Kemarin aku bagaikan prajurit yang siap ke medan peran tapi saat jariku tak bisa mengetik apa-apa disitulah aku merasa tak berarti. Begitu sulitnya aku konsentrasi, ahhhh diriku rasanya aku ingin membencimu kala seperti ini. Begitu gampangnya memotivasi orang lain tapi menenangkan dan menaklukkan diriku sendiri, menaklukkan egoku, menyingkirkan gelisah yang mengepungku aku tak bisa.

Aku tahu diriku juga butuh istrahat tapi malam dan malam berlalu bukan lagi istrahat tapi memprogram kemalasan. Aku berubah jadi prajurit kalah dengan lemah kepalaku menggeleng, mulutku berbisik lirih dua malam berlalu tampa arti.

Aku takut semua berakhir tampa makna, tanpa warna. Siangku merayap pergi, malamku terbawa pekat malam meski kembali namun bukan lagi yang kemarin. Hanyalah menulis yang menyita pikiranku, ideku selancar putaran kipas angin yang menemaniku tapi aku harus sadar ada yang lebih penting dan mendesak yang harus kuselesaikan dari pada passion yang menguasaiku. Banyaknya beban dipikiranku yang tak bisa kubagi memperburuk keadaanku. Aku hanyalah kapasitas mobil pete-pete harus membawa muaatan mobil Pipos atau Haji Beddu Solo yang telah tamat riwayatnya. Ahhh betapa terseok-seoknya aku.

Hati dan logikaku tak sejalan dan akibatnya laptop kupandangi ibarat nasi basi. Jangamkan kalimat yang kurangkai kata penghubung pun tak kutemukan. Hmmm diriku kamu tahu banyak hal yang terjadi tidak sesuai inginmu, nelangsa.....Diruku berdamailah dan tidurlah.

Jln. Ir. H. Juanda Pinrang 30/05/2018