KEISTIMEWAAN BULAN RAMADHAN1
KEISTIMEWAAN BULAN RAMADHAN
Banyaknya keistimewaan bulan Ramadhan, membuat umat Islam merasakan nikmatnya menjalani ibadah. Di bulan suci Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk banyak berdoa dan berbuat baik. Alangkah indahnya jika kita bisa menjalankannya, demi meraih keistimewaan bulan Ramadhan. Apa sajakah keistimewaannya bulan suci ini, mari kita simak beberapa penjelasan berikut ini:
1. Diwajibkan Shaum Ramadhan
Pada bulan Ramadhan difardhukan atau diwajibkan ibadah shaum atau puasa. Sebagaimana firman Allah Swt dalam Q.S. Al Baqarah: 183
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (Q.S. Al Baqarah 183).
Ayat ini sebagai dalil atas difardukannya puasa yang merupakan instrument atau media untuk mengedukasi orang-orang beriman agar menjadi orang-orang bertakwa.
2. Bulan Diturunkan Al Quran
Bulan Ramadhan bulan dimana di dalamnya diturunkan Al Quran. Allah Swt berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ
Artinya:
Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).
Menurut para mufasir baik tafsir Munir, Jalalin Shawi dan lain-lain menulis bahwa Al-Quran diturunkan dalam bentuk jumlatan wahidatan. Bahwa pada malam al Qadar Allah Swt menurunkan Al Quran sekaligus (jumlatan wahidatan) dari Lauh al Mahfudh ke Baitul izah untuk selanjutnya diturunkan ke baginda Rasulallah Saw secara berangsur-angsur.
Bahwa Al Quran ini sebagai Huda, yaitu sebagai petunjuk atau rambu-rambu bagi manusia, agar perjalanannya selamat dunia dan akhirat. Dan Al Quran sebagai pemisah antara yang hak dan yang batil, yang haram dengan halal dan yang benar dan yang salah.
3. Bulan Diijabah Doa
Sebagaimana firman Allah Swt.
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
Artinya : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran. (Q.S. Al Baqarah: 186)
Allah swt begitu dekat dengan hamba-hambanya. Maksud Dekat di sini adalah dekat maknawi bukan dekat fisik atau jarak, maksudnya yaitu dekat dengan ilmu dan ijabah. Dekat dengan ilmu, bahwa Allah Swt mengetahui situasi dan kondisi hambanya. Dan dekat dengan ijabah yaitu Allah Swt Yang Maha Dekat akan mengabulkan doa-doanya hambanya. Sekali lagi bahwa Allah dekat dengan hambanya dekat secara maknawi bukan dekat secara fisik, karena Allah Swt mukhalafatul lilhawadisi (berbeda dengan makhluk) tidak di atas atau di bawah, Dia qiyamuhu binafsihi (berdiri dengan zat-Nya) tidak membutuhkan tempat. Allah swt akan mengabulkan doa orang yang berdoa, untuk itu hendaklah memenuhi perintah dan beriman kepada-Nya
4. Bulan Diampuni Dosa
Bulan Ramadhan bulan diampuni dosa, bulan pemutihan dan pembersihan atas dosa-dosa orang beriman yang melaksanakan shaum. Sebagaimana sabda Rasulallah Saw.
من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
Artinya: Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadan karena iman dan ihtisab, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu,” (HR Bukhari).
Shaum dengan didasari iman untuk mengharapkan pahala dari sisi Allah maka pasti akan diampuni dosa-dosa terdahulu oleh Allah Swt.
5. Bulan Dilipatgandakan Pahala
Sebagaimana Rasulalah Saw sabdakan saat menyambut datangnya bulan Ramadhan dalam sambutan yang cukup Panjang, dan sebagian ini sebagian dari cuplikannya. Belaiau bersabda: "Siapa yang mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebajikan, maka nilainya sama dengan mengerjakan kewajiban di bulan lain. Siapa yang mengerjakan suatu kewajiban dalam bulan Ramadhan tersebut, maka sama dengan menjalankan tujuh puluh kewajiban di bulan lain,"
Maka ketika kita mengerjakan shalat sunnah rawatib, tahajud , dhuha, witir, hajat , awabin dan lain lain jika dilaksanakan di bulan Ramadhan maka sama nialinya dengan shalat fardu di luar bulan Ramadhan. Ini artinya bahwa dengan keutamaan Ramadhan Allah Swt mengangkat harkat derajat sunnah selevel dengan shalat fardu. Di jika mengerjakan yang fardu, maka Allah Swt melipatgandakan pahalanya sama dengan menjalankan 70 kewajiban di luar bulan Ramadhan.
6. Bulan Terjadinya Lailautul Qadar
Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat istimewa yaitu malam keagungan, malam yang lebih baik dari seribu bulan, maka andaikan kita beribadah pada malam tersebut, nilainya sama dengan beribadah seribu bulan (1000 bulan: 12 = 83,3 tahun). Maka Rasulallah Saw bersabda: “Bersungguh-sungguhlah kamu untuk mendapatkan Lailatul Qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Baginda Rasulalah Saw menekankan untuk sunggu-sungguh kepada umatnya untuk mendapatkan malam al Qadar di malam ganjil sepuluh malam terakhir Ramadhan.
Menurut rumus Imam Al Ghazali, jika awal Ramadhan mulai hari Ahad atau Rabu maka Lailutul Qadar jatuh pada tanggal, 29 Ramadhan. Jika awal Ramadhan mulai hari Jumat atau Selasa maka Lailatul Qadar jatuh pada tanggal, 27 Ramadhan. Jika awal Ramadhan mulai hari Kamis, maka Lailatul Qadar jatuh pada tanggal, 25 Ramadhan, jika awal Ramadhan mulai hari Sabtu maka Lailatul Qadar jatuh pada tanggal, 23 Ramadhan, dan jika awal Ramadhan mulai hari Senin maka Lilatul Qadar jatuh pada tanggal 21 Ramadhan. Wallahu a’lam.
(disarikan dari mauidhatul hasanah KH. Mahdi Nawawi, M.Pd. dalam Healing With Ramadhan, LP Maarif PWNU Jawa Barat)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar