PROSES DAN TUJUAN HARUS SAMA-SAMA BAIK
Tagur 7
Nabi SAW bersabda:
“Orang yang mengumpulkan harta dari sesuatu yang tidak dihalalkan oleh Allah, kemudian disedekahkannya, maka Allah tidak akan memberi sedikitpun pahala, justru dia mendapatkan dosa dari perbuatan tersebut”.
Hal ini senada dengan hadits Nabi SAW.“Siapa memperoleh harta dengan cara dosa, lalu ia menggunakannya untuk menjalin silaturrahmi, bersedekah, atau kepentingan di jalan Allah, niscaya Dia akan menghimpun semua hartanya itu lalu melemparkannya ke dalam neraka” (H.R. Abu Dawud)
Dalam hadits lain Nabi bersabda:
“Sesungguhnya Allah itu baik, telah memberikan kita orang beriman dengan yang baik, wahai sekalian rasul, makanlah olehmu sesuatu yang baik mendapatkannya sesungguhNya Aku mengetahui apapun yang kamu kerjakan”
Dari beberapa hadits di atas, maka dapat diambil kaidah fiqhiyah bagaimana kita mencapai tujuan yang baik dengan proses yang baik.
Bunyi kaidah tersebut adalah:
“Anniyatul hasanah Laa tubarriru almakshiyah (niat yang baik yang akan kita lakukan, mempunyai pahala niat itu tidak boleh dicemari melalui proses yang diharamkan Allah SWT”
Maksudnya, sebuah niat yang baik haruslah jalan yang baik pula dilakukan.
Jadi, walaupun kita ingin bersedekah tapi sumbernya dari uang yang tidak halal, maka itu akan sia-sia karena prosesnya salah.
Sabda Nabi SAW:
” أَلا وإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وإذَا فَسَدَت فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلا وَهيَ القَلْبُ.“ رواه البخاري ومسلم
“Ketahuilah bahwa dalam jasad manusia ada segumpal daging, jika baik maka baiklah seluruh anggota dan jika maka rusaklah seluruh anggota, ketahuilah itulah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menjelaskan bahwa“Dalam diri kita ada segumpal daging, jika betul niatnya maka seluruh anggota tubuh akan melakukan yang baik-baik. Namun jika hati tadi tidak baik, maka sekuruh anggota tubuh akan buruk sangka”. Jadi antara proses dengan niat haruslah baik.
Sangat salah jika ada anggapan “untuk apa kita berhijab, jika mulut kita masih sering menyakiti orang lain”. ini anggapan yang salah. Berhijab sudah jelas merupakan perintah Allah SWT. Dan menjaga mulut agar tidak menyakiti orang lain juga perintah Allah SWT. Namun 2 perintahl ini
Atau mungkin anggapan berobat ke dukun “kenapa harus diharamkan,karena kan ujungnya sehat juga?”. Apa bedanya berobat dengan dokter?.
Proses dan tujuan harus sama-sama syar’i sesuai dengan perintah Allah SWT. Berobat ke dokter prosesnya sesuai dengan ajaran Islam, misalnya pakai alat ronsen kemudian minum obat-obatan yang sesuai dengan penelitian para ahli. Sedangkan berobat ke dukun media ronsen yang digunakan seperti telur ayam ataupun ayam itu sendiri. Tentu proses ini tidak sesuai dengan ajaran Islam, karena tanpa bantuan syetan, mana bisa sang dukun melihat penyakit pasiennya melalui telur?.
Jadi walaupun tujuan benar yaitu ingin sehat namun prosesnya salah, karena media yang dipakai tidak sesuai dengan ajaran Islam. Marilah kita berusaha untuk menyamakan proses dan tujuan yang baik, agar hasilnya baik dan diridhai Allah SWT.
Sijunjung, 01 Pebruarai 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
selalu dengan niat yg baik... keren