UPAYA MENINGKATKAN KARAKTER PEDULI MELALUI KEGIATAN PENGENALAN EMOSI DASAR DENGAN MENGGUNAKAN GAMBAR EMOJI PADA ANAK USIA 4 – 5 TAHUN DI TKIT BUNAYYA 7 ALHIJRAH 2 LAUT DENDANG KECAMATAN PERCUT SEI TUAN DELI SERDANG 2018 /2019
UPAYA MENINGKATKAN KARAKTER PEDULI MELALUI KEGIATAN PENGENALAN EMOSI DASAR DENGAN MENGGUNAKAN GAMBAR EMOJI PADA ANAK USIA 4 – 5 TAHUN DI TKIT BUNAYYA 7 ALHIJRAH 2 LAUT DENDANG KECAMATAN PERCUT SEI TUAN
DELI SERDANG 2018 /2019
Nama : Halimatussakdiah, SPd
No. HP : 081370162147
Alamat email : [email protected]
Bekerja : TKIT Bunayya 7 Al hijrah Deli serdang
ABSTRAK
Bahasan yang diangkat sebagai judul karya tulis ini adalah “Upaya Meningkatkan Karakter Peduli Melalui Kegiatan Pengenalan Emosi Dasar Dengan Menggunakan Gambar Emoji Pada Anak Usia 4 – 5 Tahun Di Tkit Bunayya 7 Alhijrah 2 Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan
Deli Serdang 2018 /2019”
Yang melatar belakangi penulis mengangkat tulisan ini karena mengingat pentingnya Pendidikan emosi yang dimulai dari anak usia dinidalam upaya membangun karakter anak dimasa depan. Pendidikan emosi penting bagi anak dalam mengenal emosinya agar anak dapat mengendalikan emosi yang muncul dalam dirinya. Anak yang berhasil mengelola emosi akan diterima dilingkungan sosialnya. Emosi dasar yang penting dikenalkan pada anak usia dini adalah emosi senag, sedih, marah, Takut. Guru dituntut untuk kreatif dalam mengembangkan media dalam mendukung upaya pengenalan emosi pada anak. Dengan memanfaatkan Media yang dekat dengan anak dan mudah diperoleh guru, salah satunya adalah media gambar emoji.
Berbagai kegiatan dapat dilakukan dengan media gambar emoji yang dapat meningkatkan karakter peduli melalui kegiatan pengenalan emosi dasar. Diantaranya kegiatan memilih gambar sesuai dengan emosi anak, menggambar emosi dan bercerita tentang emosi yang dirasakan anak. Harapannya dengan tulisan ini dapat memberi inspirasi baru bagi guru tk dalam upaya meningkatkan karakter peduli dengan cara mendidik emosi sejak dini melalui pengenalan terhadap emosi dasar pada anak. Anak berkarakter adalah anak yang sudah mampu mengelola emosi sejak dini.
Kata Kunci : Karakter, Emosi, Gambar emoji
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Penguatan pendidikan karakter (PPK)
Perpres nomor 87 tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan pendidikan dibawah tangggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental.
Salah satu tujuan PPK adalah memmbangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas Indonesia tahun 2045 dengan jiwa pancasila dan pendidikan karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan dimasa depan.
PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai nilai Pancasila dalam pendidikan karakter meliputi nilai nilai relegius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Lima karakter utama PPK yang diprioritaskan disekolah yaitu :
1. Relegius yaitu sikap yang mencerminkan keberimanan dan ketaqwaan kepada tuhan yang maha Esa.
2. Integritas yaitu selalu berupaya menjadikan dirinya sebagai orang yang bisa dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Mandiri artinya tidak tergantung pada orang lain dan menggunakan tenaga, pikiran dan waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita cita.
4. Nasionalis berarti menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan kelompok.
5. Gotong royong mencerminkan tindakan menghargai kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama.
Pendidikan anak usia dini memiliki peranan yang besar dalam meletakkan pondasi awal dalam mengembangkan kemampuan sosial emosional baik melalui pembiasaan mau melalui kegiatan bermain yang berlangsung selama anak berada dilingkungan sekolah.
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan anak menuju pada perubahan perubahan tingkah laku terutama perubahan sikap sosial emosional anak agar dapat hidup sebagai makhluk sosial yang baik.
Untuk dapat menjadi makhluk sosial yang baik maka setiap orang layaknya memahami makna emosi yang ada pada dirinya. Tujuan mengenal emosi pada diri adalah agar seseorang dapat mengendalikan emosinya dengan baik. Demikaian pula halnya dengan anak anak usia dini, mereka perlu diberikan pendidikan emosi agar mereka menjadi anak anak yang mandiri dalam mengelola emosi sesuai dengan perkembangan usianya.
2. Pendidikan kecerdasan emosi
a. Pengertian emosi
Adapun pengertian emosi adalah perasaan yang ada dalam diri seseorang dapat berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk. Goleman (2016:3) menyatakan emosi pada dasarnya adalah untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur angsur oleh evolusi. Adapun Fungsi emosi adalah :
1. Merupakan bentuk komunikasi sehingga anak dapat menyatakan segala kebutuhan dan perasaannya kepada orang lain.
2. Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya.
3. Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan.
4. Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi suatu kebiasaan
5. Ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat menghambat atau mengganggu aktifitas motorik dan mental anak.
b. Jenis jenis emosi dasar
Ada 4 jenis jenis Emosi dasar setidaknya yang harus diketahui bagi seorang guru pendidikan anak usia dini.
1. Gembira adalah perasaan senang yang biasanya diekspresikan dengan tersenyum atau tertawa. Perasaan senang dapat menimbulkan sikap percaya diri
2. Marah merupakan perasaan frustasi karena tdk mencapai yang dinginkan atau tidak sesuai dengan keinginan.
3. Takut merupakan bentuk emosi yang menunjukkan adanya bahaya. Yang mana rasa takut akan menuntun untuk bergerak dan bertindak dan erat hubungannya dengan upaya mempertahankan diri.
4. Sedih merupakan perasaan terasing, ditinggalkan, ditolak, atau tidak diperhatikan.
Tampilan emosi merupakan suatu bentuk komunikasi. Melalui mimik wajah dan fisik yang menyertai emosi, anak anak dapat mengkomunikasikan perasaan kepada orang lain dan mengenal berbagai jenis perasaan orang lain.
3. Media
Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar anak didik dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan media dalam pembelajaran sampai pada kesimpulan, bahwa proses dan hasil belajar pada siswa menunjukkan perbedaaan yang signifikan antara pembelajaran tanpa media dengan pembelajaran menggunakan media. Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pembelajaran.
Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam pendidikan anak usia dini semakin penting artinya mengingat perkembangan anak pada saat itu berada pada masa berfikir konkrit. Oleh karena itu salah satu prinsip pendidikan untuk anak usia dini harus berdasarkan realita artinya anak diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata. Dengan demikian dalam pendidikan untuk anak usia dini harus menggunakan sesuatu yang memungkinkan anak dapat belajar secara konkrit. Perinsip tersebut menngisyaratkan perlunya digunakan media sebagai saluran penyampai pendidikan untuk anak usia dini. Seorang guru pada saat menyajikan informasi kepada anak usia dini harus menggunakan media agar informasi tersebut dapat diterima atau diserap anak dengan baik dan pada akhirnya diharapkan perubahan perubahan perilaku berupa kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap, dan ketrampilannya.
Anak secara alamiah akan mencoba untuk mengartikan semua pengalamannya, dan hasil pengalaman belajar yang mudah dimengerti dan diingat, maka itulah yang akan melekat dan akan menimbulkan kesan bagi anak sebagai pengalaman belajar yang akan membangun pengetahuan baru bagi anak.
Pestalozzi mengatakan pendidikan adalah pengaruh dari panca indra dan pengalamannya, potensi yang dimiliki dapat dikembangkan. Oleh karenanya guru harus memiliki strategi untuk menciptakan pembelajaran yang memberikan pengalaman menyenangkan melalui media bermain yang tepat.
Seorang pendidik anak usia dini mempunyai tugas utama sebagai perencana, pelaksana dan pengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran dikelasnya. Seorang guru TK diharuskan merancang tujuan dan strategi pembelajaran, menentukan media yang diperlukan, memilih metode serta melakukan penilaian pembelajarannya. Yang tak kalah pentingnya dalam merancang pembelajaran adalah memilih media yang tepat dan sesuai untuk mencapai tujuan dari indikator yang ingin dicapai oleh anak.
Namun pada kenyataannya banyak guru sebagai pendidik anak usia dini yang sedikit pengalaman dalam penggunaan media pembelajaran. Dan hal ini sering menyebabkan guru mengalami kesulitan dalam menentukan jenis media pembelajaran yang akan digunakan. Para guru terkadang memilih media yang disukainya walaupun tidak relevan dengan kemampuan yang harus dicapai anak. Dan masih banyak juga guru saat ini yang menganggap bahwa peran media dalam proses pembelajaran hanya terbatas sebagai alat bantu semata dan boleh diabaikan manakala media tersebut tidak tersedia disekolah.
Mengingat pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran anak usia dini, mengasumsikan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan media, bahan dan alat belajar cukup besar dananya. Keterbatasan dana terkadang menjadikan proses pembelajaran kurang bermutu lantaran media yang digunakan hanya sebatas yang sudah ada saja. Hal ini menjadikan keterbatasan bagi para pendidik maupun lembaga pendidikan. Karenanya diperlukan pemikiran kreatif dan cerdas agar dapat mensiasati pelaksanaan pendidikan meskipun dengan dana yang tidak besar. Guru perlu mengubah strategi pembelajran agar dapat memaksimalkan media yang ada, dan mampu menggunakan benda benda sekitar untuk dijadikan sebagai media pembelajaran. Lembaga pendidikan dan guru khususnya dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan program pembelajran terutama dalam pengembangan media pembelajaran. Media yang digunakan tidak harus membeli dengan biaya dengan biaya yang besar tetapi bisa memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitar.
Tuhan menciptakan Alam dengan berbagai jenis benda didalamnya, diantaranya adalah jenis batu. Berbagai jenis batu dapat kita lihat serta mudah diperoleh disekitar kita. Batu dapat dipergunakan oleh guru TK sebagai media pembelajaran. Beberapa aspek perkembangan dapat dikembangkan dengan menggunakan media. Dan salah satunya adalah dengan media batu kerikil.
1. Identifikasi Masalah
Berbagai masalah yang ditemukan dalam pembelajaran antara lain:
- Menangis saat ditinggal Orang Tua
- Menangis bila tidak mampu melakukan sesuatu
- Melakukan tindakan Agresif kepada teman
- Merebut mainan teman
- Suka merajuk
- Sering libur sekolah
- Selalu mengadu atau belum mampu menyelesaikan masalah
2. Analisis Masalah
Untuk meningkatkan kecerdasan emosi dan pemahaman anak dalam mengelola emosinya ,maka penulis mencoba melakukan pendekatan pembelajaran dengan mengenalkan emosi dasar pada anak usia dini melaui media gambar emoji. Sehingga media ini diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada serta dapat meningkatkan karakter peduli pada anak .
