handayani 1367

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
ketika semua diam

ketika semua diam

“Kanan kanan.. kiri kiri”..

“Buka paha..buka kaki...”

“Ayo dibuka sing amba..”

“Angkat kaki...angkat kaki.”.

“maju mundur..maju..:

“maju lagi..mundur”

Aba-aba seorang instruktur senam di atas anjungan. Dengan gerakanya yang lincah membuat para peserta terengah engah mengikuti gerakannya, aku berhenti memandang kanan kiri aku merasa asing ada satu dua yang kenal mungkin teman satu gereja atau tetangga. Tiba tiba “plaak” ada yang menepuk punggung aku lumayan agak keras, akupun terkejut dan menoleh.

“Mbak Poncoooo” aku pun berteriak karena kaget. Dia teman satu gereja dengan aku

“Dingaren ndherek olah raga di GOR bu?”.

Iya mbak, aku pindah tugas, sekarang aku di pengawas SMP nyuwun pengestu njih”, jawab aku sambil memungut plastik pembungkus kacang ijo yang disiapkan panitia untuk peserta yang dibuang seenaknya. Padahal banyak tempat sampah disediakan. Itu sungguh memprihatinan dan ironis yang dilakukan oleh para pejabat..

“Rajjn sekali mbak” kata salah satu pejabat bagian rumah tangga bupati

“ Aah ndak kok pak...tadi aku terlambat jadi cari kegiatan tambahan biar mendapat keringat he he “,

Thok.. thok... thok.. Aku tersentak dari lamunanku ketika seseorang mengetuk pintu kantorku. “ngersakaken kaca mata bu?, katanya. Ada salah satu pedagang kaca mata yang menawarkan dagangannya. Ternyata dari tadi aku sedang melamun kegiatan di GOR tadi..

He ..he..he..’plak’ kupukul jidatku. Ternyata aku sudah di kantorku yang baru. Di kursi yang tidak tertulis nama pemiliknya. Berarti kursi inilaah yang disiapkan untukku seperti yang kemarin dikatakan ibu natalina waktu sertijab.

“Sepi mas niki sami tugas luar”. Ujarku sambil melirik jam yang menunjukkan jam 09.00. oh sudah siang, pengawas SMP baru aku. Masih terngiang ketika aku masuk pertama kali di ruang kerjaku hari ini..

Semenjak dilantik sebagai pengawas, baru hari ini aku masuk di ruangan pengawas. Seperti anak kecil waktu pertama kali masuk sekolah TK. Sebelum masuk aku sudah banyak pertanyaan sejak di malam hari. Kalo hari Jumat pakai seragam apa, apel di mana. Kalo apel di dinas jam berapa dan hari apa saja. Aku mencoba menghubungi para pengawas senior dengan mengirim WA dan mencoba menghubungi beliau satu demi satu. Pertama aku mengirim pesan kepada pak Joko korwas, beliau membaca, tetapi tidak membalas. Kedua pak Margono, korwas SMP, beliau tidak membaca, apalagi membalasa. Ketiga pak warjito, belau juga tidak membaca pesanku. Lalu aku mencoba menghubungi lewat telepun kepada pak Margono, tidak terhubung. Kemudian kepada ibu Natalina satu satunya pengawas wanita sebelum ditambah aku, beliau tidak mengangkat. Namun, tidak satupun beliau menjawab pertanyaan aku, mungkin beliau semua lagi repot pikirku.

Ketika semua diam, di dalam kebingungan aku teringat kata bapak korwas sebelum aku bergabung di pengawas. Bahwa setiap hari Jumat ada apel dilanjutkan olah raga bersama di GOR. Aku pun segera menuju ke GOR. Aku tidak bergabung kelompok dari dinas pendidikan karena aku datang terlabat. Setelah selesai olah raga akupun bergabung dengan para pejabat dinas. Setelah sedikit berbasa basi kemudian aku langsung ke dinas.

Setelah mengucap salam, pintu aku buka. Di dalam kantor sudah ada dua orang bapak pengawas SMK. Aku segera mengulurkan tangan aku. Setelah itu mencari buku absen. Oleh bapak pengawas SMK aku disarankan untuk mencari petugas dari tendik untuk disetting dalam absen pinger print.

Di sinilah awal dari kegalauanku Aku seperti bola ping pong. Dilempar sana dilempar sisi. Saran dari bapak pengawas itu aku laksananakan, aku datang ke ruang tendik belum ada petugas yang ada, yang ada hanya siswa siswa SMK yang sedang PKL.

