Haifa Nadwatul Umah Nidaturramdani

Guru IPA SMP Negeri 131 Jakarta...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENUNGGU KEENAN TantanganGurusiana Hari ke-28

MENUNGGU KEENAN TantanganGurusiana Hari ke-28

KEPERGIAN

Sudah 2 bulan aku mengenakan seragam putih abu. Pasca lulus dari MTs Al-Ishlah, guru-guru menganjurkan aku untuk melanjutkan di MA Al-Ishlah juga, bahkan pihak Yayasan menawariku beasiswa. Beberapa teman ada yang melanjutkan belajar di sekolah negeri. Aku cukup tertarik untuk bisa sekolah di SMAN 2 Cirebon, tetapi saat itu aku terkendala sistem zonasi karena aku masuk dalam kartu keluarga orang tuaku yang beralamat di luar kota Cirebon, Majalengka. Menurut ibuku, mengurusnya akan sedikit sulit karena SMAN 2 Cirebon akan mendahulukan warga kota Cirebon. Nilaiku cukup bagus saat MTs, tetapi tetap saja membutuhkan persyaratan yang lebih banyak, selain itu, sekolahku adalah sekolah swasta yang bukan termasuk sekolah favorit. Sejujurnya, aku ingin sekali masuk sekolah berasrama yang modern atau pesantren modern, tetapi orang tuaku tidak mempunyai cukup uang dan harus menyekolahkan keempat adikku. Aku juga tidak mau masuk sekolah negeri di sekitar rumah karena kualitasnya tidak lebih baik dari sekolahku yang dulu.

Hani bernasib sama denganku, ia juga berdomisili di kabupaten Cirebon, bukan kota Cirebon. Di tengah-tengah kebingungan tentang sekolah, Pak Utsman memanggilku dan Hani. Beliau menyarankan kami untuk sekolah di SMA Islam Tarbiyatul Banin, yayasan beliau. Aku mengetahui reputasi yang kurang baik mengenai SMA ITB, siswa di sana sering melakukan tawuran, bolos sekolah, dan kenakalan lainnya. Pak Utsman menjelaskan bahwa beliau akan membuka kelas khusus yang terpisah dengan murid-murid lainnya. Kelasnya berada di asrama, hanya berisi 10 orang. Pelajarannya sedikit berbeda, ada yang ditambah dan ada yang dikurangi. Jam pelajaran hingga pukul 17.00, sedangkan di sekolah yang sesungguhnya hanya sampai pukul 13.30. Aku dan Hani cukup tertarik, karena kami berdua memang berkomitmen pada masa SMA ini digunakan untuk belajar, sudah cukup pengalaman ekskul saat MTs. Kami ingin fokus mempelajari ilmu agama dan ilmu umum. Hani adalah kutu buku yang hobi sekali belajar. Ia menantang dirinya sendiri untuk aktif di organisasi dan itu sudah ia lakukan saat MTs dengan menjadi ketua PMR. Aku dan Hani memiliki pandangan dan visi yang luamayan sama, hal itu juga yang melanggengkan persahabatan kami hingga saat ini. Kami selalu bersama, hingga teman-temang menjuluki kami 1 paket, ada Haura pasti ada Hani, ada Hani pasti ada Haura.

Di saat yang sama, aku mengetahui Keenan sedang bersiap-siap pergi ke Yogyakarta untuk melanjutkan sekolah, mengejar mimpi dan cita-citanya. Jelas aku bersedih harus berpisah dengannya. Banyak momen dan petualangan yang telah dilalui bersama. Aku dan Hani menyempatkan diri menemui Keenan sebelum ia berangkat dan mengucapkan selamat tinggal.

“Hati-hati ya jadi gelap, di sana katanya panas banget.” Aku memulai pembicaraan.

“Iya, jangan lupain kita ya terutama kosakata Bahasa Inggris yang hampir tiap hari aku ajarin. Inget itu, pasti berguna, di sana katanya banyak bule” Hani berbicara sambil membetulkan kacamata tebalnya.

“Iya tenang aja, pas aku pulang ke sini aku bakal butuh cahaya karena udah jadi gelap. Siap-siap aja kalian jadi lampu senter hahaha. Tenang aja aku ga akan sampe lupa ingatan kok.” Keenan menimpali percakapan kami.

Percakapan di antara kami aneh dan selalu absurd. Kami berpamitan dan Keenan berangkat menuju stasiun diantar oleh keluarganya. Mataku mulai berkaca-kaca dan hatiku hancur. Seandainya saja aku bisa ikut bersama Keenan, aku tentu tidak akan merasakan hal yang menyakitkan seperti ini. Apakah ia tahu apa yang aku rasakan saat ini? Aku yakin Keenan tidak mengetahuinya dan tidak akan peduli. Cita-citanya lebih penting dari segalanya. Selain perasaan sedih karena ditinggal olehnya, ada juga perasaan tenang tat kala melihat matanya yang menyala dan bersemangat menggapai mimpi. Apapun itu, aku selalu berharap yang terbaik untuknya. Itulah yang terpenting dibandingkan perasaanku yang egois dan semena-mena. Semoga Keenan bahagia.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post