Kemajuan teknologi di era milenium saat ini nyatanya sangat mempengaruhi tatanan kehidupan masyarakat, baik dalam sektor ekonomi, sosial, kesehatan, budaya dan pendidikan. Orang-orang pun semakin memanfaatkannya agar tidak dianggap ketinggalan jaman. Tak bisa dimungkiri, berbagai produk teknologi sangat membantu dalam aktifitas sehari-hari masyarakat.

Pemerintah Indonesia dalam berbagai kesempatan selalu menekankan agar masyarakat turut memanfaatkan kemajuan digital ini. Jokowi dalam sidang bersama DPD dan DPR (Bapaputra: 2018) pernah menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka HUT ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia bahwa Indonesia harus mampu untuk bersaing dan menjadi salah satu negara digital di tahun 2020. Presiden mengingatkan bahwa Indonesia harus lebih maju dari sekarang dengan mentransformasikan unsur-unsur digital dalam aktifitasnya. Di momen tersebut, Jokowi menyebutkan contoh konkret pemanfaatan produk digital seperti belanja online (e-commerce), transportasi online, sharing economy, dan berbagai pilihann gaya hidup generasi milenial.

Sektor pendidikan pun sudah mulai berbenah dengan melakukan berbagai terobosan dalam pemanfaatan alat-alat teknologi dan komunikasi guna dalam prosesKegiatan Belajar Mengajar (KBM), perancangan pembelajaran, evaluasi hingga pada penginputan hasil beajar siswa. Dalam rangka pemenuhan kualitas pendidikan tersebut pemerintah terus menghadirkan terobosan-terobosan inovatif, salah satunya implementasi e-rapor di sekolah.

Perlu diketahui, E-rapor atau rapor berbasis elektronikmerupakan perangkat lunak berbasis web yang berfungsi untuk menyusun laporan capaian kompetensi peserta didik oleh tingkat satuan pendidikan. aplikasi e-rapor tersebut ditujukan untuk pengolahan nilai pengetahuan, nilai keterampilan, nilai sikap yang telah dilakukan oleh guru sehingga terbentuk nilai akhir beserta deskripsinya secara otomatisasi sesuai dengan perolehan siswa pada setiap kompetensi dasar yang dinilai, setelah wali kelas menginput nilai ekstrakurikuler, absensi siswa, perstasi, deskripsi sikap, serta catatan wali kelas maka e-rapor akan menyusunnya menjadi laporan capaian kompetensi siswa. (Herisman: 2017)

Pengimplementasian e-rapor tentunya sangat memudahkan pihak sekolah dalam membuat dan menyusun hasil pembelajaran siswa secara online. Bukan hanya itu, ada banyak manfaat lain yang bisa dirasakan yaknihasil penilaian yang meliputi kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan langsung terkoneksi pada pusat, penyimpanan aman yang dapat diakses kapan saja serta menekan pengeluaran sekolah perihal pembiayaan kertas untuk hard copy rapor.

Tidak tanggung-tanggung, pemerintah juga menyediakan buku panduan bagi pengguna e-rapor. Namun tak dapat dimungkiri, pada impelementasi 2018 banyak guru yang merasa kesulitan saat mengoperasikan aplikasi e-rapor. Alhasil, hal tersebut menyebabkan keterlambatan pembagian rapor di semester ganjil 2018. Data yang dihimpun penulis saat melakukan survei di 5 sekolah/madrasah di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Banyak guru menganggap sosialisasi e-rapor sangat mendadak dan dinilai terlalu terburu-buru dalam penerapannya. Aplikasinya pun tergolong rumit dan terlalu banyak kolom-kolom yang harus diisi guru.

Banyaknya kaum guru yang belum melek teknologi menjadi masalah paling utama saat pemanfaatan aplikasi e-rapor terutama saat melakukan penginputan hasil belajar peserta didik. Mereka masih belum mampu mengoperasikan perangkat-perangkat dalam komputer atau laptop terutama guru-guru yang lahir sebelum tahun 1980-an. Ketersediaan sarana dan prasarana seperti komputer atau laptop milik sekolah juga masih sangat minim. Fakta di lapangan juga menunjukkan bahwa masih ada sekolah yang belum mendapatkan sosialisasi implementasi e-rapor. Sehingga banyak guru meminta bantuan pada operator sekolah dalam penginputan yang berujung keterlambatan pembagian rapor siswa.

Implementasi e-rapor memang sudah tepat untuk dilaksanakan karena sesuai dengan kemajuan jaman saat ini. Sistem konvensional yang selama ini masih dijalankan sekolah akan memperlambat tingkat kemajuan sekolah tersebut. Akan tetapi, harus disadari bersama bahwa sumber daya manusia (SDM) di lingkungan pendidikan pun harus terus dibehani. Sosialisasi dan pelatihan penggunakaan e-rapor tentu menjadi urgen untuk dilakukan di sekolah-sekolah.

Pihak sekolah perlu secara inisiatif melakukan pelatihan IT secara reguler dan komprehensif kepada para guru. Pemerintah juga diharapkan mampu menyeimbangkan antara implementasi program dengan kesiapan sekolah dalam menerapkannya. Sinergitas pemerintah khususnya dinas pendidikan dengan sekolah harus terus ditingkatkan agar proses kemajuan pelaksanaan aktivitas di lingkungan pendidikan sesuai dengan yang ditargetkan.

Problematika di sektor pendidikan memang sangat kompleks. Implementasi e-rapor hanya satu dari banyaknya program pemerintah untuk memajukan sistem pendidikan di Indonesia. Akan tetapi pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, dibutuhkan kesadaran diri dari semua pihak yang terlibat di dalamnya. Amanat UUD 1945 yang menegaskan bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tugas seluruh masyarakat.

Semoga dengan implementasi e-rapor ini memberikan kemudahan bagi pihak sekolah dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dengan begitu, sekolah bisa berfokus kepada target-target lain yang lebih esensial, seperti penerapan pendidikan karakter bagi para peserta didik. Sebab, pendidikan karakter menjadi sebuah kebutuhan dan urgen untuk diterapkan guna membentuk karakter anak agar siap menyongsong masa depan dengan berbagai tantangannya.