Mau tahu, caranya ibu membuat camilan atau kudapan yang berjuluk lumpia?

Pertama, ia jerang air dari sepertiga panci yang berkapasitas 10 liter.Tutup panci yang terbuat dari bahan aluminium ia tangkupkan, tetapi menghadap ke atas. Cobalah bayangkan posisi hadap antena parabola.

Menjelang air mendidih, ibu meletakkan sejumput parutan ketela tanpa bumbu apapun, ke atas tutup panci. Tutup panci itu dapat memuat tiga bagian jumputan, yang kemudian ditekan pelan, hingga rata menyerupai lingkaran tipis. Berubah warna kekuningan, ibu melepas lembaran panas itu menuju nampan. Ia isi di tengahnya dengan potongan panjang dan kecil- kecil dari buah labu siam, berbumbu garam, bawang putih, merica dan sedikit gula pasir. Kesemuanya telah ditumis. Cara menutup isi lumpia, keempat ujung yang tak lancip itu disatukan, tanpa putih telur sebagai perekat. Saat digoreng, tentu saja ada yang menganga, bahkan kadang berburai isinya. Gosong, tapi berasa unik. Sekarang saya jawab pertanyaan Sobat, mengapa ibu tidak memilih membeli saja kulit lumpia yang banyak dijual di pasar tradisional dan modern.

Bahwa peristiwa itu terjadi pada tahun 80 an, tatkala ibu belum terpikirkan jika nantinya ada penjual kulit lumpia.