3. Alternatif Masalah
Dari analisis masalah dapat dilakukan alternatif masalah sebagai berikut:
a. Strategi pembelajaran dalam hal ini strategi yang digunakan menurut (Bredekamp)yang mengemukakan bahwa pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan anak.
b. Pengelolaan kelas harus menarik serta memberi kenyamanan bagi anak
c. Memilih metode yang tepat dengan perkembangan yang ingin dicapai
d. Media yang digunakan mudah didapatkan,menarik dan disukai anak serta harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dalam hal ini menurut peneliti batu adalah media yang mudah untuk diperoleh guru.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah dalam penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut:
“Apakah melalui kegiatan pengenalan emosi dasar dengan menggunakan media gambar emoji dapat meningkatkan karakter peduli pada anak usia 4-5 tahun diTKIT Bunayya 7 Alhijrah?”
C. TUJUAN
a. Untuk meneliti metode yang tepat dalam meningkatkan karakter peduli pada anak usia 4 - 5 tahun
b. Untuk meningkatkan kecerdasan emosi sehingga terbentuknya karakter peduli pada anak TKIT Bunayya 7
BAB II
PEMBAHASAN
Karakter
Karakter adalah watak, sifat, tabiat. sebuah kebiasaan yang terpatri dalam jiwa individu dan sulit untuk hilang. Berkarakter baik berarti mengetahui yang baik, mencintai yang baik dan melakukan yang baik. ( kevin Ryan & Karen E. Bohin)
Pendidikan karakter upaya penanaman nilai nilai karakter yang meliputi pengetahuan, kesadaran, dan kemauan.
Emosi
Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri seseorang berupa perasaan senang atau tidak senang atau perasaan baik atau buruk (Goleman,2016:3)
Ada empat emosi dasar yang dapat dikenalkan pada anak usia dini
1. Senang
2. Sedih
3. Marah
4. Takut
Semua emosi pada dasarnya dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur angsur.
Langkah langkah
1. Menjadi contoh yang baik. Sesorang guru harus bisa menjadi contoh bagi anak dalam proses pembelajaran emosi, dengan mengamati dan meniru hal hal yang dilihat pada diri guru, bagaimana guru mengelola emosi, menangani probleme.
2. Mengajarkan pengenalan emosi. Kemampuan memahami perasaan sendiri membuat orang memiliki kepekaan tinggi dalam pengambilan keputusan. Kepekaan dan perhatian sesorang guru terhadap anak menjadi syarat utama.
3. Tanggapi perasaan anak.
4. Melatih pengendalian diri
5. Melatih pengelolaan emosi
6. Menerapkan disiplin dengan konsep empati
7. Melatih ketrampilan berkomunikasi
8. Mengungkapkan Emosi dengan kata kata
9. Memperbanyak permainan dinamis
10. Marah, sedih, dan cemas bukan hal tabu
A. Media Pembelajaran
Pemanfaatan media pembelajaran yang relevan dapat dapat mengoptimalkan proses pembelajaran. Bagi guru media membantu mengkongkritkan konsep atau gagasan dan membantu memotivasi belajar anak. Bagi anak media membantu anak untuk berbuat. Dengan demikian media dapat membantu tugas guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar yang ditentukan. Agar media pembelajaran dapat dimanfaatkan dengan baik, guru perlu mengetahui kebutuhan pembelajarannya dan permasalahan yang dihadapi terkait materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini media emoji dapat menjadi pendukung kegiatan pendidikan kecerdasan emosi.
Perencanaan media pembelajaran
Perencanaan media pembelajaran dimulai dengan mengadakan identifikasi kebutuhan media disuatu lingkungan anak usia dini. Kebutuhan kebutuhan ini dirumuskan melalui observasi atau pengamatan, wawancara atau diskusi tentang masalah pendidikan khususnya masalah yang berkenaan dengan proses pembelajaran serta penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran anak usia dini.
Berdasarkan identifikasi kebutuhan tersebut guru memperoleh data tentang jenis jenis media pembelajaran yang dibutuhkan untuk program pembelajaran. Data kebutuhan ini dirinci untuk bahan pertimbangan dalam rencana pengadaan media pembelajaran.
Bahan bahan
Boneka tangan emoji
Bahan – bahan
- Kain Planet
- Spidol
- Lem
- Stik es Krem
Langkah2 pembuatan
- Kain Planel digunting berbentuk lingkaran
- Kemudian digunting kain planel yang berwarna hitam untuk bentuk mata dan mulut
- Ditempelkan stik sebagai pegangan.
Bola Emoji
- Bola plastik 1 keranjang
- Spidol
Langkah2 bola emoji
- Bola digambar emoji senang, sedih, merah, takut
- Dikumpulkan bola didalam wadah keranjang.
Beberapa permasalah an yang muncul dan perubahan yang telah terjadi dalam waktu satu semester adalah sebagai berikut :
Jumlah murid kelompok A kelas Ar Rahim 18 siswa.
Permasalahan
Sebelum
Sesudah
- Merebut mainan teman
6 anak
2 anak
- Suka merajuk
3 Anak
Jarang jarang
- Sering libur sekolah
1 Anak
-
- Menangis saat ditinggal Orang Tua
5 Anak
-
- Menangis bila tidak mampu melakukan sesuatu.
2 Anak
-
- Melakukan tindakan Agresif kepada teman, mis.memukul, mencubit dll
3 Anak
Jarang jarang
- Selalu mengadu atau belum mampu menyelesaikan masalah
5 Anak
3 anak
Perencanaan
a. Guru sebagai peneliti mengamati setiap perilaku yang muncul pada anak, kemudian mencatat, membuat anekdot
b. Guru sebagai fasilitator membuat rencana berupa berbagai rencana kegiatan yang akan mengembangkan kecerdasan emosional anak
c. Guru mempersiapkan media untuk mendukung kegiatan pengembangan emosi anak
d. Lakukan tindakan
b. Pelaksanaan
1. Guru menyambut kedatangan anak dengan senyum gembira
2. Guru bertanya tentang perasaan anak hari ini
3. Guru mengamati perilaku yang muncul dan ekspresi yang diperlihatkan anak
4. Guru meminta anak mengambil gambar emoji berdasarkan perasaannya hari ini
5. Guru meminta anak menggambar emosinya dan mengenalkan emosi
6. Guru berdiskusi tentang emosi anak pada hari itu
A. Pengamatan
Dari hasil yang dilakukan oleh guru, maka ditemukan hal hal yang terjadi yaitu:
1. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan dan anak mampu mengenali emosinya
2. Anak sebagian besar dapat memahami 4 emosi dasar sesuai petunjuk ibu guru
3. Ada anak yang memiliki konflik dapat menyelesaikannya sendiri
4. Anak akhirnya memiliki kepedulian terhadap teman
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam hal pengembangan emosional pada anak usia 3-4 dengan berbagai permasalahan, pemecahan masalah, strategi yang digunakan, alternatif pengembangan, dan pembahasan dalam upaya mengembangkan sikap emosional anak usia 4 – 5 tahun melalui media gambar Emoji di TKIT Bunayya 7 dapat ditarik kesimpulan sebagi berikut :
1. Pengembangan sikap emosional melalui gambar emoji dari berbagai media dapat membantu anak dalam mengenali emosi dirinya.
2. Ketika anak sudah dapat mengenali emosinya dengan baik, maka anak dapat mandiri menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa harus setiap saat meminta bantuan ibu guru.
3. Kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah sendiri terkait bagaimana kematangan anak dalam mengenali dan mengelola emosinya.
4. Perkembangan dan kemampuan emosional sangat erat keterkaitannya dengan perkembangan fisik dan mental mereka.
B. Saran
Adapun saran penulis melalui tulisan ini sebagai berikut:
1. Diharapkan guru sebagai pendidik memiliki kemampuan dalam mengenali dan mengarahkan karakter emosi dasar yang muncul pada anak.
2. Guru dapat melatih kebiasaan anak dalam menyelesaikan masalah yang dialami anak dengan mengatakan emosi yang sedang dirasakannya.
3. Dalam mengembangkan sikap emosi dasar pada anak seorang guru harus konsisten menggunakan media dalam hal ini menggunakan gambar emoji dengan berbagi media
4. Diharapkan guru sebagai pendidik diharapkan bisa untuk lebih kreatif dalam mengembangkan media pembelajaran dan tidak terbatas hanya pada media yang sudah tersedia disekolah saja.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah Siti (2011). Perkembangan Dan Konsep Dasar pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
Direktorat Pembinaan Taman Kanak Kanak Dan Sekolah Dasar, 2010, Kurikulum Taman Kanak Kanak, Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional
Masitoh (2008). Strategi pembelajaran Tk, Jakarta Universitas Terbuka.
Nugraha Ali dan Rachmawati (2006). Metode pengembangan sosial emosional. Jakarta: Universitas Terbuka.
Waseso Iksan (2009). Evaluasi pembelajaran Tk Jakarta, Universitas Terbuka.
Daniel Goleman (2016) Emotional Intelligence Jakarta, PT Gramedia
LAMPIRAN
UPAYA MENINGKATKAN KARAKTER PEDULI MELALUI KEGIATAN PENGENALAN EMOSI DASAR DENGAN MENGGUNAKAN GAMBAR EMOJI PADA ANAK USIA 4 – 5 TAHUN DI TKIT BUNAYYA 7 ALHIJRAH 2 LAUT DENDANG KECAMATAN PERCUT SEI TUAN
DELI SERDANG 2018 /2019
Nama : Halimatussakdiah, SPd
No. HP : 081370162147
Alamat email : [email protected]
Bekerja : TKIT Bunayya 7 Al hijrah Deli serdang
ABSTRAK
Bahasan yang diangkat sebagai judul karya tulis ini adalah “Upaya Meningkatkan Karakter Peduli Melalui Kegiatan Pengenalan Emosi Dasar Dengan Menggunakan Gambar Emoji Pada Anak Usia 4 – 5 Tahun Di Tkit Bunayya 7 Alhijrah 2 Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan
Deli Serdang 2018 /2019”
Yang melatar belakangi penulis mengangkat tulisan ini karena mengingat pentingnya Pendidikan emosi yang dimulai dari anak usia dinidalam upaya membangun karakter anak dimasa depan. Pendidikan emosi penting bagi anak dalam mengenal emosinya agar anak dapat mengendalikan emosi yang muncul dalam dirinya. Anak yang berhasil mengelola emosi akan diterima dilingkungan sosialnya. Emosi dasar yang penting dikenalkan pada anak usia dini adalah emosi senag, sedih, marah, Takut. Guru dituntut untuk kreatif dalam mengembangkan media dalam mendukung upaya pengenalan emosi pada anak. Dengan memanfaatkan Media yang dekat dengan anak dan mudah diperoleh guru, salah satunya adalah media gambar emoji.
Berbagai kegiatan dapat dilakukan dengan media gambar emoji yang dapat meningkatkan karakter peduli melalui kegiatan pengenalan emosi dasar. Diantaranya kegiatan memilih gambar sesuai dengan emosi anak, menggambar emosi dan bercerita tentang emosi yang dirasakan anak. Harapannya dengan tulisan ini dapat memberi inspirasi baru bagi guru tk dalam upaya meningkatkan karakter peduli dengan cara mendidik emosi sejak dini melalui pengenalan terhadap emosi dasar pada anak. Anak berkarakter adalah anak yang sudah mampu mengelola emosi sejak dini.
Kata Kunci : Karakter, Emosi, Gambar emoji
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Penguatan pendidikan karakter (PPK)
Perpres nomor 87 tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan pendidikan dibawah tangggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental.
Salah satu tujuan PPK adalah memmbangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas Indonesia tahun 2045 dengan jiwa pancasila dan pendidikan karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan dimasa depan.
PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai nilai Pancasila dalam pendidikan karakter meliputi nilai nilai relegius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Lima karakter utama PPK yang diprioritaskan disekolah yaitu :
1. Relegius yaitu sikap yang mencerminkan keberimanan dan ketaqwaan kepada tuhan yang maha Esa.
2. Integritas yaitu selalu berupaya menjadikan dirinya sebagai orang yang bisa dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Mandiri artinya tidak tergantung pada orang lain dan menggunakan tenaga, pikiran dan waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita cita.
4. Nasionalis berarti menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan kelompok.
5. Gotong royong mencerminkan tindakan menghargai kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama.
Pendidikan anak usia dini memiliki peranan yang besar dalam meletakkan pondasi awal dalam mengembangkan kemampuan sosial emosional baik melalui pembiasaan mau melalui kegiatan bermain yang berlangsung selama anak berada dilingkungan sekolah.
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan anak menuju pada perubahan perubahan tingkah laku terutama perubahan sikap sosial emosional anak agar dapat hidup sebagai makhluk sosial yang baik.
Untuk dapat menjadi makhluk sosial yang baik maka setiap orang layaknya memahami makna emosi yang ada pada dirinya. Tujuan mengenal emosi pada diri adalah agar seseorang dapat mengendalikan emosinya dengan baik. Demikaian pula halnya dengan anak anak usia dini, mereka perlu diberikan pendidikan emosi agar mereka menjadi anak anak yang mandiri dalam mengelola emosi sesuai dengan perkembangan usianya.
2. Pendidikan kecerdasan emosi
a. Pengertian emosi
Adapun pengertian emosi adalah perasaan yang ada dalam diri seseorang dapat berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk. Goleman (2016:3) menyatakan emosi pada dasarnya adalah untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur angsur oleh evolusi. Adapun Fungsi emosi adalah :
1. Merupakan bentuk komunikasi sehingga anak dapat menyatakan segala kebutuhan dan perasaannya kepada orang lain.
2. Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya.
3. Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan.
4. Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi suatu kebiasaan
5. Ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat menghambat atau mengganggu aktifitas motorik dan mental anak.
b. Jenis jenis emosi dasar
Ada 4 jenis jenis Emosi dasar setidaknya yang harus diketahui bagi seorang guru pendidikan anak usia dini.
1. Gembira adalah perasaan senang yang biasanya diekspresikan dengan tersenyum atau tertawa. Perasaan senang dapat menimbulkan sikap percaya diri
2. Marah merupakan perasaan frustasi karena tdk mencapai yang dinginkan atau tidak sesuai dengan keinginan.
3. Takut merupakan bentuk emosi yang menunjukkan adanya bahaya. Yang mana rasa takut akan menuntun untuk bergerak dan bertindak dan erat hubungannya dengan upaya mempertahankan diri.
4. Sedih merupakan perasaan terasing, ditinggalkan, ditolak, atau tidak diperhatikan.
Tampilan emosi merupakan suatu bentuk komunikasi. Melalui mimik wajah dan fisik yang menyertai emosi, anak anak dapat mengkomunikasikan perasaan kepada orang lain dan mengenal berbagai jenis perasaan orang lain.
3. Media
Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar anak didik dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan media dalam pembelajaran sampai pada kesimpulan, bahwa proses dan hasil belajar pada siswa menunjukkan perbedaaan yang signifikan antara pembelajaran tanpa media dengan pembelajaran menggunakan media. Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pembelajaran.
Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam pendidikan anak usia dini semakin penting artinya mengingat perkembangan anak pada saat itu berada pada masa berfikir konkrit. Oleh karena itu salah satu prinsip pendidikan untuk anak usia dini harus berdasarkan realita artinya anak diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata. Dengan demikian dalam pendidikan untuk anak usia dini harus menggunakan sesuatu yang memungkinkan anak dapat belajar secara konkrit. Perinsip tersebut menngisyaratkan perlunya digunakan media sebagai saluran penyampai pendidikan untuk anak usia dini. Seorang guru pada saat menyajikan informasi kepada anak usia dini harus menggunakan media agar informasi tersebut dapat diterima atau diserap anak dengan baik dan pada akhirnya diharapkan perubahan perubahan perilaku berupa kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap, dan ketrampilannya.
Anak secara alamiah akan mencoba untuk mengartikan semua pengalamannya, dan hasil pengalaman belajar yang mudah dimengerti dan diingat, maka itulah yang akan melekat dan akan menimbulkan kesan bagi anak sebagai pengalaman belajar yang akan membangun pengetahuan baru bagi anak.
Pestalozzi mengatakan pendidikan adalah pengaruh dari panca indra dan pengalamannya, potensi yang dimiliki dapat dikembangkan. Oleh karenanya guru harus memiliki strategi untuk menciptakan pembelajaran yang memberikan pengalaman menyenangkan melalui media bermain yang tepat.
Seorang pendidik anak usia dini mempunyai tugas utama sebagai perencana, pelaksana dan pengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran dikelasnya. Seorang guru TK diharuskan merancang tujuan dan strategi pembelajaran, menentukan media yang diperlukan, memilih metode serta melakukan penilaian pembelajarannya. Yang tak kalah pentingnya dalam merancang pembelajaran adalah memilih media yang tepat dan sesuai untuk mencapai tujuan dari indikator yang ingin dicapai oleh anak.
Namun pada kenyataannya banyak guru sebagai pendidik anak usia dini yang sedikit pengalaman dalam penggunaan media pembelajaran. Dan hal ini sering menyebabkan guru mengalami kesulitan dalam menentukan jenis media pembelajaran yang akan digunakan. Para guru terkadang memilih media yang disukainya walaupun tidak relevan dengan kemampuan yang harus dicapai anak. Dan masih banyak juga guru saat ini yang menganggap bahwa peran media dalam proses pembelajaran hanya terbatas sebagai alat bantu semata dan boleh diabaikan manakala media tersebut tidak tersedia disekolah.
Mengingat pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran anak usia dini, mengasumsikan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan media, bahan dan alat belajar cukup besar dananya. Keterbatasan dana terkadang menjadikan proses pembelajaran kurang bermutu lantaran media yang digunakan hanya sebatas yang sudah ada saja. Hal ini menjadikan keterbatasan bagi para pendidik maupun lembaga pendidikan. Karenanya diperlukan pemikiran kreatif dan cerdas agar dapat mensiasati pelaksanaan pendidikan meskipun dengan dana yang tidak besar. Guru perlu mengubah strategi pembelajran agar dapat memaksimalkan media yang ada, dan mampu menggunakan benda benda sekitar untuk dijadikan sebagai media pembelajaran. Lembaga pendidikan dan guru khususnya dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan program pembelajran terutama dalam pengembangan media pembelajaran. Media yang digunakan tidak harus membeli dengan biaya dengan biaya yang besar tetapi bisa memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitar.
Tuhan menciptakan Alam dengan berbagai jenis benda didalamnya, diantaranya adalah jenis batu. Berbagai jenis batu dapat kita lihat serta mudah diperoleh disekitar kita. Batu dapat dipergunakan oleh guru TK sebagai media pembelajaran. Beberapa aspek perkembangan dapat dikembangkan dengan menggunakan media. Dan salah satunya adalah dengan media batu kerikil.
1. Identifikasi Masalah
Berbagai masalah yang ditemukan dalam pembelajaran antara lain:
- Menangis saat ditinggal Orang Tua
- Menangis bila tidak mampu melakukan sesuatu
- Melakukan tindakan Agresif kepada teman
- Merebut mainan teman
- Suka merajuk
- Sering libur sekolah
- Selalu mengadu atau belum mampu menyelesaikan masalah
2. Analisis Masalah
Untuk meningkatkan kecerdasan emosi dan pemahaman anak dalam mengelola emosinya ,maka penulis mencoba melakukan pendekatan pembelajaran dengan mengenalkan emosi dasar pada anak usia dini melaui media gambar emoji. Sehingga media ini diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada serta dapat meningkatkan karakter peduli pada anak .
3. Alternatif Masalah
Dari analisis masalah dapat dilakukan alternatif masalah sebagai berikut:
a. Strategi pembelajaran dalam hal ini strategi yang digunakan menurut (Bredekamp)yang mengemukakan bahwa pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan anak.
b. Pengelolaan kelas harus menarik serta memberi kenyamanan bagi anak
c. Memilih metode yang tepat dengan perkembangan yang ingin dicapai
d. Media yang digunakan mudah didapatkan,menarik dan disukai anak serta harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dalam hal ini menurut peneliti batu adalah media yang mudah untuk diperoleh guru.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah dalam penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut:
“Apakah melalui kegiatan pengenalan emosi dasar dengan menggunakan media gambar emoji dapat meningkatkan karakter peduli pada anak usia 4-5 tahun diTKIT Bunayya 7 Alhijrah?”
C. TUJUAN
a. Untuk meneliti metode yang tepat dalam meningkatkan karakter peduli pada anak usia 4 - 5 tahun
b. Untuk meningkatkan kecerdasan emosi sehingga terbentuknya karakter peduli pada anak TKIT Bunayya 7
BAB II
PEMBAHASAN
Karakter
Karakter adalah watak, sifat, tabiat. sebuah kebiasaan yang terpatri dalam jiwa individu dan sulit untuk hilang. Berkarakter baik berarti mengetahui yang baik, mencintai yang baik dan melakukan yang baik. ( kevin Ryan & Karen E. Bohin)
Pendidikan karakter upaya penanaman nilai nilai karakter yang meliputi pengetahuan, kesadaran, dan kemauan.
Emosi
Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri seseorang berupa perasaan senang atau tidak senang atau perasaan baik atau buruk (Goleman,2016:3)
Ada empat emosi dasar yang dapat dikenalkan pada anak usia dini
1. Senang
2. Sedih
3. Marah
4. Takut
Semua emosi pada dasarnya dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur angsur.
Langkah langkah
1. Menjadi contoh yang baik. Sesorang guru harus bisa menjadi contoh bagi anak dalam proses pembelajaran emosi, dengan mengamati dan meniru hal hal yang dilihat pada diri guru, bagaimana guru mengelola emosi, menangani probleme.
2. Mengajarkan pengenalan emosi. Kemampuan memahami perasaan sendiri membuat orang memiliki kepekaan tinggi dalam pengambilan keputusan. Kepekaan dan perhatian sesorang guru terhadap anak menjadi syarat utama.
3. Tanggapi perasaan anak.
4. Melatih pengendalian diri
5. Melatih pengelolaan emosi
6. Menerapkan disiplin dengan konsep empati
7. Melatih ketrampilan berkomunikasi
8. Mengungkapkan Emosi dengan kata kata
9. Memperbanyak permainan dinamis
10. Marah, sedih, dan cemas bukan hal tabu
A. Media Pembelajaran
Pemanfaatan media pembelajaran yang relevan dapat dapat mengoptimalkan proses pembelajaran. Bagi guru media membantu mengkongkritkan konsep atau gagasan dan membantu memotivasi belajar anak. Bagi anak media membantu anak untuk berbuat. Dengan demikian media dapat membantu tugas guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar yang ditentukan. Agar media pembelajaran dapat dimanfaatkan dengan baik, guru perlu mengetahui kebutuhan pembelajarannya dan permasalahan yang dihadapi terkait materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini media emoji dapat menjadi pendukung kegiatan pendidikan kecerdasan emosi.
