Strategi Guided Discovery dalam Pembelajaran
“Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Pembelajaran
melalui strategi Guided Discovery.
Oleh :
H. AMIN, S.Ag. M.M.Pd.
Pengawas PAI Kantor Kemenag Kota Bandung
A. Guided Discovery
1. Pengertian Guided Discovery
Guided discovery seabagai salah satu bentuk dari metode discovery learning. Discovery learning merupakan salah satu model instruksional kognitif dari Jerome Brunner yang sangat berpengaruh. Menurut Brunner, discovery learning sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh`manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya akan menghasilkan pengetahuan yang bermakna (Trianto, 2007).
Guided Discovery merupakan suatu metode pembelajaran yang dirancang untuk mengajarkan konsep-konsep dan hubungan antar konsep (Jacobsen, 2009). Sedangkan menurut Brunner, “...Guided Discovery methods, in which the student receives problems to solve but the teacher also provides hints, direction, coaching, feedback, and/or modeling to keep the student on track...(JD Mayer, 2004)).
Pendapat Brunner tersebut menyatakan bahwa dalam guided discovery peserta didik diberikan suatu permasalahan untuk dipecahkan dan guru memberikan petunjuk, arahan, umpan balik serta contoh-contoh untuk membimbing peserta didik dalam menyelesaikan masalah tersebut. Dalam hal ini yang dijadikan sasaran binaan adalah guru oleh pengawas pembina sehingga selama pembinaan dengan metode guided discovery, pengawas masih perlu memberikan susunan (structure) dan bimbingan (guidance) untuk memastikan bahwa abstraksi yang sedang dipelajari sudah akurat dan lengkap.
Bimbingan yang diberikan berupa pertanyaan-pertanyaan pengarah yang dapat diajukan pengawas secara langsung maupun melalui berbagai media seperti Lembar Kegiatan yang dibuat secara khusus. Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dapat membimbing dan mengarahkan guru dalam menemukan konsep yang dipelajari maupun dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Guided discovery atau penemuan terbimbing merupakan salah satu bentuk metode mengajar yang memungkinkan peserta didik lebih mampu mengembangkan daya kreativitas dan keinginan-keinginan bergerak yang lebih luas dan bebas sehingga peranan pengawas dibatasi seminimal mungkin sedangkan peranan guru diberi kebebasan semaksimal mungkin.
Dalam Guided Discovery, pengawas berfungsi sebagai fasilitator. pengawas bertindak sebagai petunjuk jalan dan membantu guru agar dapat menggunakan ide, konsep dan keterampilan yang sudah mereka pelajari sebelumnya untuk menemukan pengetahuan baru. Peserta didik didorong untuk berpikir dan menganalisis sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang disediakan pengawas.
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode ini memang memerlukan waktu yang relatif lama, tetapi jika dilakukan dengan efektif, metode ini cenderung menghasilkan ingatan dan transfer jangka panjang yang lebih baik daripada pembelajaran dengan metode ekspositori (Jacobsen, Eggen, Kauchak, 2009: 210).
Menurut Mayer (2004: 15),
“Guided discovery is effective because ithelps students meet two important criteria for active learning (a) activating or constructing appropriate knowledge to be used for making sense of new incoming information and (b) integrating new incoming information with an appropriate knowledge base.”
Dari pernyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa metode Guided Discovery efektif dalam pembelajaran karena memuat dua kriteria penting dalam pembelajaran aktif, yaitu membangun pengetahuan yang tepat untuk mempermudah pemahaman tentang informasi baru dan menyempurnakan informasi baru dengan dasar pengetahuan yang tepat. Dengan demikian, informasi yang diperoleh peserta didik dapat tertanam dengan baik dan benar.
2. Aspek-Aspek dalam Guided Discovery
Secara umum, pembelajaran dengan Guided Discovery terdiri atas perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Perlunya perencanaan, implementasi, dan evaluasi bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam proses dan keberhasilan tujuan pembelajaran.
Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Secara lebih rinci, dalam perencanaan terdapat butir-butir: (a) berhubungan dengan masa depan, (b) seperangkat kegiatan (c) proses yang sistematis, dan (d) hasil serta tujuan tertentu (US Su'ud, 2007).
