Playing Jailangkung 2
oleh HALIFAH
# Tantangan hari ke 205
Habis maghrib kami berkumpul, Joko membawa boneka dari batok kelapa. Tangan boneka ada 3, kanan kiri dan di depan. Bagian depan diberi kapur untuk menulis di papan tulis. Yati kebagian membawa papan tulis kecil, sedangkan Evi membawa hio ( dupa untuk beribadah orang Tionghoa) dan Didik membawa tikar.
Rupanya persiapan sudah matang, tikar sudah digelar, hio dibakar, aku duduk di tengah sambil memegang boneka jailangkung. Konon jika memanggil jailangkung tempatnya harus di pinggir jalan. Yang memegang boneka syaratnya harus anak yang suci ( katanya ). Kami memanggil bersama-sama dengan mantera yang sudah kami hafalkan.
“ Jailangkung…jailangkung datanglah…di sini ada pesta…datang tak dijemput…pulang tak diantar…jailangkung…jailangkung datanglah… di sini ada pesta…datang tak dijemput pulang tak diantar !” begitulah kami ucapkan berlang- ulang. Tanganku sampai kesemutan memegang bonek itu, Tiba-tiba boneka yang aku pegang terasa berat, untung aku tidak jatuh terjengkang.
“ Tolong …aduh berat bonekanya!” jeritku
“ Waduh… jailangkungnya datang!” teriak Joko dan Didik bersamaan
“ Ayo Ina, sekarang giliran kamu tanya ke jailangkung!” ucap Joko sambil menunjukkan kertas berisi daftar pertanyaan untuk jailangkung. Aku membetulkan posisi duduk, dadaku berdegup kencang karena tegang. Aku mulai membaca kertas yang dipegang Joko.
“ Siapa yang datang?”
Tangan depan jailangkung bergerak menulis nama di papan : DEBI BALON
“ Matinya kenapa?”
MATI BUNUH DIRI
“ Bunuh diri kenapa?”
LONCAT DARI MOBIL
“ Sekarang tinggal di mana?”
POHON SAWO BELAKANG SEKOLAH
“ Coba sebutkan namaku!”
INA
Begitulah, setiap pertanyaan dijawab dengan benar oleh arwah yang masuk dalam boneka jailangkung.
“ Terima kasih, sekarang boleh pergi!” ucapku, seketika boneka menjadi ringan kembali.
Ternyata ada keasyikan sendiri saat berhasil mendatangkan arwah gentayangan. Kami tertawa puas, rasanya ketagihan untuk bermain lagi.
“ Ayo, kapan main jailangkung lagi?” tantangku pada mereka.
“ Cieee pertamanya takut, sekarang malah ketagihan,” Joko mengejekku
( Bersambung )
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow....seram seram sejuk.
Keren bu... Sudah mulai seru dan asyik. Terus semangat, semoga tetap sehat. Salam literasi.
Serem tapi penasaran bun..
Selalu keren dengan kisah yang membuat penasaran dan ketagihan membacanya... Mantap ibu cantik... Salam santun
Wah ketagihan main jailangkung.
ceritanya serem , bu can tapi penasarannya kelanjutan..
Aduh kenapa harus ketagihan main jailangkung???
Sereem Bu
Wow cerita menarik. Salam literasi.
Wow. Ketagihan .Keren
Kalau dijadikan sebagai tim penegak hukum bisa gak ?
Waoooo...selalu asyik dan sremmmmm,sukses bunda
Hiiii,.....ntar malah jadi hoby main jailangkungbtuh anak2