halimah eli21

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Baju Adat di TNGP 2022

Baju Adat di TNGP 2022

Sebelum perhelatan TNGP 2022 diadakan, para pantia telah memberikan informasi bahwa di H2 acara, para peserta diharapkan memakai pakaian adat masing-masing. Sebuah intruksi yang sangat sangat epik saya pikir. Agar terasa ethnic vibe nya.

Nah, kafilah Cilegon yang keenamnya emak-emak, sibuk membahas masalah ini. Biasalah, ya. Namanya juga emak. Selaku heboh kalau sudah berurusan dengan masalah kostum.

Setelah melalui perdebatan yang cukup alot (mungkin sama alotnya dengan sidang anggota DPR saat bersidang), akhirnya ditetapkanlah menggunakan batik nuansa merah, kerudung maroon dengan syal atau ikat kepala batik Baduy.

Hari H pun tiba. Setelah perjalanan kurang lebih 2 jam, kami sampai di JCC. Sempat salah lokasi karena kami masul ke hall B. Sedangkan acafa TNGP di hall A. Setelah diarahkan oleh petugas, kami pun tiba di hall B.

Acara di H 1 berjalan dengan baik. Meskipun tidak sempurna. Wajar dong. Keseruan H I akan saya ceritakan di lain hari. Biarlah melompat-lompat juga ya.

Singkat cerita H2 pun tiba. Pagi hari pukul 07.00 kami meninggalkan hotel untuk menuju lokasi di Kemendikbudristek. Emak-emak saba kota pun beraksi. Kain batik Baduy sudah kami kenakan. Ada yang menggunakan syal di leher, sementara saya dan Bun Maryati menggunakan ikat kepala. Weisshhh, seperti jawara beneran.

Beruntung sekali putra Bu Maemunah, salah satu kawan kami, mau memandu emak-emak rempong ini. Kami menuju halte untuk naik MRT.

What?

Ya, MRT. Belum naik pun kami sudah heboh. Duh, emak nih ya. Bisa naik MRT saja, luar biasa happy nya. Melebihi dapat diakon di mall.

Singkat cerita, kami turun di stasiun apa itu ya. Saya juga lupa. Ok, tidak masalah. Nanti saya akan cati tahu. Tulisan tentang keseruan naik MRT, nanti akan saya ceritakan juga. Harap sabar ya. Banyak yang di pre memori hari ini.

Sampai di depan gedung kemendikbudristek, kami pun sibuk berpose. Biar lebih afdol katanya. Ok, cekrek sana cekrek sini. Pose satu berganti pose lainnya.

Beres berfoto kami pun masuk ke gedung A lantai 3. Di sana baru beberapa kafilah peserta yang hadir.

Wah, beruntungnya kami karena panggung masih kosong. Aksi cekrek cekrek pun pindah tempat. Orangnya sih itu itu juga. Biarkanlah!

Kami befoto solo, bersama kafilah Cilegon, lalu bersama juga kawan-kawan dari Rangkas. Alhamdulillah, mereka pun memgenakan batik Baduy. Dua orang ibu dan dua orang bapak guru. Kami pun berfoto di panggung, meskipun tanpa banner.

Setelah puas foto, kami kembali ke kursi masing-masing. Sambil menunggu acara, saya mengamati peserta lain.

Ada ibu dari Bali dengan batik Bali plus ikat pinggang khasnya. Wah, cantik sekali ibu satu ini. Warnya kebayanya cerah sehingga saat difoto akan terlihat sangat eye catching.

Naik pula kawan-kawan dari Padang Pariaman. Wah, mereka memakai kebaya warna lilac. Amat cantik seragam mereka. Lengkap dengan selendangnya.

Ada juga kawan-kawan dari DKI Jakarta. Mereka berkostum kebaya unik Jakartanya. Warna-warna cerah adalah ciri khasnya. Luar biasa istimewa!

Tak ketinggalan, satu peserta anak-anak yang datang dari lampung. Adik ini mengisi acara dengan mendongeng. Penampilannya amat memukau. Baik dari performanya maupun dari tampilan fisiknya.

Dia mengenakan kebaya putih, kain songket berwarna-warni. Ikat pinggang dan juga siger. Siger adalah aksesoris yang dipakai di kepala, terbuat dari bahan tembaga, kuningan, dan bahan lain yang berwarna emas. Wow luar biasa cantik si adik ini. Cerita dan kostumnya sama maksimalnya.

Selesai acara, kawan-kawan dari Padang mendekati saya. Dia bertanya dari mana dan juga bertanya tentang ikat kepala yang saya pakai. Dengan bangga saya katakan bahwa ini ciri khas suku Baduy, suku asli masyarakat Banten.

Rupanya mereka tertarik. Lalu mengajak kami semua berfoto bersama kafilah dari Padang. Alhamdulillah, kami mampu mengenalkan salah satu budaya Banten di ajang nasional ini. Semoga masyarakat dari daerah lain lebih mengenal Banten. Seperti kami juga belajar lebih mengenal budaya daerah lain di Indonesia.

Intinya, semua budaya dan kostum daerah di Indonesia sangat amat cantik dan menawan. Memiliki nilai seni yang amat tinggi dan juga memiliki filosofi yang amat agung.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen reportasenya, Bunda. Salam literasi

15 Nov
Balas

Alhamdulillah.Salam literasi dari bumi Jawara, Banten.

10 Dec
Balas



search

New Post