Effort Emak Menulis

Selepas Magrib dan beberapa ritualnya, aku mulai duduk (meskipun tidak manis) menghadapi laptop. Baru saja tombol on kupencet, “Ma, bikinin mie goreng, dong. Pake telor didadar, ya!” Si kakak kedua menghampiri.

Kutinggalkan benda tipis yang sudah memancarkan wajahnya itu. Sat set sat set, mie goreng dengan telur dadar pun jadi. Si kakak menyantapnya dengan lahap. Aleman? Hehe, biarlah. Enam hari di kos-an dan sehari di rumah, mungkin dia pengin bermanja-manja dengan emaknya.

Tak tik tak tik, aku tengah membuat resume dari video-nya coach Lutfi. Baru satu paragraph, “Ma, kupasin mangga, ya!” Kali ini paksu yang request.

“Asiap!”

Aku kembali ke kantor abadiku dan sat set sat set. Sepiring mangga tersajdi dengan toping cinta. Wkwkwk, lebay. Segera kuhidangkan pada paksu tercinta.

Kembali ke laptop!

Paragraph dua mulai diketik. Belum sampai kalimat terakhir, “Ma, Zan mau dong dibikinin mie juga. Tapi mie kuah, ya. Telurnya yang satu didadar yang satu masukin ke mie.”

Aku kembali menghampiri kompor dan sat set sat set. Semangkuk mie kuah telur dan telur dadar pun jadi.

“Kayanya enak telor dadarnya, Ma.” Kali ini suara di bontot Akifa.

“Akifa mau?” tanyaku.

“Mau,” jawabnya singkat, “Boleh nggak, nggak pake nasi. Telornya aja?”

“Ya nggak apa-apa.”

Sat set sat set, telur dadar pesanan Akifa pun telah siap untuk disantap.

Kembali ke laptop.

Tak tik tak tik. Alhamdulillah empat paragraph sudah jadi.

“Ma, wedang jahe tadi pagi masih ga?” Suara paksu kembali terdengar.

“Masih. Mau, Pa?”

“Boleh, dong.”

Jetrek! Kompor kembali dinyalakan. Wedang jahe pun kembali dipanaskan. Beberap menit sudah mendidih. Aku menuangkan dua gelas. Satu untuk paksu, satu lagi untukku.

Alhamdulillah, semua sudah dapat request-an nya masing-masing. Aku kembali ke laptop dan meneruskan membuat resume.

Subhaanallah, setelah membuat resume, aku bisa membuat tiga tulisan lainnya, MODA TULALIT, MENYAMBUNG TALI KASIH, dan tentu saja tulisan ini EFFORT EMAK MENULIS.

Okeh, cukup tulisan untuk hari ini.

Ya Allah, ada yang tulalit lagi. Satu lagi tulisan yang belum dibuat. Puisi yang harus diposting di tantangan 100 hari memnulis puisi.

Baiklah. Bismillah lagi.

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Semoga tidak memakan waktu lama. Doakan ya teman-teman.