halimah eli21

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Dzann

Dzann

Elhalima

Fajar berlinang embun. Bunga-bunga kemarau sepertinya segera menghilang. Suratmu baru saja kusambangi, Dik. Huruf-hurufnya masih berserak di atas bale bambu. Menguyupkan dua ujung mata.

Siapa lagi yang akan menghidupkan puisi, jika bukan untai senyummu. Yang berdesakan menjatuhkan sebilah sesak di dada.

Kata menjelma sunyi. Bait sajak mati. Adalah anak dari segala duka yang hakiki.

Kamu begitu keras kepala. Menanak syak wasangka di tungku percaya. Seketika aku menjelma sebongkah sepi. Berbapakkan malam. Beribukan kelam.

Dik, aku mati ditikam dzann-mu.

Cilegon, 71222

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post