M Agus Sulaiman

Pamong Belajar Ahli Muda di wilayah kerja Papua dan Papua Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web

MEMBELAJARKAN ADALAH MEMPENGARUHI SESEORANG UNTUK BERUBAH

Oleh: M. Agus Sulaiman, S.Pd*

Tidak disangkal bahwa dalam belajar seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Sehingga bagi individu sendiri adalah penting untuk mengetahui faktor-faktor yang dimaksud. Hal ini menjadi lebih penting lagi tidak hanya bagi warga belajar yang ingin mengembangkan potensi dirinya tetapi juga bagi pendidik maupun Pamong belajar yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam mengatur dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sedemikian hingga dapat terjadi proses belajar yang optimal.

Dalam keseluruhan proses belajar-mengajar terjadilah interaksi antara berbagai komponen. Masing-masing komponen diusahakan saling pengaruh-mempengaruhi sedemikian hingga dapat tercapai tujuan pendidikan dan pengajaran. Salah satu komponen utama adalah peserta didik atau didalam pendidikan nonformal biasa disebut warga belajar; hal itu dapat dipahami karena yang harus mencapai tujuan atau yang harus berkembang adalah sistem dan oleh karena itu warga belajarlah yang harus belajar. Sehingga pemahaman terhadap warga belajar adalah penting bagi pendidik maupun pembimbing agar dapat menciptakan situasi yang tepat serta memberi pengaruh yang optimal bagi warga belajar untuk dapat belajar yang berhasil.

Permasalahan yang muncul adalah bagaimana pendidik dapat mengenal warga belajar, aspek/karakteristik apa yang dimilikinya serta bagaimana cara-cara mempengaruhinya?. Terhadap pertanyaan yang terakhir, bukankah beberapa aspek yang dimiliki warga belajar itu berupa heriditas yang dibawanya sejak lahir (bersifat keturunan) sehingga mungkinkah itu dipengaruhi?.

Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama belajar di lembaga pendidikan nonformal, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 2003: 2).

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Kalau tangan seorang anak menjadi bengkok karena patah tertabrak mobil, perubahan semacam itu tidak dapat digolongkan ke dalam perubahan dalam arti belajar. Demikian pula perubahan tingkah laku seseorang yang berada dalam keadaan mabuk, perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan, dan perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.

Pandangan seseorang tentang belajar akan memepengaruhi tindakan-tindakannya yang berhubungan dengan belajar, dan setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang belajar. Misalnya seorang guru yang mengartikan belajar sebagai kegiatan menghafal fakta, akan lain cara mengajarnya dengan guru lain yang mengartikan bahwa belajar sebagai suatu proses penerapan prinsip.

Berikut adalah aspek-aspek yang dapat mempengaruhi belajar warga belajar:

a. Metode Mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Mengajat itu sendiri adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai dan mengembangkannya. Di dalam lembaga pendidikan nonformal, orang lain yang disebut di atas disebut warga belajar, yang dalam proses belajar agar dapat menerima, menguasai dan lebih-lebih mengembangkan bahan pelajaran itu, maka cara-cara mengajar serta cara belajar haruslah setepat-tepatnya dan seefisien serta seefektif mungkin.

Pendidik/ tutor atau instruktur pendidikan nonformal dengan metode ceramah saja. Warga belajar menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Pendidik yang progressif berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi warga belajar untuk mengembangkan potensi diri. Agar warga belajar dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien dan efektif mungkin.

b. Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada warga belajar. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar warga belajar menerima, menguasai dan mengembangkan potensi dirinya. Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar warga belajar. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik juga terhadap belajar warga belajar.

Kurikulum yang tidak baik itu misalnya kurikulum yang terlalu padat, di atas kemampuan warga belajar, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian warga belajar. Perlu diingat bahwa sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan warga belajar. Pendidik perlu mendalami warga belajar dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani warga belajar secara individual. Kurikulum yang diimplementasikan lebih-lebih yang ada saat ini belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian.

c. Relasi pendidik dengan warga belajar

Proses belajar mengajar terjadi antara pendidik dengan warga belajar. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar warga belajar juga dipengaruhi oleh relasinya dengan pendidiknya.

Di dalam relasi yang baik, warga belajar akan menyukai pendidiknya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga warga belajar berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika warga belajar membenci pendidiknya. Ia segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya warga belajar tidak maksimal dalam mengembangkan potensi dirinya.

Pendidik yang kurang berinteraksi dengan warga belajar secara akrab, menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar. Juga warga belajar merasa jauh dari pendidik, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

d. Relasi warga belajar dengan warga belajar

Menciptakan relasi yang baik antar warga belajar adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar warga belajar.

