H. Ali Hasan Lubis, S.Pd.

Pensiunan PNS Pemko Tebing Tinggi Sumatera Utara....

Selengkapnya
Navigasi Web
Fenomena Penumpang KRL

Fenomena Penumpang KRL

Kereta Commuter Indonesia atau lebih populer disebut Kereta Rel Listrik (KRL) begitu setia setiap harinya mengantar penumpang dari stasiun ke stasiun yang ada di Jabodetabek. Alat transportasi ini sudah mejadi pilihan utama masyarakat, tiket yang terjangkau membuatnya sangat diminati dan terbukti, KRL selalu dipadati penumpang. Peron terlihat ramai, penuh sesak dengan penumpang. Begitu kereta tiba dan pintu terbuka, penumpang langsung menyerbu, masuk berdesakan dan berebutan, ada yang mendapat tempat duduk dan selebihnya berdiri memegang gantungan. Akupun larut tenggelam dalam suasana kepadatan penumpang, tak bisa berkata apa-apa, tapi bisa menangkap sebuah fenomena unik. Fenomena khas kaum urban, mungkin? Penumpang-penumpang yang mendapat tempat duduk ini ada yang asyik mendengar lagu-lagu dari smartphone di genggamannya, menyumbat telinganya dengan earphone, seolah-olah ia tidak ambil pusing siapa yang berdiri di depan maupun di sampingnya, mau muda, tua (lansia), balita, ibu hamil, disabilitas atau yang lainnya. Adapula yang menutup hidung maupun mulut dengan masker, menyandarkan kepalanya, terlihat ia seolah-olah begitu lelap dan kecapean dan tidak mau melihat lagi siapa yang disekelilingnya. Begitu juga yang duduk memakai jaket sweater dan menutup kepalanya sambil memeluk tasnya, ia tidak memperdulikan lagi yang berada didepannya. Tentu ini bukanlah berburuk sangka, hanya melihat fenomena dalam KRL. Ya, sebagian besar penumpang yang duduk itu, usianya tergolong muda, mereka masih kekar dan sehat. Seolah-olah mereka tidak peduli, padahal di depannya ada yang berdiri yang seharusnya diutamakan untuk duduk. Apakah mereka tidak mendengar himbauan dari pihak kereta agar mengutamakan yang duduk adalah lansia, ibu hamil dan sebagainya? Mereka mulai tergerak menyerahkan tempat dudukanya ketika akan turun ke stasiun yang ditujunya. Namun, masih banyak yang sadar dan punya hati nurani, langsung menyerahkan tempat duduknya kepada pihak yang lebih pantas. Alhamdulilah ada juga yang baik hati, begitu bisikan dalam hatiku. Orang yang menggantikan tempat duduknya berucap "terima kasih ya nak". Pemandangan ini sudah menjadi keseharian, terutama di jam sibuk, saat pagi maupun di sore hari. Begitulah pemandangan unik yang kutangkap. Bersikap peduliah pada sesama karena itu tak akan merugikan. Sedekah bukan hanya perkara harta berupa uang misalnya. Memberikan 'kepemilikan' tempat duduk pada orang yang membutuhkan pun bisa menjadi sedekah, meraih pahala. Ya semoga semakin banyak orang yang sadar dan mau sedekah 'tempat duduk' di kereta.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post