Malam Takbiran Menyambut 1 Syawal 1442 Hijriah

( Tantangan Menulis Hari Ke 476 )

Alhamdulillah hari kemenangan telah tiba. Kemenangan mengendalikan hawa napsu selama sebulan penuh. Rasa syukur atas waktu kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT berikan. Bulan penuh berkah dan ampunan yang lebih baik dari seribu bulan. Entah tahun depan masih bisa berjumpa lagi. Menyambut hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1442 Hijriah dengan suka cita . Mulai pagi mempersiapkan menu di hari lebaran buras, lappa- lappa ( beras ketan yang dibungkus daun kelapa ), dan lauk pauk . Semua anggota keluarga terjun menyelesaikan pekerjaan . Sebagai rasa syukur atas nikmat yang diberikan.

Saking asyiknya bekerja tak terasa waktunya buka puasa tiba. Semua menu sudah tersaji es buah dan gorengan tidak pernah ketinggalan. Ba’da sholat Magrib tabir sudah mulai bergemah . Malam Takbiran yang begitu luar biasa, meski masih dalam suasana pandemi . dengan tetap menerapkan protocol kesehatan .

Pelaksanaan sholat Id kalau tidak ada halangan dilaksanakan di lapangan sepak bola Belajen . Panitia Hari Besar Islam ( PHBI ) , remaja mesjid dan masyarakat setempat mempersiapkan tempat dengan menyediakan media cuci tangan dan membentuk sap dengan garis atur jarak demi menekan penyebaran virus Covid-19. Seluruh jama’ah agar tetap memakai masker selama pelaksanaan sholat idul fitri dan mendengar khutbah .

Malam Takbiran masih kedengaran mengagungkan asma Allah. Walaupun tidak ada takbir keliling namun tidak mengurangi maknanya. Pelaksaan sholat Id tahun ini tentu berbeda dari tahun sebelumya. Tahun kemarin sholat Id dilaksanakan di rumah, sedangkan tahun ini boleh dilaksanakan di mesjid/ musholla, atau lapangan dengan tetap menerapkan protocol kesehatan.

Mudah mudahan ini adalah Ramadhan terbaik. Semua amal ibadah puasa,mengaji, sedekah, infak dan amalan baik lainnya diterima di sisi – Nya. Allahumma laa taj’alhu aakhiril’ahdi min shiyaminaa iyyaahu, fain ja’altahu faj’alni marhuman walaa taj’alni mahruuman artinya Ya allah, janganlah kau jadikan bulan Ramadhan ini sebagai bulan Ramadhan terakhir dalam hidupku. Jika engkau menjadikannya sebagai Ramadhan terakhirku, maka jadikanlah aku sebagai orang yang Engkau sayangi.

Belajen Barat, 12 Mei 2011

# Tagur ke 476