Pendidik yang kurang mendekati warga belajar dan kurang bijaksana , tidak akan melihat bahwa di dlam proses belajar mengajar ada kelompok-kelompok yang bersaing secara tidak sehat. Jiwa dalam kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing warga belajar tidak tampak. Kasus-kasus ini biasanya terjadi dalam kegiatan belajar mengajar klasikal seperti di pendidikan formal dan kesetaraan.

Warga belajar yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenagkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya makin parah masalahnya dan akan mengganggu belajarnya. Lebih-lebih lagi ia menjadi malas untuk masuk sekolah dengan alasan-alasan yang tidak-tidak karena di kelas mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya. Jika hal ini terjadi, segeralah warga belajar diberi pelayanan bimbingan dan penyuluhan agar ia dapat diterima kembali ke dalam kelompoknya.

e. Kedisiplinan lembaga pendidikan

Kedisiplinan lembaga pendidikan erat hubungannya dengan kerajinan warga belajar dalam belajar. Kedisiplinan lembaga pendidikan mencakup kedisplinan pendidik dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pagawai/karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan/keteraturan kelas, gedung lembaga pendidikan, halaman dan lain-lain, kedisipllinan pimpinan lembaga pendidikan dalam mengelola seluruh staf beserta warga belajarnya, dan kedisiplinan tim Bimbingan Konseling dalam pelayanannya kepada warga belajar.

Seluruh staf lembaga pendidikan yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat warga belajar menjadi disiplin pula, selain itu juga memberi pengaruh yang positif terhadap proses belajar mengajar. Banyak lembaga pendidikan yang pelaksanaannya disiplin kurang, sehingga mempengaruhi sikap warga belajar dalam belajar, kurang bertanggung jawab, karena bila tidak melaksanakan tugas, toh tidak ada sanksi. Hal mana dalam proses belajar, warga belajar perlu disiplin, untuk mengembangkan motivasi yang kuat.

Dengan demikian agar warga belajar dalam proses belajar lebih maju, warga belajar harus disiplin di dalam belajar baik di lembaga pendidikan, di rumah dan di perpustakaan. Agar warga belajar disiplin haruslah pendidik beserta staf yang lain disiplin pula.

f. Alat pelajaran

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar warga belajar, karena alat pelajaran yang dipakai oleh pendidik pada waktu mengajar dipakai pula oleh warga belajar untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada warga belajar. Jika warga belajar mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju.

Kenyataan saat ini dengan banyaknya tuntutan yang masuk lembaga pendidikan, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar warga belajar dalam jumlah yang tidak sedikit pula, seperti alat peraga, buku panduan, laboratorium untuk simulasi praktek atau media-media yang lainnya.

Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap adalah perlu agar pendidik dapat mengajar dengan baik sehingga warga belajar dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula.

g. Waktu Belajar

Waktu belajar ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di tempat pembelajaran, waktu belajar juga mempengaruhi belajar warga belajar. Untuk itu penyelenggara pendididikan hendaknya memeilih waktu yang sesuai dengan saat luangnya warga belajar tidak mengerjakan kegiatannya. Jika warga belajar pada waktu kondisi sibuk atau dalam keadaan kelelahan maka akan mengalami kesulitan di dalam menerima pelajaran. Jadi memilih waktu belajar yang tepat akan memberi pengaruh yang positif terhadap belajar.

h. Standar pelajaran di atas ukuran

Pendidik berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelaran di atas ukuran standar. Akibatnya merasa kurang mampu dan takut kepada pendidik. Pendidik dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan warga belajar masing-masing. yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.

i. Keadaan Gedung

Dengan jumlah warga belajar yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas. Bagaimana mungkin mereka dapat belajar dengan enak, kalau kelas itu tidak memadai bagi setiap warga belajar.

j. Metode Belajar

Banyak warga belajar melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari pendidik. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar warga belajar itu. Juga dalam pembagian waktu untuk belajar. Kadang-kadang warga belajar cara belajarnya tidak teratur, atau terus-menerus, karena besok akan ulangan. Dengan belajar demikian warga belajar akan kurang istirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

k. Tugas Rumah

Waktu belajar terutama adalah di lembaga pendidikan, di samping untuk belajar waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan pendidik jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan dirumah, sehingga warga belajar tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.

Dari beberapa aspek yang ada dia atas itulah yang dapat mempengaruhi warga belajar pendidikan nonformal belajar dengan baik. Hendaknya peneyelenggara pendidikan nonformal memperhatikan aspek utama dalam pembelajaran yaitu warga belajar sebagai komponen yang akan dikembangkan potensi dirinya.

*Penulis adalah Pamong Belajar BP-PAUD dan DIKMAS Papua

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hebaat tulisannya. Salam

21 Feb
Balas

Terima kasih Ibu Edit Kadila, Waalaikumsalam wr.wb

21 Feb

sangat memotivasi banget mas....

22 Feb
Balas

Siip bu Peni

22 Feb



search

New Post