Perencanaan media pembelajaran
Perencanaan media pembelajaran dimulai dengan mengadakan identifikasi kebutuhan media disuatu lingkungan anak usia dini. Kebutuhan kebutuhan ini dirumuskan melalui observasi atau pengamatan, wawancara atau diskusi tentang masalah pendidikan khususnya masalah yang berkenaan dengan proses pembelajaran serta penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran anak usia dini.
Berdasarkan identifikasi kebutuhan tersebut guru memperoleh data tentang jenis jenis media pembelajaran yang dibutuhkan untuk program pembelajaran. Data kebutuhan ini dirinci untuk bahan pertimbangan dalam rencana pengadaan media pembelajaran.
Bahan bahan
Boneka tangan emoji
Bahan – bahan
- Kain Planet
- Spidol
- Lem
- Stik es Krem
Langkah2 pembuatan
- Kain Planel digunting berbentuk lingkaran
- Kemudian digunting kain planel yang berwarna hitam untuk bentuk mata dan mulut
- Ditempelkan stik sebagai pegangan.
Bola Emoji
- Bola plastik 1 keranjang
- Spidol
Langkah2 bola emoji
- Bola digambar emoji senang, sedih, merah, takut
- Dikumpulkan bola didalam wadah keranjang.
Beberapa permasalah an yang muncul dan perubahan yang telah terjadi dalam waktu satu semester adalah sebagai berikut :
Jumlah murid kelompok A kelas Ar Rahim 18 siswa.
Permasalahan
Sebelum
Sesudah
- Merebut mainan teman
6 anak
2 anak
- Suka merajuk
3 Anak
Jarang jarang
- Sering libur sekolah
1 Anak
-
- Menangis saat ditinggal Orang Tua
5 Anak
-
- Menangis bila tidak mampu melakukan sesuatu.
2 Anak
-
- Melakukan tindakan Agresif kepada teman, mis.memukul, mencubit dll
3 Anak
Jarang jarang
- Selalu mengadu atau belum mampu menyelesaikan masalah
5 Anak
3 anak
Perencanaan
a. Guru sebagai peneliti mengamati setiap perilaku yang muncul pada anak, kemudian mencatat, membuat anekdot
b. Guru sebagai fasilitator membuat rencana berupa berbagai rencana kegiatan yang akan mengembangkan kecerdasan emosional anak
c. Guru mempersiapkan media untuk mendukung kegiatan pengembangan emosi anak
d. Lakukan tindakan
b. Pelaksanaan
1. Guru menyambut kedatangan anak dengan senyum gembira
2. Guru bertanya tentang perasaan anak hari ini
3. Guru mengamati perilaku yang muncul dan ekspresi yang diperlihatkan anak
4. Guru meminta anak mengambil gambar emoji berdasarkan perasaannya hari ini
5. Guru meminta anak menggambar emosinya dan mengenalkan emosi
6. Guru berdiskusi tentang emosi anak pada hari itu
A. Pengamatan
Dari hasil yang dilakukan oleh guru, maka ditemukan hal hal yang terjadi yaitu:
1. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan dan anak mampu mengenali emosinya
2. Anak sebagian besar dapat memahami 4 emosi dasar sesuai petunjuk ibu guru
3. Ada anak yang memiliki konflik dapat menyelesaikannya sendiri
4. Anak akhirnya memiliki kepedulian terhadap teman
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam hal pengembangan emosional pada anak usia 3-4 dengan berbagai permasalahan, pemecahan masalah, strategi yang digunakan, alternatif pengembangan, dan pembahasan dalam upaya mengembangkan sikap emosional anak usia 4 – 5 tahun melalui media gambar Emoji di TKIT Bunayya 7 dapat ditarik kesimpulan sebagi berikut :
1. Pengembangan sikap emosional melalui gambar emoji dari berbagai media dapat membantu anak dalam mengenali emosi dirinya.
2. Ketika anak sudah dapat mengenali emosinya dengan baik, maka anak dapat mandiri menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa harus setiap saat meminta bantuan ibu guru.
3. Kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah sendiri terkait bagaimana kematangan anak dalam mengenali dan mengelola emosinya.
4. Perkembangan dan kemampuan emosional sangat erat keterkaitannya dengan perkembangan fisik dan mental mereka.
B. Saran
Adapun saran penulis melalui tulisan ini sebagai berikut:
1. Diharapkan guru sebagai pendidik memiliki kemampuan dalam mengenali dan mengarahkan karakter emosi dasar yang muncul pada anak.
2. Guru dapat melatih kebiasaan anak dalam menyelesaikan masalah yang dialami anak dengan mengatakan emosi yang sedang dirasakannya.
3. Dalam mengembangkan sikap emosi dasar pada anak seorang guru harus konsisten menggunakan media dalam hal ini menggunakan gambar emoji dengan berbagi media
4. Diharapkan guru sebagai pendidik diharapkan bisa untuk lebih kreatif dalam mengembangkan media pembelajaran dan tidak terbatas hanya pada media yang sudah tersedia disekolah saja.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah Siti (2011). Perkembangan Dan Konsep Dasar pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
Direktorat Pembinaan Taman Kanak Kanak Dan Sekolah Dasar, 2010, Kurikulum Taman Kanak Kanak, Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional
Masitoh (2008). Strategi pembelajaran Tk, Jakarta Universitas Terbuka.
Nugraha Ali dan Rachmawati (2006). Metode pengembangan sosial emosional. Jakarta: Universitas Terbuka.
Waseso Iksan (2009). Evaluasi pembelajaran Tk Jakarta, Universitas Terbuka.
Daniel Goleman (2016) Emotional Intelligence Jakarta, PT Gramedia
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Penguatan pendidikan karakter (PPK)
Perpres nomor 87 tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan pendidikan dibawah tangggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental.
Salah satu tujuan PPK adalah memmbangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas Indonesia tahun 2045 dengan jiwa pancasila dan pendidikan karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan dimasa depan.
PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai nilai Pancasila dalam pendidikan karakter meliputi nilai nilai relegius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Lima karakter utama PPK yang diprioritaskan disekolah yaitu :
1. Relegius yaitu sikap yang mencerminkan keberimanan dan ketaqwaan kepada tuhan yang maha Esa.
2. Integritas yaitu selalu berupaya menjadikan dirinya sebagai orang yang bisa dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Mandiri artinya tidak tergantung pada orang lain dan menggunakan tenaga, pikiran dan waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita cita.
4. Nasionalis berarti menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan kelompok.
5. Gotong royong mencerminkan tindakan menghargai kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama.
Pendidikan anak usia dini memiliki peranan yang besar dalam meletakkan pondasi awal dalam mengembangkan kemampuan sosial emosional baik melalui pembiasaan mau melalui kegiatan bermain yang berlangsung selama anak berada dilingkungan sekolah.
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan anak menuju pada perubahan perubahan tingkah laku terutama perubahan sikap sosial emosional anak agar dapat hidup sebagai makhluk sosial yang baik.
Untuk dapat menjadi makhluk sosial yang baik maka setiap orang layaknya memahami makna emosi yang ada pada dirinya. Tujuan mengenal emosi pada diri adalah agar seseorang dapat mengendalikan emosinya dengan baik. Demikaian pula halnya dengan anak anak usia dini, mereka perlu diberikan pendidikan emosi agar mereka menjadi anak anak yang mandiri dalam mengelola emosi sesuai dengan perkembangan usianya.
2. Pendidikan kecerdasan emosi
a. Pengertian emosi
Adapun pengertian emosi adalah perasaan yang ada dalam diri seseorang dapat berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk. Goleman (2016:3) menyatakan emosi pada dasarnya adalah untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur angsur oleh evolusi. Adapun Fungsi emosi adalah :
1. Merupakan bentuk komunikasi sehingga anak dapat menyatakan segala kebutuhan dan perasaannya kepada orang lain.
2. Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya.
3. Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan.
4. Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi suatu kebiasaan
5. Ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat menghambat atau mengganggu aktifitas motorik dan mental anak.
b. Jenis jenis emosi dasar
Ada 4 jenis jenis Emosi dasar setidaknya yang harus diketahui bagi seorang guru pendidikan anak usia dini.
1. Gembira adalah perasaan senang yang biasanya diekspresikan dengan tersenyum atau tertawa. Perasaan senang dapat menimbulkan sikap percaya diri
2. Marah merupakan perasaan frustasi karena tdk mencapai yang dinginkan atau tidak sesuai dengan keinginan.
3. Takut merupakan bentuk emosi yang menunjukkan adanya bahaya. Yang mana rasa takut akan menuntun untuk bergerak dan bertindak dan erat hubungannya dengan upaya mempertahankan diri.
4. Sedih merupakan perasaan terasing, ditinggalkan, ditolak, atau tidak diperhatikan.
Tampilan emosi merupakan suatu bentuk komunikasi. Melalui mimik wajah dan fisik yang menyertai emosi, anak anak dapat mengkomunikasikan perasaan kepada orang lain dan mengenal berbagai jenis perasaan orang lain.
3. Media
Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar anak didik dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan media dalam pembelajaran sampai pada kesimpulan, bahwa proses dan hasil belajar pada siswa menunjukkan perbedaaan yang signifikan antara pembelajaran tanpa media dengan pembelajaran menggunakan media. Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pembelajaran.
Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam pendidikan anak usia dini semakin penting artinya mengingat perkembangan anak pada saat itu berada pada masa berfikir konkrit. Oleh karena itu salah satu prinsip pendidikan untuk anak usia dini harus berdasarkan realita artinya anak diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata. Dengan demikian dalam pendidikan untuk anak usia dini harus menggunakan sesuatu yang memungkinkan anak dapat belajar secara konkrit. Perinsip tersebut menngisyaratkan perlunya digunakan media sebagai saluran penyampai pendidikan untuk anak usia dini. Seorang guru pada saat menyajikan informasi kepada anak usia dini harus menggunakan media agar informasi tersebut dapat diterima atau diserap anak dengan baik dan pada akhirnya diharapkan perubahan perubahan perilaku berupa kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap, dan ketrampilannya.
Anak secara alamiah akan mencoba untuk mengartikan semua pengalamannya, dan hasil pengalaman belajar yang mudah dimengerti dan diingat, maka itulah yang akan melekat dan akan menimbulkan kesan bagi anak sebagai pengalaman belajar yang akan membangun pengetahuan baru bagi anak.
Pestalozzi mengatakan pendidikan adalah pengaruh dari panca indra dan pengalamannya, potensi yang dimiliki dapat dikembangkan. Oleh karenanya guru harus memiliki strategi untuk menciptakan pembelajaran yang memberikan pengalaman menyenangkan melalui media bermain yang tepat.
Seorang pendidik anak usia dini mempunyai tugas utama sebagai perencana, pelaksana dan pengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran dikelasnya. Seorang guru TK diharuskan merancang tujuan dan strategi pembelajaran, menentukan media yang diperlukan, memilih metode serta melakukan penilaian pembelajarannya. Yang tak kalah pentingnya dalam merancang pembelajaran adalah memilih media yang tepat dan sesuai untuk mencapai tujuan dari indikator yang ingin dicapai oleh anak.
Namun pada kenyataannya banyak guru sebagai pendidik anak usia dini yang sedikit pengalaman dalam penggunaan media pembelajaran. Dan hal ini sering menyebabkan guru mengalami kesulitan dalam menentukan jenis media pembelajaran yang akan digunakan. Para guru terkadang memilih media yang disukainya walaupun tidak relevan dengan kemampuan yang harus dicapai anak. Dan masih banyak juga guru saat ini yang menganggap bahwa peran media dalam proses pembelajaran hanya terbatas sebagai alat bantu semata dan boleh diabaikan manakala media tersebut tidak tersedia disekolah.
