Dalam mata pelajaran sejarah, seringkali peserta didik merasa ngantuk, bosan, bahkan beribu alasan opini dalam mendefinisikannya. Hal ini tentu peringatan bagi guru, mengapa peserta didik kurang tertarik dengan pembelajaran sejarah. Masih banyak kita yang kurang up to date bahkan hanya menggunakan metode ceramah saja dalam pembelajaran sejarah, menjadikan image mata pelajaran sejarah semakin membosankan dan dianggap kuno.

Hal inilah  yang menggugah sanubari hati saya, dalam membuat inovasi pembelajaran sejarah, yaitu menggunakan media Ular Tangga Jumbo  terinspirasi dari film viral KKN di Desa Penari. Film karya  Awi Suryadi yang diadaptasi cuitan SimpleMan di Twitter, dimana  6 orang mahasiswa dan mahasiswi melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) di sebuah desa terpencil, daerah Jawa Timur. Tak disangka, ternyata desa mereka pilih bukan desa biasa. Mereka pun mendapatkan teror misterius dari sosok penari (makhluk astral) cantik bernama Badarawuhi. Namun sayang, mereka tidak bisa dengan mudahnya pulang dari desa yang disebut desa angker, karena salah satu dari mereka melanggar perjanjian dari desa setempat, yang karmanya harus berhadapan dengan Badarawuhi.

Jika di film KKN di Desa Penari para mahasiswa diganggu oleh Badarawuhi, dalam pembelajaran sejarah, anak-anak di dampingi oleh guru sejarah, belajar sambil bermain menggunakan media Ular Tangga Jumbo.  Dengan musik sound KKN di Desa Penari dan dibawah lampu ringlight, anak-anak asyik melempar dadu, kemudian melompat sesuai nomor dadu. Ketika anak-anak mendapat surat rahasia yang berisi pertanyaan mengenai sejarah, jantung anak-anak mulai dag dig dug serr, takut jika tidak bisa menjawab pertanyaan dari surat rahasia, yang tentunya mendapat hukuman yang menyenangkan. Anak-anak yang berhasil menjawab surat rahasia, akan mendapat poin nilai dan  hadiah spesial dari saya. 

Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Inilah tugas kita sebagai guru sejarah, bagaimana mengubah image sejarah, agar sejarah menjadi pelajaran yang tak mudah untuk dilupakan , yang awalnya benci menjadi cinta akan sejarah. Dengan pembawaan guru yang easy going and catchy , anak-anak pasti merasa enjoy. Jika enjoy,  maka ilmu yang kita berikan atau transfer ke anak-anak pun menjadi lebih efektif dan tentunya menyenangkan. 

Semarang, 28 Desember 2022