Dalam tahap perencanaan diawali dengan mengidentifikasi suatu topik dan membuat satu sasaran. Pertimbangan latar belakang pengetahuan pengawas adalah penting, namun pemilihan contoh-contoh secara umum jauh lebih penting karena pengawas harus mengandalkan contoh-contoh untuk membuat Rencana Program Pembelajaran Jika contoh-contoh tersebut tidak memadai dalam pelajaran-pelajaran Guided Discovery, mempelajari Rencana Program Pembelajaran akan menjadi jauh lebih sulit.
Langkah selanjutnya dalam proses perencanaan adalah menyusun contoh-contoh. Menempatkan contoh-contoh yang jelas dari suatu Rencana Program Pembelajaran terlebih dahulu akan menggiring pada pencapaian atau pemahaman yang lebih cepat tentang Rencana Program Pembelajaran tersebut, sedangkan menempatkan contoh-contoh yang kurang jelas terlebih dulu memungkinkan guru untuk lebih banyak berlatih menganalisis data dan menyusun hipotesis-hipotesis. Urutan contoh bisa silih berganti, maksudnya urutan contoh yang lebih sulit mungkin bisa digunakan untuk menantang siswa-siswa yang pandai, sementara urutan yang lebih mudah dapat digunakan untuk membantu guru yang sulit menangkap pembinaan.
Langkah akhir dalam perencanaan Guided Discovery adalah pertimbangan waktu. Karena guru tidak memiliki definisi atau generalisasi yang tertulis agar mereka lebih fokus, jawaban-jawaban awal mereka mungkin akan cenderung lebih divergen sehingga membutuhkan waktu yang mungkin lebih lama. Untuk itu, waktu merupakan faktor yang harus benar-benar dipertimbangkan guru dalam merencanakan aktivitas-aktivitas guided discovery.
Selanjutnya dalam tahap implementasi, guru membuat Rencana Program Pembelajaran sendiri dengan menggunakan contoh-contoh dan di bawah bimbingan pengawas Hal ini berbeda dengan pengajaran langsung karena Rencana Program Pembelajaran didefinisikan atau dideskripsikan langsung oleh pengawas kepada guru. Terkait dengan bimbingan pengawas, pengawas seharusnya memiliki tujuan konten yang jelas dalam pikirannya saat mereka menerapkan pelajaran tersebut dan menggunakan questioning secara strategis untuk memandu guru membuat Rencana Program Pembelajaran.
Dalam evaluasi metode Guided Discovery dapat dilakukan dengan mengevaluasi cara memotivasi guru, mengevaluasi cara penyajian materi, mengevaluasi cara berkomunikasi, mengevaluasi penggunaan media pembelajaran, dan mengevaluasi pengelolaan kelas. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemajuan guru, mengetahui potensi yang dimiliki guru, mengetahui hasil bimbingan guru, mengetahui kelemahan atau kesulitan belajar guru, memberi bantuan dalam kegiatan belajar guru, memberikan motivasi belajar, mengehui efektifitas mengajar guru, dan memberikan data untuk penelitian dan pengembangan pembelajaran.
B. Rencana Program Pembelajaran
1. Pengertian Rencana Program Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi. Lingkup Rencana Pelaksanaan Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sekurang-kurangnya memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
1. Komponen Rencana Program Pembelajaran
Merujuk pada Permendikbud No. 22 Tahun 2016, terdiri atas:
a. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
b. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
c. Kelas/semester;
d. Materi pokok;
e. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai(Kemendikbud, 2016);
f. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
g. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi; metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan KD yang akan dicapai;
h. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran;
i. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
j. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup;
k. Penilaian hasil pembelajaran (Kemendikbud, 2016).
3. Prinsip - Prinsip Penyusunan Rencana Program Pembelajaran
Mekanisme pelaksanaan pembelajaran mencakup perencanaan, pelaksanaan (termasuk di dalamnya kegiatan evaluasi), dan pertimbangan daya dukung.
Tahap pertama, perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Dalam menyusun Rencana Program Pembelajaran hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Penguatan karakter siswa melalui PPK berbasis kelas, berbasis budaya sekolah dan berbasis masyarakat diperkaya dengan literasi, kompetensi abad 21 (4C) dan HOTS. Integrasi ini dapat dilakukan pada indikator, tujuan, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup maupun penilaian.
b. Perbedaan individual siswa antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan siswa.
c. Partisipasi aktif siswa.
d. Berpusat pada siswa untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
e. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
f. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut Rencana Program Pembelajaran memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
g. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
h. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
i. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi (Kemendikbud, 2016).