Mengingat pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran anak usia dini, mengasumsikan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan media, bahan dan alat belajar cukup besar dananya. Keterbatasan dana terkadang menjadikan proses pembelajaran kurang bermutu lantaran media yang digunakan hanya sebatas yang sudah ada saja. Hal ini menjadikan keterbatasan bagi para pendidik maupun lembaga pendidikan. Karenanya diperlukan pemikiran kreatif dan cerdas agar dapat mensiasati pelaksanaan pendidikan meskipun dengan dana yang tidak besar. Guru perlu mengubah strategi pembelajran agar dapat memaksimalkan media yang ada, dan mampu menggunakan benda benda sekitar untuk dijadikan sebagai media pembelajaran. Lembaga pendidikan dan guru khususnya dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan program pembelajran terutama dalam pengembangan media pembelajaran. Media yang digunakan tidak harus membeli dengan biaya dengan biaya yang besar tetapi bisa memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitar.
Tuhan menciptakan Alam dengan berbagai jenis benda didalamnya, diantaranya adalah jenis batu. Berbagai jenis batu dapat kita lihat serta mudah diperoleh disekitar kita. Batu dapat dipergunakan oleh guru TK sebagai media pembelajaran. Beberapa aspek perkembangan dapat dikembangkan dengan menggunakan media. Dan salah satunya adalah dengan media batu kerikil.
1. Identifikasi Masalah
Berbagai masalah yang ditemukan dalam pembelajaran antara lain:
- Menangis saat ditinggal Orang Tua
- Menangis bila tidak mampu melakukan sesuatu
- Melakukan tindakan Agresif kepada teman
- Merebut mainan teman
- Suka merajuk
- Sering libur sekolah
- Selalu mengadu atau belum mampu menyelesaikan masalah
2. Analisis Masalah
Untuk meningkatkan kecerdasan emosi dan pemahaman anak dalam mengelola emosinya ,maka penulis mencoba melakukan pendekatan pembelajaran dengan mengenalkan emosi dasar pada anak usia dini melaui media gambar emoji. Sehingga media ini diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada serta dapat meningkatkan karakter peduli pada anak .
3. Alternatif Masalah
Dari analisis masalah dapat dilakukan alternatif masalah sebagai berikut:
a. Strategi pembelajaran dalam hal ini strategi yang digunakan menurut (Bredekamp)yang mengemukakan bahwa pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan anak.
b. Pengelolaan kelas harus menarik serta memberi kenyamanan bagi anak
c. Memilih metode yang tepat dengan perkembangan yang ingin dicapai
d. Media yang digunakan mudah didapatkan,menarik dan disukai anak serta harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dalam hal ini menurut peneliti batu adalah media yang mudah untuk diperoleh guru.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah dalam penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut:
“Apakah melalui kegiatan pengenalan emosi dasar dengan menggunakan media gambar emoji dapat meningkatkan karakter peduli pada anak usia 4-5 tahun diTKIT Bunayya 7 Alhijrah?”
C. TUJUAN
a. Untuk meneliti metode yang tepat dalam meningkatkan karakter peduli pada anak usia 4 - 5 tahun
b. Untuk meningkatkan kecerdasan emosi sehingga terbentuknya karakter peduli pada anak TKIT Bunayya 7
BAB II
PEMBAHASAN
Karakter
Karakter adalah watak, sifat, tabiat. sebuah kebiasaan yang terpatri dalam jiwa individu dan sulit untuk hilang. Berkarakter baik berarti mengetahui yang baik, mencintai yang baik dan melakukan yang baik. ( kevin Ryan & Karen E. Bohin)
Pendidikan karakter upaya penanaman nilai nilai karakter yang meliputi pengetahuan, kesadaran, dan kemauan.
Emosi
Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri seseorang berupa perasaan senang atau tidak senang atau perasaan baik atau buruk (Goleman,2016:3)
Ada empat emosi dasar yang dapat dikenalkan pada anak usia dini
1. Senang
2. Sedih
3. Marah
4. Takut
Semua emosi pada dasarnya dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur angsur.
Langkah langkah
1. Menjadi contoh yang baik. Sesorang guru harus bisa menjadi contoh bagi anak dalam proses pembelajaran emosi, dengan mengamati dan meniru hal hal yang dilihat pada diri guru, bagaimana guru mengelola emosi, menangani probleme.
2. Mengajarkan pengenalan emosi. Kemampuan memahami perasaan sendiri membuat orang memiliki kepekaan tinggi dalam pengambilan keputusan. Kepekaan dan perhatian sesorang guru terhadap anak menjadi syarat utama.
3. Tanggapi perasaan anak.
4. Melatih pengendalian diri
5. Melatih pengelolaan emosi
6. Menerapkan disiplin dengan konsep empati
7. Melatih ketrampilan berkomunikasi
8. Mengungkapkan Emosi dengan kata kata
9. Memperbanyak permainan dinamis
10. Marah, sedih, dan cemas bukan hal tabu
A. Media Pembelajaran
Pemanfaatan media pembelajaran yang relevan dapat dapat mengoptimalkan proses pembelajaran. Bagi guru media membantu mengkongkritkan konsep atau gagasan dan membantu memotivasi belajar anak. Bagi anak media membantu anak untuk berbuat. Dengan demikian media dapat membantu tugas guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar yang ditentukan. Agar media pembelajaran dapat dimanfaatkan dengan baik, guru perlu mengetahui kebutuhan pembelajarannya dan permasalahan yang dihadapi terkait materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini media emoji dapat menjadi pendukung kegiatan pendidikan kecerdasan emosi.
Perencanaan media pembelajaran
Perencanaan media pembelajaran dimulai dengan mengadakan identifikasi kebutuhan media disuatu lingkungan anak usia dini. Kebutuhan kebutuhan ini dirumuskan melalui observasi atau pengamatan, wawancara atau diskusi tentang masalah pendidikan khususnya masalah yang berkenaan dengan proses pembelajaran serta penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran anak usia dini.
Berdasarkan identifikasi kebutuhan tersebut guru memperoleh data tentang jenis jenis media pembelajaran yang dibutuhkan untuk program pembelajaran. Data kebutuhan ini dirinci untuk bahan pertimbangan dalam rencana pengadaan media pembelajaran.
Bahan bahan
Boneka tangan emoji
Bahan – bahan
- Kain Planet
- Spidol
- Lem
- Stik es Krem
Langkah2 pembuatan
- Kain Planel digunting berbentuk lingkaran
- Kemudian digunting kain planel yang berwarna hitam untuk bentuk mata dan mulut
- Ditempelkan stik sebagai pegangan.
Bola Emoji
- Bola plastik 1 keranjang
- Spidol
Langkah2 bola emoji
- Bola digambar emoji senang, sedih, merah, takut
- Dikumpulkan bola didalam wadah keranjang.
Beberapa permasalah an yang muncul dan perubahan yang telah terjadi dalam waktu satu semester adalah sebagai berikut :
Jumlah murid kelompok A kelas Ar Rahim 18 siswa.
Permasalahan
Sebelum
Sesudah
- Merebut mainan teman
6 anak
2 anak
- Suka merajuk
3 Anak
Jarang jarang
- Sering libur sekolah
1 Anak
-
- Menangis saat ditinggal Orang Tua
5 Anak
-
- Menangis bila tidak mampu melakukan sesuatu.
2 Anak
-
- Melakukan tindakan Agresif kepada teman, mis.memukul, mencubit dll
3 Anak
Jarang jarang
- Selalu mengadu atau belum mampu menyelesaikan masalah
5 Anak
3 anak
Perencanaan
a. Guru sebagai peneliti mengamati setiap perilaku yang muncul pada anak, kemudian mencatat, membuat anekdot
b. Guru sebagai fasilitator membuat rencana berupa berbagai rencana kegiatan yang akan mengembangkan kecerdasan emosional anak
c. Guru mempersiapkan media untuk mendukung kegiatan pengembangan emosi anak
d. Lakukan tindakan
b. Pelaksanaan
1. Guru menyambut kedatangan anak dengan senyum gembira
2. Guru bertanya tentang perasaan anak hari ini
3. Guru mengamati perilaku yang muncul dan ekspresi yang diperlihatkan anak
4. Guru meminta anak mengambil gambar emoji berdasarkan perasaannya hari ini
5. Guru meminta anak menggambar emosinya dan mengenalkan emosi
6. Guru berdiskusi tentang emosi anak pada hari itu
A. Pengamatan
Dari hasil yang dilakukan oleh guru, maka ditemukan hal hal yang terjadi yaitu:
1. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan dan anak mampu mengenali emosinya
2. Anak sebagian besar dapat memahami 4 emosi dasar sesuai petunjuk ibu guru
3. Ada anak yang memiliki konflik dapat menyelesaikannya sendiri
4. Anak akhirnya memiliki kepedulian terhadap teman
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam hal pengembangan emosional pada anak usia 3-4 dengan berbagai permasalahan, pemecahan masalah, strategi yang digunakan, alternatif pengembangan, dan pembahasan dalam upaya mengembangkan sikap emosional anak usia 4 – 5 tahun melalui media gambar Emoji di TKIT Bunayya 7 dapat ditarik kesimpulan sebagi berikut :
1. Pengembangan sikap emosional melalui gambar emoji dari berbagai media dapat membantu anak dalam mengenali emosi dirinya.
2. Ketika anak sudah dapat mengenali emosinya dengan baik, maka anak dapat mandiri menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa harus setiap saat meminta bantuan ibu guru.
3. Kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah sendiri terkait bagaimana kematangan anak dalam mengenali dan mengelola emosinya.
4. Perkembangan dan kemampuan emosional sangat erat keterkaitannya dengan perkembangan fisik dan mental mereka.
B. Saran
Adapun saran penulis melalui tulisan ini sebagai berikut:
1. Diharapkan guru sebagai pendidik memiliki kemampuan dalam mengenali dan mengarahkan karakter emosi dasar yang muncul pada anak.
2. Guru dapat melatih kebiasaan anak dalam menyelesaikan masalah yang dialami anak dengan mengatakan emosi yang sedang dirasakannya.
3. Dalam mengembangkan sikap emosi dasar pada anak seorang guru harus konsisten menggunakan media dalam hal ini menggunakan gambar emoji dengan berbagi media
4. Diharapkan guru sebagai pendidik diharapkan bisa untuk lebih kreatif dalam mengembangkan media pembelajaran dan tidak terbatas hanya pada media yang sudah tersedia disekolah saja.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah Siti (2011). Perkembangan Dan Konsep Dasar pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
Direktorat Pembinaan Taman Kanak Kanak Dan Sekolah Dasar, 2010, Kurikulum Taman Kanak Kanak, Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional
Masitoh (2008). Strategi pembelajaran Tk, Jakarta Universitas Terbuka.
Nugraha Ali dan Rachmawati (2006). Metode pengembangan sosial emosional. Jakarta: Universitas Terbuka.
Waseso Iksan (2009). Evaluasi pembelajaran Tk Jakarta, Universitas Terbuka.
Daniel Goleman (2016) Emotional Intelligence Jakarta, PT Gramedia
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Penguatan pendidikan karakter (PPK)
Perpres nomor 87 tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan pendidikan dibawah tangggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental.
Salah satu tujuan PPK adalah memmbangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas Indonesia tahun 2045 dengan jiwa pancasila dan pendidikan karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan dimasa depan.
PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai nilai Pancasila dalam pendidikan karakter meliputi nilai nilai relegius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Lima karakter utama PPK yang diprioritaskan disekolah yaitu :
1. Relegius yaitu sikap yang mencerminkan keberimanan dan ketaqwaan kepada tuhan yang maha Esa.
2. Integritas yaitu selalu berupaya menjadikan dirinya sebagai orang yang bisa dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Mandiri artinya tidak tergantung pada orang lain dan menggunakan tenaga, pikiran dan waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita cita.
4. Nasionalis berarti menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan kelompok.
5. Gotong royong mencerminkan tindakan menghargai kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama.
Pendidikan anak usia dini memiliki peranan yang besar dalam meletakkan pondasi awal dalam mengembangkan kemampuan sosial emosional baik melalui pembiasaan mau melalui kegiatan bermain yang berlangsung selama anak berada dilingkungan sekolah.
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan anak menuju pada perubahan perubahan tingkah laku terutama perubahan sikap sosial emosional anak agar dapat hidup sebagai makhluk sosial yang baik.
Untuk dapat menjadi makhluk sosial yang baik maka setiap orang layaknya memahami makna emosi yang ada pada dirinya. Tujuan mengenal emosi pada diri adalah agar seseorang dapat mengendalikan emosinya dengan baik. Demikaian pula halnya dengan anak anak usia dini, mereka perlu diberikan pendidikan emosi agar mereka menjadi anak anak yang mandiri dalam mengelola emosi sesuai dengan perkembangan usianya.
2. Pendidikan kecerdasan emosi
a. Pengertian emosi
Adapun pengertian emosi adalah perasaan yang ada dalam diri seseorang dapat berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk. Goleman (2016:3) menyatakan emosi pada dasarnya adalah untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur angsur oleh evolusi. Adapun Fungsi emosi adalah :
1. Merupakan bentuk komunikasi sehingga anak dapat menyatakan segala kebutuhan dan perasaannya kepada orang lain.
2. Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya.
3. Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan.
4. Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi suatu kebiasaan
5. Ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat menghambat atau mengganggu aktifitas motorik dan mental anak.
b. Jenis jenis emosi dasar
Ada 4 jenis jenis Emosi dasar setidaknya yang harus diketahui bagi seorang guru pendidikan anak usia dini.
1. Gembira adalah perasaan senang yang biasanya diekspresikan dengan tersenyum atau tertawa. Perasaan senang dapat menimbulkan sikap percaya diri
2. Marah merupakan perasaan frustasi karena tdk mencapai yang dinginkan atau tidak sesuai dengan keinginan.
3. Takut merupakan bentuk emosi yang menunjukkan adanya bahaya. Yang mana rasa takut akan menuntun untuk bergerak dan bertindak dan erat hubungannya dengan upaya mempertahankan diri.
4. Sedih merupakan perasaan terasing, ditinggalkan, ditolak, atau tidak diperhatikan.
Tampilan emosi merupakan suatu bentuk komunikasi. Melalui mimik wajah dan fisik yang menyertai emosi, anak anak dapat mengkomunikasikan perasaan kepada orang lain dan mengenal berbagai jenis perasaan orang lain.
3. Media
Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar anak didik dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan media dalam pembelajaran sampai pada kesimpulan, bahwa proses dan hasil belajar pada siswa menunjukkan perbedaaan yang signifikan antara pembelajaran tanpa media dengan pembelajaran menggunakan media. Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pembelajaran.
Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam pendidikan anak usia dini semakin penting artinya mengingat perkembangan anak pada saat itu berada pada masa berfikir konkrit. Oleh karena itu salah satu prinsip pendidikan untuk anak usia dini harus berdasarkan realita artinya anak diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata. Dengan demikian dalam pendidikan untuk anak usia dini harus menggunakan sesuatu yang memungkinkan anak dapat belajar secara konkrit. Perinsip tersebut menngisyaratkan perlunya digunakan media sebagai saluran penyampai pendidikan untuk anak usia dini. Seorang guru pada saat menyajikan informasi kepada anak usia dini harus menggunakan media agar informasi tersebut dapat diterima atau diserap anak dengan baik dan pada akhirnya diharapkan perubahan perubahan perilaku berupa kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap, dan ketrampilannya.
Anak secara alamiah akan mencoba untuk mengartikan semua pengalamannya, dan hasil pengalaman belajar yang mudah dimengerti dan diingat, maka itulah yang akan melekat dan akan menimbulkan kesan bagi anak sebagai pengalaman belajar yang akan membangun pengetahuan baru bagi anak.
Pestalozzi mengatakan pendidikan adalah pengaruh dari panca indra dan pengalamannya, potensi yang dimiliki dapat dikembangkan. Oleh karenanya guru harus memiliki strategi untuk menciptakan pembelajaran yang memberikan pengalaman menyenangkan melalui media bermain yang tepat.
Seorang pendidik anak usia dini mempunyai tugas utama sebagai perencana, pelaksana dan pengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran dikelasnya. Seorang guru TK diharuskan merancang tujuan dan strategi pembelajaran, menentukan media yang diperlukan, memilih metode serta melakukan penilaian pembelajarannya. Yang tak kalah pentingnya dalam merancang pembelajaran adalah memilih media yang tepat dan sesuai untuk mencapai tujuan dari indikator yang ingin dicapai oleh anak.
Namun pada kenyataannya banyak guru sebagai pendidik anak usia dini yang sedikit pengalaman dalam penggunaan media pembelajaran. Dan hal ini sering menyebabkan guru mengalami kesulitan dalam menentukan jenis media pembelajaran yang akan digunakan. Para guru terkadang memilih media yang disukainya walaupun tidak relevan dengan kemampuan yang harus dicapai anak. Dan masih banyak juga guru saat ini yang menganggap bahwa peran media dalam proses pembelajaran hanya terbatas sebagai alat bantu semata dan boleh diabaikan manakala media tersebut tidak tersedia disekolah.
Mengingat pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran anak usia dini, mengasumsikan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan media, bahan dan alat belajar cukup besar dananya. Keterbatasan dana terkadang menjadikan proses pembelajaran kurang bermutu lantaran media yang digunakan hanya sebatas yang sudah ada saja. Hal ini menjadikan keterbatasan bagi para pendidik maupun lembaga pendidikan. Karenanya diperlukan pemikiran kreatif dan cerdas agar dapat mensiasati pelaksanaan pendidikan meskipun dengan dana yang tidak besar. Guru perlu mengubah strategi pembelajran agar dapat memaksimalkan media yang ada, dan mampu menggunakan benda benda sekitar untuk dijadikan sebagai media pembelajaran. Lembaga pendidikan dan guru khususnya dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan program pembelajran terutama dalam pengembangan media pembelajaran. Media yang digunakan tidak harus membeli dengan biaya dengan biaya yang besar tetapi bisa memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitar.
Tuhan menciptakan Alam dengan berbagai jenis benda didalamnya, diantaranya adalah jenis batu. Berbagai jenis batu dapat kita lihat serta mudah diperoleh disekitar kita. Batu dapat dipergunakan oleh guru TK sebagai media pembelajaran. Beberapa aspek perkembangan dapat dikembangkan dengan menggunakan media. Dan salah satunya adalah dengan media batu kerikil.
1. Identifikasi Masalah
Berbagai masalah yang ditemukan dalam pembelajaran antara lain:
- Menangis saat ditinggal Orang Tua
- Menangis bila tidak mampu melakukan sesuatu
- Melakukan tindakan Agresif kepada teman
- Merebut mainan teman
- Suka merajuk
- Sering libur sekolah
- Selalu mengadu atau belum mampu menyelesaikan masalah
2. Analisis Masalah
Untuk meningkatkan kecerdasan emosi dan pemahaman anak dalam mengelola emosinya ,maka penulis mencoba melakukan pendekatan pembelajaran dengan mengenalkan emosi dasar pada anak usia dini melaui media gambar emoji. Sehingga media ini diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada serta dapat meningkatkan karakter peduli pada anak .
3. Alternatif Masalah
Dari analisis masalah dapat dilakukan alternatif masalah sebagai berikut:
a. Strategi pembelajaran dalam hal ini strategi yang digunakan menurut (Bredekamp)yang mengemukakan bahwa pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan anak.
b. Pengelolaan kelas harus menarik serta memberi kenyamanan bagi anak
c. Memilih metode yang tepat dengan perkembangan yang ingin dicapai
d. Media yang digunakan mudah didapatkan,menarik dan disukai anak serta harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dalam hal ini menurut peneliti batu adalah media yang mudah untuk diperoleh guru.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah dalam penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut:
“Apakah melalui kegiatan pengenalan emosi dasar dengan menggunakan media gambar emoji dapat meningkatkan karakter peduli pada anak usia 4-5 tahun diTKIT Bunayya 7 Alhijrah?”
C. TUJUAN
a. Untuk meneliti metode yang tepat dalam meningkatkan karakter peduli pada anak usia 4 - 5 tahun
b. Untuk meningkatkan kecerdasan emosi sehingga terbentuknya karakter peduli pada anak TKIT Bunayya 7
BAB II
PEMBAHASAN
Karakter
Karakter adalah watak, sifat, tabiat. sebuah kebiasaan yang terpatri dalam jiwa individu dan sulit untuk hilang. Berkarakter baik berarti mengetahui yang baik, mencintai yang baik dan melakukan yang baik. ( kevin Ryan & Karen E. Bohin)
Pendidikan karakter upaya penanaman nilai nilai karakter yang meliputi pengetahuan, kesadaran, dan kemauan.
Emosi
Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri seseorang berupa perasaan senang atau tidak senang atau perasaan baik atau buruk (Goleman,2016:3)
Ada empat emosi dasar yang dapat dikenalkan pada anak usia dini
1. Senang
2. Sedih
3. Marah
4. Takut
Semua emosi pada dasarnya dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur angsur.
Langkah langkah
1. Menjadi contoh yang baik. Sesorang guru harus bisa menjadi contoh bagi anak dalam proses pembelajaran emosi, dengan mengamati dan meniru hal hal yang dilihat pada diri guru, bagaimana guru mengelola emosi, menangani probleme.
2. Mengajarkan pengenalan emosi. Kemampuan memahami perasaan sendiri membuat orang memiliki kepekaan tinggi dalam pengambilan keputusan. Kepekaan dan perhatian sesorang guru terhadap anak menjadi syarat utama.
3. Tanggapi perasaan anak.
4. Melatih pengendalian diri
5. Melatih pengelolaan emosi
6. Menerapkan disiplin dengan konsep empati
7. Melatih ketrampilan berkomunikasi
8. Mengungkapkan Emosi dengan kata kata
9. Memperbanyak permainan dinamis
10. Marah, sedih, dan cemas bukan hal tabu
A. Media Pembelajaran
Pemanfaatan media pembelajaran yang relevan dapat dapat mengoptimalkan proses pembelajaran. Bagi guru media membantu mengkongkritkan konsep atau gagasan dan membantu memotivasi belajar anak. Bagi anak media membantu anak untuk berbuat. Dengan demikian media dapat membantu tugas guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar yang ditentukan. Agar media pembelajaran dapat dimanfaatkan dengan baik, guru perlu mengetahui kebutuhan pembelajarannya dan permasalahan yang dihadapi terkait materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini media emoji dapat menjadi pendukung kegiatan pendidikan kecerdasan emosi.
