersiap-siap kerumah sakit untuk menjenguk ayahku. Sekolahku dengan rumah sakit sedikit jauh, sehingga aku harus naik kendaraan sekitar 20 menit. Aku pun sampai dirumah sakit, kudapati ibu sedang menangis merawat ayah yang tak sadarkan diri, kulihat dada ayah sangat sesak, aku tak mampu menahan air mataku menyaksikan kondisi ayah dengan selang oksigenya.
Esok harinya, ayahku sadarkan diri, dengan sesaknya beliau mengatakan sesuatu tapi hanya beberapa yang bisa kami tangkap, beliau menanyakan kakakku yang jauh dirantau, ya, kakak ku yang paling besar, dia dibawa suaminya ke negeri sabang, hanya kakakku ini yang tidak ada dirumah sakit menjenguk ayah, dikarenakan jauh. Karena masih sesak ayah kami sarankan untuk istirahat dan tidak banyak bicara. Beberapa saat kemudian ayah tertidur, dan tak lama kemudian nafas ayah bertambah sesak, mata ayah terbuka seakan mengatakan sesuatu. Tapi kami tidak tau apa yang ayah mau, kami hanya bisa menangis.
Hari ini, kondisi ayah makin parah, ayah tak bisa lagi memakan makanan lewat mulutnya, dan mengharuskan makan lewat hidung, selang untuk makan dipasang oleh perawat rumah sakit, aku, abang dan kakakku tidak sanggup melihatnya, akan tetapi ibuku tetap kuat menghadapi kondisi ayah yang semakin memburuk. Ibu selalu berusaha menguatkan kami, meyakinkan kami bahwa ayahku akan kembali sehat.
Tiga hari berlalu, Alhamdulillah hari ini aku merasa senang, ayahku tampak lebih tenang dari hari sebelumnya, nafasnya masih sesak, akan tetapi sudah banyak tanda-tanda bahwa ayahku akan kembali sehat. Aku sangat yakin bahwa ayahku akan kembali sehat, walaupun masih belum ada terdengar oleh ku suara ayah, karena nafas ayah masih sesak. Hari ini adalah hari dimana aku harus mendaftar ulang disekolah baru, ya, aku baru saja lulus tes penerimaan siswa baru di salah satu Madrasah Aliyah Negeri di tempatku....
Tunggu kelanjutanya dipart berikutnya ya....😊
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar