Banyak hal yang diyakini sebuah kewajaran, bahkan sepertinya itu kebenaran. Akan tetapi, ternyata itu kekeliruan yang sungguh fatal dan menyedihkan.

Pernahkah teman kita bercerita tentang bisnis yang baru dirintisnya? Atau aktivitas lain dalam upaya "fantasyiruu fil ardh wabtaghuu min fadhlillaah" Mungkin sering. Dan bagaimana respon kita saat itu?

Senang? Bangga? Apa pun itu sebagai bentuk dukungan mustinya kita memberikan dukungan positif baik moril maupun materil.

Kenapa?

Untuk memulai sebuah bisnis atau sejenisnya memerlukan niat dan keberanian yang luar biasa. Belum lagi kendala dari kanan kiri depan belakang. Persaingan yang terkadang kurang sehat dll dsb.

Lalu dengan ringannya kita berkata, "Diskon ya, kan teman dekat?"

Atau kalimat lain senada dengan itu. Bahkan ada yang memintanya secara free/gratis/ cuma-cuma. Astagfirullah.

Pernahkah kita sejenak berpikir, pantaskah kita mendapat previlege dari dia? Yang notabene baru merintis usaha, belum stabil usahanya, masih mencari jati diri, mencari pasar dan konsumen.

Tegakah kita menjadi beban baru bagi dia. Ibarat orang berjalan di tengah hutan, dia harus waspada melihat ke depan, sambil tangannya mengenyahkan segala onak dan duri yang kemungkinan besar akan berdampak pada usaha yang baru saja dirintis.

Sungguh, sebagai orang yang mengaku diri kawan atau saudara, amat kejam melakukan hal itu. Seharusnya, kita melakukan hal yang sebaliknya. Memberikan harga lebih dari pada orang lain. Jika pun belum mampu, bayarlah seauai harga yang ditawarkan. Jika belum mampu juga, tolaklah dengan bahasa yang baik dan doakan agar bisnis dan usaha yang dijalaninya berjalan baik dan mendapatkan keberkahan.

Kadang kita hanya ikut-ikutan apa yang dilakukan dan diucapkan orang tanpa benar-benar memikirkan makna kata yang kita ucapkan. Semoga sejak saat ini, kita bisa menjadi teman/kawan/ saudara yang memiliki hati yang lebih peka.

Wallaahu a'lam bishshoab