4. Langkah – langkah Penyusunan Rencana Program Pembelajaran
a. Mengkajisilabus tematik meliputi:
1) KI dan KD;
2) Materi pembelajaran;
3) Proses pembelajaran;
4) Penilaian pembelajaran;
5) Alokasi waktu; dan
6) Sumber belajar.
b. Merumuskan indikator pencapaian KD.
c. Merumuskan tujuan pembelajaran.
d. Mengembangkan materi pembelajaran. Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran (buku siswa) dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal,materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial.
e. Menjabarkan kegiatan pembelajaran yangadapada silabus dalam bentukyang lebih operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan dengan kondisi siswa dan satuan guru termasuk penggunaan media,alat, bahan, dan sumber belajar.
f. Menentukan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan alokasiwaktu pada silabus. Selanjutnya dibagi ke dalam kegiatanpen dahuluan, inti, dan penutup.
g. Mengembangkan penilaian pembelajaran dengan cara menentukan lingkup, teknik, dan instrumen penilaian, serta membuatpedoman penskoran.
h. Menentukan strategi pembelajaran remedial segera setelah dilakukan penilaian.
i. Menentukan Media, Alat, Bahan, dan Sumber Belajar disesuaikan denganyang telah ditetapkan dalam langkah penjabaran proses pembelajaran (Kemendikbud, 2016).
C. Proses Pembelajaran
Pengertian proses pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Adapun menurut Oemar Hamalik (Oemar, 2004), Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun, meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran, dalam hal ini manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya, materi meliputi; buku-buku, papan tulis dan lain-lainnya. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas dan audiovisual.prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek belajar, ujian dan sebagainya.
Pembelajaran biasanya terjadi dalam situasi formal yang secara sengaja diprogramkan oleh guru dalam usahanya mentransformasikan ilmu kepada peserta didik, berdasarkan kurikulum dan tujuan yang hendak dicapai. Melalui pembelajaran peserta didik melakukan proses belajar sesuai dengan rencana pengajaran yang telah diprogramkan.
Dengan demikian, unsur kesengajaan melalui perencanaan oleh pihak guru merupakan ciri utama pembelajaran.Upaya pembelajaran yang berakar pada pihak guru dilaksanakan secara sistematis yaitu dilakukan dengan langkah-langkah teratur dan terarah secara sistematik, yaitu secara utuh dengan memperhatikan berbagai aspek. Maka konsep belajar dan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang berproses dalam suatu sistem.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa fungsi pembelajaran secara umum adalah merangsang dan menyukseskan proses belajar dan untuk mencapai tujuan, Sedangkan fungsi belajar adalah dapat memanfaatkan semaksimal mungkin sumber belajar untuk mencapai tujuan belajar, yaitu terjadinya perubahan dalam diri peserta didik. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai konsep belajar dan mengajar (pembelajaran), berikut dipaparkan kedua konsep itu.
Belajar itu merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan melalui pengalaman dan latihan yang dilakukan manusia selama hidupnya melalui kegiatan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
Dengan kata lain, belajar itu akan menjadi lebih baik jika subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, sikap, tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Jadi, dengan proses belajar itu manusia akan mengalami perubahan secara menyeluruh meliputi aspek jasmaniah dan rohaniah. Orang dapat belajar meski tidak ada seorang pun yang mengajar.Apa yang ia pelajari dan kerjakan akan sangat bergantung kepada kebutuhan dan motivasinya. Kebutuhan dan motivasi seseorang menjelma menjadi tujuan seseorang dalam belajar.
Dalam belajar pasti juga ada proses mengajar. Mengajar pada dasarnya merupakan usaha untuk menciptkan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar.
Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik sehingga terbentuklah proses pemahaman. Kemudian pengertian yang lebih luas mengajar adalah suatu aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik –baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar.
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Pasal 1, menyatakan bahwa kegiatan belajar mengajar adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran juga diartikan sebagai suatu proses terjadinya interaksi antara pelajar, pengajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran, yang berlangsung dalam suatu lokasi tertentu dalam jangka satuan waktu tertentu pula (Hamalik, 2006) ,
Selain itu (Sardiman, 2010), mengatakan bahwa proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan proses interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan siswa sebagai subyek pokoknya. Interaksi belajar mengajar adalah hubungan aktif dua arah antara pendidik dengan peserta didik dalam suatu kegiatan belajar. Dalam pembelajaran harus dipersiapkan hal hal sebagai berikut sudah nampak Rencana program Pembelajaran yang meliputi :
1. Perencanaan pengelolaan pembelajaran yang meliputi :
a. Merumuskan kompetensi dasar dan indicator
b. Menentukan metode pembelajaran
c. Menentukan langkah-langkah pembelajaran
d. Menentukan cara-cara memotivasi peserta didik
e. Menentukan pengalaman belajar peserta didik
f. Menentukan alokasi waktu
2. Perencanaan pengorganisasian Materi meliputi:
a. Kesesuaian materi pembelajaran dengan kurikulum
b. Mengembangkan materi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan peserta didik
3. Perencanaan Pengelolaan Kelas yang meliputi :
a. Penataan ruangan kelas
b. Pengorganisasian peserta didik agar terlibat aktif dalam pembelajaran
4. Pemilihan sumber dan media pembelajaran meliputi :
a. Memilih sumber pembelajaran
b. Menentukan penggunaan alat/media pembelajaran
5. Pemilihan bentuk penilaian meliputi :
a. Menentukan bentuk-bentuk prosedur dan teknikpenilaian
b. Menyusun alat penilaian
6. Penampilan Fisik meliputi :
a. penggunaan bahasa tulis
b. Kerapian dan kebersihan
Dalam proses pembelajaran harus melibatkan siswa aktif tidak hanya guru sebagaimana harapan dalam Kurikulum 2013 sehingga perlu diperhatikah hal-hal sebagai berikut :
1. Pengembangan perilaku positif pada peserta didik meliputi :
a. Membantu peserta didik untuk menyadari kekuatan dan kelemahan diri
b. Membantu peserta didik untuk menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri
c. Membantu peserta didik untuk dapat mengekspresikan perasaan dan pikiran
d. Menunjukkan simpati
e. Menujukkan keramahan dan menghargai orang
2. Penunujukkan kegairahan dan kesungguhan dalam kegiatan pembelajara meliputi:
a. Menunjukkan kegairahan dalam pembelajaran
b. Memberikan kesan menguasai materi
c. Menunujkkan kemantapan mengajar
3. Pengelolaan Interaksi dalam kelas meliputi :
a. Mengembangkan hubungan antar pribadi yang sehat dan serasi
b. Menciptakan iklim belajar yang kondusif.
Ketika pelaksanan pembelajarn guru harus mampu mengelola kelas dari mulai awal pembelajaran, inti, akhir dan pengorhanisasian kelas sesuai yang dibuat dalam Rencana Progran Pembelajaran meliputi :
1. Pengelolaan Kegiatan awal/Pembuka meliputi :
a. Menyampaikan materi pengait/apersepsi
b. Memotivasi peserta didik untuk memulai pembelajaran
c. Menyampaikan kompetensi yang harus dicapai
2. Pengelolaan Kegiatan Inti Pembelajaran meliputi :
a. Penguasaan materi pembelajaran
b. Memberi contoh /ilustrasi / analogy
c. Menggunakan sumber, alat, media pembelajaran
d. Mengarahkan peserta didik untuk aktifberpartisipasi
e. Memberi penguatan
f. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan urutan yang logis/teratur
g. Merespon secara positif keingintahuan peserta didik
h. Menunjukkan antusiasme/gairah mengajar
3. Pengorganisasian waktu, peserta didik, sumber dan alat/media pembelajaran meliputi :
a. Penataan ruangan kelas
b. Pengorganisasian peserta didik agar terlibat aktif dalam pembelajaran
c. Menyiapkan sumber dan alat bantu/media pembelajaran
4. Pelaksanaan Penilaian meliputi :
a. Melaksanakan penilaian proses
b. Melaksanakan penilaian hasil/akhir
5. Pengelolaan Kegiatan Akhir/penutup
a. Merangkum materi pembelajaran
b. Menganalisis keberhasilan pembelajaran
c. Memberi tindak lanjut.
Jadi dapat hal ini perlu diperhatikan yang menentukan suksesnya proses belajar bukan hanya metode dan prosedurnya tapi proses dari hasil yang didapatkan. Dengan proses yang tidak baik atau benar, mungkin hasil yang dicapainya pun tidak akan baik, atau bisa dikatakan hasil itu adalah hasil semu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
terima kasin Untuk ibu Rumanti atas like,,
terima kasin Untuk ibu Rumanti atas like,,
terima kasin Untuk ibu Rumanti atas like,,