Perencanaan media pembelajaran
Perencanaan media pembelajaran dimulai dengan mengadakan identifikasi kebutuhan media disuatu lingkungan anak usia dini. Kebutuhan kebutuhan ini dirumuskan melalui observasi atau pengamatan, wawancara atau diskusi tentang masalah pendidikan khususnya masalah yang berkenaan dengan proses pembelajaran serta penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran anak usia dini.
Berdasarkan identifikasi kebutuhan tersebut guru memperoleh data tentang jenis jenis media pembelajaran yang dibutuhkan untuk program pembelajaran. Data kebutuhan ini dirinci untuk bahan pertimbangan dalam rencana pengadaan media pembelajaran.
Bahan bahan
Boneka tangan emoji
Bahan – bahan
- Kain Planet
- Spidol
- Lem
- Stik es Krem
Langkah2 pembuatan
- Kain Planel digunting berbentuk lingkaran
- Kemudian digunting kain planel yang berwarna hitam untuk bentuk mata dan mulut
- Ditempelkan stik sebagai pegangan.
Bola Emoji
- Bola plastik 1 keranjang
- Spidol
Langkah2 bola emoji
- Bola digambar emoji senang, sedih, merah, takut
- Dikumpulkan bola didalam wadah keranjang.
Beberapa permasalah an yang muncul dan perubahan yang telah terjadi dalam waktu satu semester adalah sebagai berikut :
Jumlah murid kelompok A kelas Ar Rahim 18 siswa.
Permasalahan
Sebelum
Sesudah
- Merebut mainan teman
6 anak
2 anak
- Suka merajuk
3 Anak
Jarang jarang
- Sering libur sekolah
1 Anak
-
- Menangis saat ditinggal Orang Tua
5 Anak
-
- Menangis bila tidak mampu melakukan sesuatu.
2 Anak
-
- Melakukan tindakan Agresif kepada teman, mis.memukul, mencubit dll
3 Anak
Jarang jarang
- Selalu mengadu atau belum mampu menyelesaikan masalah
5 Anak
3 anak
Perencanaan
a. Guru sebagai peneliti mengamati setiap perilaku yang muncul pada anak, kemudian mencatat, membuat anekdot
b. Guru sebagai fasilitator membuat rencana berupa berbagai rencana kegiatan yang akan mengembangkan kecerdasan emosional anak
c. Guru mempersiapkan media untuk mendukung kegiatan pengembangan emosi anak
d. Lakukan tindakan
b. Pelaksanaan
1. Guru menyambut kedatangan anak dengan senyum gembira
2. Guru bertanya tentang perasaan anak hari ini
3. Guru mengamati perilaku yang muncul dan ekspresi yang diperlihatkan anak
4. Guru meminta anak mengambil gambar emoji berdasarkan perasaannya hari ini
5. Guru meminta anak menggambar emosinya dan mengenalkan emosi
6. Guru berdiskusi tentang emosi anak pada hari itu
A. Pengamatan
Dari hasil yang dilakukan oleh guru, maka ditemukan hal hal yang terjadi yaitu:
1. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan dan anak mampu mengenali emosinya
2. Anak sebagian besar dapat memahami 4 emosi dasar sesuai petunjuk ibu guru
3. Ada anak yang memiliki konflik dapat menyelesaikannya sendiri
4. Anak akhirnya memiliki kepedulian terhadap teman
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam hal pengembangan emosional pada anak usia 3-4 dengan berbagai permasalahan, pemecahan masalah, strategi yang digunakan, alternatif pengembangan, dan pembahasan dalam upaya mengembangkan sikap emosional anak usia 4 – 5 tahun melalui media gambar Emoji di TKIT Bunayya 7 dapat ditarik kesimpulan sebagi berikut :
1. Pengembangan sikap emosional melalui gambar emoji dari berbagai media dapat membantu anak dalam mengenali emosi dirinya.
2. Ketika anak sudah dapat mengenali emosinya dengan baik, maka anak dapat mandiri menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa harus setiap saat meminta bantuan ibu guru.
3. Kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah sendiri terkait bagaimana kematangan anak dalam mengenali dan mengelola emosinya.
4. Perkembangan dan kemampuan emosional sangat erat keterkaitannya dengan perkembangan fisik dan mental mereka.
B. Saran
Adapun saran penulis melalui tulisan ini sebagai berikut:
1. Diharapkan guru sebagai pendidik memiliki kemampuan dalam mengenali dan mengarahkan karakter emosi dasar yang muncul pada anak.
2. Guru dapat melatih kebiasaan anak dalam menyelesaikan masalah yang dialami anak dengan mengatakan emosi yang sedang dirasakannya.
3. Dalam mengembangkan sikap emosi dasar pada anak seorang guru harus konsisten menggunakan media dalam hal ini menggunakan gambar emoji dengan berbagi media
4. Diharapkan guru sebagai pendidik diharapkan bisa untuk lebih kreatif dalam mengembangkan media pembelajaran dan tidak terbatas hanya pada media yang sudah tersedia disekolah saja.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah Siti (2011). Perkembangan Dan Konsep Dasar pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
Direktorat Pembinaan Taman Kanak Kanak Dan Sekolah Dasar, 2010, Kurikulum Taman Kanak Kanak, Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional
Masitoh (2008). Strategi pembelajaran Tk, Jakarta Universitas Terbuka.
Nugraha Ali dan Rachmawati (2006). Metode pengembangan sosial emosional. Jakarta: Universitas Terbuka.
Waseso Iksan (2009). Evaluasi pembelajaran Tk Jakarta, Universitas Terbuka.
Daniel Goleman (2016) Emotional Intelligence Jakarta, PT Gramedia
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Penguatan pendidikan karakter (PPK)
Perpres nomor 87 tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan pendidikan dibawah tangggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental.
Salah satu tujuan PPK adalah memmbangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas Indonesia tahun 2045 dengan jiwa pancasila dan pendidikan karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan dimasa depan.
PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai nilai Pancasila dalam pendidikan karakter meliputi nilai nilai relegius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Lima karakter utama PPK yang diprioritaskan disekolah yaitu :
1. Relegius yaitu sikap yang mencerminkan keberimanan dan ketaqwaan kepada tuhan yang maha Esa.
2. Integritas yaitu selalu berupaya menjadikan dirinya sebagai orang yang bisa dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Mandiri artinya tidak tergantung pada orang lain dan menggunakan tenaga, pikiran dan waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita cita.
4. Nasionalis berarti menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan kelompok.
5. Gotong royong mencerminkan tindakan menghargai kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama.
Pendidikan anak usia dini memiliki peranan yang besar dalam meletakkan pondasi awal dalam mengembangkan kemampuan sosial emosional baik melalui pembiasaan mau melalui kegiatan bermain yang berlangsung selama anak berada dilingkungan sekolah.
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan anak menuju pada perubahan perubahan tingkah laku terutama perubahan sikap sosial emosional anak agar dapat hidup sebagai makhluk sosial yang baik.
Untuk dapat menjadi makhluk sosial yang baik maka setiap orang layaknya memahami makna emosi yang ada pada dirinya. Tujuan mengenal emosi pada diri adalah agar seseorang dapat mengendalikan emosinya dengan baik. Demikaian pula halnya dengan anak anak usia dini, mereka perlu diberikan pendidikan emosi agar mereka menjadi anak anak yang mandiri dalam mengelola emosi sesuai dengan perkembangan usianya.
2. Pendidikan kecerdasan emosi
a. Pengertian emosi
Adapun pengertian emosi adalah perasaan yang ada dalam diri seseorang dapat berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk. Goleman (2016:3) menyatakan emosi pada dasarnya adalah untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur angsur oleh evolusi. Adapun Fungsi emosi adalah :
1. Merupakan bentuk komunikasi sehingga anak dapat menyatakan segala kebutuhan dan perasaannya kepada orang lain.
2. Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya.
3. Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan.
4. Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi suatu kebiasaan
5. Ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat menghambat atau mengganggu aktifitas motorik dan mental anak.
b. Jenis jenis emosi dasar
Ada 4 jenis jenis Emosi dasar setidaknya yang harus diketahui bagi seorang guru pendidikan anak usia dini.
1. Gembira adalah perasaan senang yang biasanya diekspresikan dengan tersenyum atau tertawa. Perasaan senang dapat menimbulkan sikap percaya diri
2. Marah merupakan perasaan frustasi karena tdk mencapai yang dinginkan atau tidak sesuai dengan keinginan.
3. Takut merupakan bentuk emosi yang menunjukkan adanya bahaya. Yang mana rasa takut akan menuntun untuk bergerak dan bertindak dan erat hubungannya dengan upaya mempertahankan diri.
4. Sedih merupakan perasaan terasing, ditinggalkan, ditolak, atau tidak diperhatikan.
Tampilan emosi merupakan suatu bentuk komunikasi. Melalui mimik wajah dan fisik yang menyertai emosi, anak anak dapat mengkomunikasikan perasaan kepada orang lain dan mengenal berbagai jenis perasaan orang lain.
3. Media
Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar anak didik dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan media dalam pembelajaran sampai pada kesimpulan, bahwa proses dan hasil belajar pada siswa menunjukkan perbedaaan yang signifikan antara pembelajaran tanpa media dengan pembelajaran menggunakan media. Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pembelajaran.
Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam pendidikan anak usia dini semakin penting artinya mengingat perkembangan anak pada saat itu berada pada masa berfikir konkrit. Oleh karena itu salah satu prinsip pendidikan untuk anak usia dini harus berdasarkan realita artinya anak diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata. Dengan demikian dalam pendidikan untuk anak usia dini harus menggunakan sesuatu yang memungkinkan anak dapat belajar secara konkrit. Perinsip tersebut menngisyaratkan perlunya digunakan media sebagai saluran penyampai pendidikan untuk anak usia dini. Seorang guru pada saat menyajikan informasi kepada anak usia dini harus menggunakan media agar informasi tersebut dapat diterima atau diserap anak dengan baik dan pada akhirnya diharapkan perubahan perubahan perilaku berupa kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap, dan ketrampilannya.
Anak secara alamiah akan mencoba untuk mengartikan semua pengalamannya, dan hasil pengalaman belajar yang mudah dimengerti dan diingat, maka itulah yang akan melekat dan akan menimbulkan kesan bagi anak sebagai pengalaman belajar yang akan membangun pengetahuan baru bagi anak.
Pestalozzi mengatakan pendidikan adalah pengaruh dari panca indra dan pengalamannya, potensi yang dimiliki dapat dikembangkan. Oleh karenanya guru harus memiliki strategi untuk menciptakan pembelajaran yang memberikan pengalaman menyenangkan melalui media bermain yang tepat.
Seorang pendidik anak usia dini mempunyai tugas utama sebagai perencana, pelaksana dan pengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran dikelasnya. Seorang guru TK diharuskan merancang tujuan dan strategi pembelajaran, menentukan media yang diperlukan, memilih metode serta melakukan penilaian pembelajarannya. Yang tak kalah pentingnya dalam merancang pembelajaran adalah memilih media yang tepat dan sesuai untuk mencapai tujuan dari indikator yang ingin dicapai oleh anak.
Namun pada kenyataannya banyak guru sebagai pendidik anak usia dini yang sedikit pengalaman dalam penggunaan media pembelajaran. Dan hal ini sering menyebabkan guru mengalami kesulitan dalam menentukan jenis media pembelajaran yang akan digunakan. Para guru terkadang memilih media yang disukainya walaupun tidak relevan dengan kemampuan yang harus dicapai anak. Dan masih banyak juga guru saat ini yang menganggap bahwa peran media dalam proses pembelajaran hanya terbatas sebagai alat bantu semata dan boleh diabaikan manakala media tersebut tidak tersedia disekolah.
Mengingat pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran anak usia dini, mengasumsikan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan media, bahan dan alat belajar cukup besar dananya. Keterbatasan dana terkadang menjadikan proses pembelajaran kurang bermutu lantaran media yang digunakan hanya sebatas yang sudah ada saja. Hal ini menjadikan keterbatasan bagi para pendidik maupun lembaga pendidikan. Karenanya diperlukan pemikiran kreatif dan cerdas agar dapat mensiasati pelaksanaan pendidikan meskipun dengan dana yang tidak besar. Guru perlu mengubah strategi pembelajran agar dapat memaksimalkan media yang ada, dan mampu menggunakan benda benda sekitar untuk dijadikan sebagai media pembelajaran. Lembaga pendidikan dan guru khususnya dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan program pembelajran terutama dalam pengembangan media pembelajaran. Media yang digunakan tidak harus membeli dengan biaya dengan biaya yang besar tetapi bisa memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitar.
Tuhan menciptakan Alam dengan berbagai jenis benda didalamnya, diantaranya adalah jenis batu. Berbagai jenis batu dapat kita lihat serta mudah diperoleh disekitar kita. Batu dapat dipergunakan oleh guru TK sebagai media pembelajaran. Beberapa aspek perkembangan dapat dikembangkan dengan menggunakan media. Dan salah satunya adalah dengan media batu kerikil.
1. Identifikasi Masalah
Berbagai masalah yang ditemukan dalam pembelajaran antara lain:
- Menangis saat ditinggal Orang Tua
- Menangis bila tidak mampu melakukan sesuatu
- Melakukan tindakan Agresif kepada teman
- Merebut mainan teman
- Suka merajuk
- Sering libur sekolah
- Selalu mengadu atau belum mampu menyelesaikan masalah
2. Analisis Masalah
Untuk meningkatkan kecerdasan emosi dan pemahaman anak dalam mengelola emosinya ,maka penulis mencoba melakukan pendekatan pembelajaran dengan mengenalkan emosi dasar pada anak usia dini melaui media gambar emoji. Sehingga media ini diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada serta dapat meningkatkan karakter peduli pada anak .
3. Alternatif Masalah
Dari analisis masalah dapat dilakukan alternatif masalah sebagai berikut:
a. Strategi pembelajaran dalam hal ini strategi yang digunakan menurut (Bredekamp)yang mengemukakan bahwa pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan anak.
b. Pengelolaan kelas harus menarik serta memberi kenyamanan bagi anak
c. Memilih metode yang tepat dengan perkembangan yang ingin dicapai
d. Media yang digunakan mudah didapatkan,menarik dan disukai anak serta harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dalam hal ini menurut peneliti batu adalah media yang mudah untuk diperoleh guru.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah dalam penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut:
“Apakah melalui kegiatan pengenalan emosi dasar dengan menggunakan media gambar emoji dapat meningkatkan karakter peduli pada anak usia 4-5 tahun diTKIT Bunayya 7 Alhijrah?”
C. TUJUAN
a. Untuk meneliti metode yang tepat dalam meningkatkan karakter peduli pada anak usia 4 - 5 tahun
b. Untuk meningkatkan kecerdasan emosi sehingga terbentuknya karakter peduli pada anak TKIT Bunayya 7
BAB II
PEMBAHASAN
Karakter
Karakter adalah watak, sifat, tabiat. sebuah kebiasaan yang terpatri dalam jiwa individu dan sulit untuk hilang. Berkarakter baik berarti mengetahui yang baik, mencintai yang baik dan melakukan yang baik. ( kevin Ryan & Karen E. Bohin)
Pendidikan karakter upaya penanaman nilai nilai karakter yang meliputi pengetahuan, kesadaran, dan kemauan.
Emosi
Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri seseorang berupa perasaan senang atau tidak senang atau perasaan baik atau buruk (Goleman,2016:3)
Ada empat emosi dasar yang dapat dikenalkan pada anak usia dini
1. Senang
2. Sedih
3. Marah
4. Takut
Semua emosi pada dasarnya dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur angsur.
Langkah langkah
1. Menjadi contoh yang baik. Sesorang guru harus bisa menjadi contoh bagi anak dalam proses pembelajaran emosi, dengan mengamati dan meniru hal hal yang dilihat pada diri guru, bagaimana guru mengelola emosi, menangani probleme.
2. Mengajarkan pengenalan emosi. Kemampuan memahami perasaan sendiri membuat orang memiliki kepekaan tinggi dalam pengambilan keputusan. Kepekaan dan perhatian sesorang guru terhadap anak menjadi syarat utama.
3. Tanggapi perasaan anak.
4. Melatih pengendalian diri
5. Melatih pengelolaan emosi
6. Menerapkan disiplin dengan konsep empati
7. Melatih ketrampilan berkomunikasi
8. Mengungkapkan Emosi dengan kata kata
9. Memperbanyak permainan dinamis
10. Marah, sedih, dan cemas bukan hal tabu
A. Media Pembelajaran
Pemanfaatan media pembelajaran yang relevan dapat dapat mengoptimalkan proses pembelajaran. Bagi guru media membantu mengkongkritkan konsep atau gagasan dan membantu memotivasi belajar anak. Bagi anak media membantu anak untuk berbuat. Dengan demikian media dapat membantu tugas guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar yang ditentukan. Agar media pembelajaran dapat dimanfaatkan dengan baik, guru perlu mengetahui kebutuhan pembelajarannya dan permasalahan yang dihadapi terkait materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini media emoji dapat menjadi pendukung kegiatan pendidikan kecerdasan emosi.
Perencanaan media pembelajaran
Perencanaan media pembelajaran dimulai dengan mengadakan identifikasi kebutuhan media disuatu lingkungan anak usia dini. Kebutuhan kebutuhan ini dirumuskan melalui observasi atau pengamatan, wawancara atau diskusi tentang masalah pendidikan khususnya masalah yang berkenaan dengan proses pembelajaran serta penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran anak usia dini.
Berdasarkan identifikasi kebutuhan tersebut guru memperoleh data tentang jenis jenis media pembelajaran yang dibutuhkan untuk program pembelajaran. Data kebutuhan ini dirinci untuk bahan pertimbangan dalam rencana pengadaan media pembelajaran.
Bahan bahan
Boneka tangan emoji
Bahan – bahan
- Kain Planet
- Spidol
- Lem
- Stik es Krem
Langkah2 pembuatan
- Kain Planel digunting berbentuk lingkaran
- Kemudian digunting kain planel yang berwarna hitam untuk bentuk mata dan mulut
- Ditempelkan stik sebagai pegangan.
Bola Emoji
- Bola plastik 1 keranjang
- Spidol
Langkah2 bola emoji
- Bola digambar emoji senang, sedih, merah, takut
- Dikumpulkan bola didalam wadah keranjang.
Beberapa permasalah an yang muncul dan perubahan yang telah terjadi dalam waktu satu semester adalah sebagai berikut :
Jumlah murid kelompok A kelas Ar Rahim 18 siswa.
Permasalahan
Sebelum
Sesudah
- Merebut mainan teman
6 anak
2 anak
- Suka merajuk
3 Anak
Jarang jarang
- Sering libur sekolah
1 Anak
-
- Menangis saat ditinggal Orang Tua
5 Anak
-
- Menangis bila tidak mampu melakukan sesuatu.
2 Anak
-
- Melakukan tindakan Agresif kepada teman, mis.memukul, mencubit dll
3 Anak
Jarang jarang
- Selalu mengadu atau belum mampu menyelesaikan masalah
5 Anak
3 anak
Perencanaan
a. Guru sebagai peneliti mengamati setiap perilaku yang muncul pada anak, kemudian mencatat, membuat anekdot
b. Guru sebagai fasilitator membuat rencana berupa berbagai rencana kegiatan yang akan mengembangkan kecerdasan emosional anak
c. Guru mempersiapkan media untuk mendukung kegiatan pengembangan emosi anak
d. Lakukan tindakan
b. Pelaksanaan
1. Guru menyambut kedatangan anak dengan senyum gembira
2. Guru bertanya tentang perasaan anak hari ini
3. Guru mengamati perilaku yang muncul dan ekspresi yang diperlihatkan anak
4. Guru meminta anak mengambil gambar emoji berdasarkan perasaannya hari ini
5. Guru meminta anak menggambar emosinya dan mengenalkan emosi
6. Guru berdiskusi tentang emosi anak pada hari itu
A. Pengamatan
Dari hasil yang dilakukan oleh guru, maka ditemukan hal hal yang terjadi yaitu:
1. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan dan anak mampu mengenali emosinya
2. Anak sebagian besar dapat memahami 4 emosi dasar sesuai petunjuk ibu guru
3. Ada anak yang memiliki konflik dapat menyelesaikannya sendiri
4. Anak akhirnya memiliki kepedulian terhadap teman
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam hal pengembangan emosional pada anak usia 3-4 dengan berbagai permasalahan, pemecahan masalah, strategi yang digunakan, alternatif pengembangan, dan pembahasan dalam upaya mengembangkan sikap emosional anak usia 4 – 5 tahun melalui media gambar Emoji di TKIT Bunayya 7 dapat ditarik kesimpulan sebagi berikut :
1. Pengembangan sikap emosional melalui gambar emoji dari berbagai media dapat membantu anak dalam mengenali emosi dirinya.
2. Ketika anak sudah dapat mengenali emosinya dengan baik, maka anak dapat mandiri menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa harus setiap saat meminta bantuan ibu guru.
3. Kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah sendiri terkait bagaimana kematangan anak dalam mengenali dan mengelola emosinya.
4. Perkembangan dan kemampuan emosional sangat erat keterkaitannya dengan perkembangan fisik dan mental mereka.
B. Saran
Adapun saran penulis melalui tulisan ini sebagai berikut:
1. Diharapkan guru sebagai pendidik memiliki kemampuan dalam mengenali dan mengarahkan karakter emosi dasar yang muncul pada anak.
2. Guru dapat melatih kebiasaan anak dalam menyelesaikan masalah yang dialami anak dengan mengatakan emosi yang sedang dirasakannya.
3. Dalam mengembangkan sikap emosi dasar pada anak seorang guru harus konsisten menggunakan media dalam hal ini menggunakan gambar emoji dengan berbagi media
4. Diharapkan guru sebagai pendidik diharapkan bisa untuk lebih kreatif dalam mengembangkan media pembelajaran dan tidak terbatas hanya pada media yang sudah tersedia disekolah saja.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah Siti (2011). Perkembangan Dan Konsep Dasar pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka
Direktorat Pembinaan Taman Kanak Kanak Dan Sekolah Dasar, 2010, Kurikulum Taman Kanak Kanak, Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional
Masitoh (2008). Strategi pembelajaran Tk, Jakarta Universitas Terbuka.
Nugraha Ali dan Rachmawati (2006). Metode pengembangan sosial emosional. Jakarta: Universitas Terbuka.
Waseso Iksan (2009). Evaluasi pembelajaran Tk Jakarta, Universitas Terbuka.
Daniel Goleman (2016) Emotional Intelligence Jakarta, PT Gramedia
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar