Untuk Emak

Elhalima

Mak,

Pada bening hatimu, aku mengaji cermin hidup. Bahwa arang yang hancur dalam tungku. Melebur bakar genap jiwanya, demi satu hidup baru. Itu aku.

Mak,

Saat seluruh pelataran hidupku mewujud fantasia. Menipu berjuta tugu asa. Runtuh seluruh kerajaan cinta oleh gelombang jemawa.

Aku lumpuh tertimbun duri ambisi. Melepuh tanpa satu jua obat yang ampuh.

Namun, Mak,

Kau bayar tunai seluruh air mata dukaku, dengan agung senyummu. Dan lengkung tatapmu, patahkan jarum-jarum congkak yang kering penuh kerak.

Mak,

Hari-hariku terpaku sesal. Dan hujan di luar jendela seolah menyindir, bahwa aku telah membakar puing-puing kasih sayang yang kau himpun sedari belia.

Tuhan,

Aku ingin pulang.

Cilegon, 31222