“Waah aku ndak tahu bu, aku anak PKL” Jelas mereka

Aku ya ngerti ndhok wong sragammu anak sekolah gitu kok”, batinku.

Lalu ada salah satu petugas dinas yang melihat kedatanganku dan membantuku menanyakan ke pejabat tendik.

“Oooo bu Handayani... O ayem aku ada yang membantuku batinku.

‘Tidak di sini bu, coba ke bagian umum”, lanjutnya. Semprool..ternyata mereka juga tidak mengurusi tentang absen pinger print itu.

“ Injih mbak matur suwun”, jawabku sambil tersenyum kecut.

“ Asem kik wong tuwo diuncal uncalne”, batinku

Kumasuki ruang bagian umum, puji Tuhan aku disambut oleh kasubag umum ibu Daryatmi “Mari bu silakan duduk ada yang bisa dibantu bu?”

Setelah duduk kusampaikan maksudku. Dengan cepat bu daryatmi berjanji akan memabantuku.

“Baik bu nanti aku sampaikan ke bu Umi biar beliau mengurus semuanya”,

disarankan untuk menunggu sampai ada petugas yang datang untuk mengambil sidik jari .aku... sabar..sabar...aku pun kembali ke kantor aku. Kalo kita pernah melihat bola ping pong seperti itulah aku saat itu.

Begitu aku duduk, kriiing kriiing, kriiiiing, handphonku berdering. pertanyaan aku dari bapak korwas dan bapak pengawas yang lainnya mendapat balasan. Akupun membaca dan tak lupa terima kasih dengan tersenyum kecut. Satu persatu pengawas SMK dan SMA mulai datang dan aku pun menyapanya dan mohon izin untuk bergabung. Mereka semua laki-laki. Satu persatu mulai menggoda aku dengancaranya yg berbeda beda. Malu sebetulny...namun bila aku menujukkan malu aku mereka akan tambah semakin menggoda aku, aku hanya menjawab sesekali sambil tersenyum.

Tiba saatnya aku merasa haus. Lama sekali air minum tidak diantar ke meja aku. Tetapi aku tidak berani bertanya. Setelah aku memperhatikan mereka, ternyata air minum tidak dilayani seperti waktu menjadi kepala sekolah. Oh my god. aku tersenyum kecut. Dengan kemalas -malasan aku mengambil gelas. Kuambil salah satu gelas. Oh ada namanya bp suwarno Mpd. Aku taruh lagi gelas itu ketempat semula. Aku ambil lagi oh ada namanya lagi. Kali ini namanya Drs Soparjo M.M. aku kembalikan lagi. Satu persatu kuambil gelas itu semua ada namanya. Ada satu gelas tak bertuan berwarna putih, ada gambar sepasang muda mudi yang berboncengan naik sepeda onthel, dan ada tulisan Dian – Bayu, 26 September 2015. Gelas itu tidak asing lagi bagiku. Aku hapal betul gelas itu karena itu adalah souvenir pernikahan anakku hampir dua tahun yang silam.

Kuambil gelas tak bertuan itu. Sambil kutuangkan air putih dari dispenser aku mengenang saat menikahkan anakku. Suamiku yang kucinta masih ada. Walau sakit dia selalu mendampingi kami dan doanya selalu ada untuk kami. Hampir satu tahun suamiku menghadap Bapanya di Surga. Tak terasa air mata ini menetes, tidak menetes lagi, mengalir dengan deras.

“Mas, (itu panggilan sejak pacaran sampai meninggal), kalau engkau masih hidup, engkau pasti akan sering bersamaku. Aku sudah tidak disibukkan lagi tentang tugas tugas sekolah. Aku sekarang menjadi pengawas. yang punya banyak waktu untukk menjaga dan bersamamu. Maafkan aku di saat engkau sakit dan butuh waktu bersamaku, aku selalu sibuk dan sibuk tentang pekerjaanku. Maafkan aku mas, semoga engkau damai di sisi Bapa amen. Dengan kerongkongan kering dan pahit, kuminum air putih itu. Sedikit melegkan tenggorokan.

Tanpa kusadari dua bapak pengawas sudah masuk di ruang dengan berpakaian olah raga dan dalam keadaan berkeringat. Masih dengan mata merah karena habis menangis aku menyapa salam kepada beliau. Mereka adalah bapak margono,S.Pd, M.M. dan bapak Hartono S.Pd, M.M. kami mulai bercerita seputar tugas tugas pengawas. Apa yang perlu saya lakukan apa yang perlu dipersiapkan, kebiasaan apa yang berlaku di ruang pengawas, dan beliau juga memotivasi aku yang masih tergolong muda ini untuk selalu maju, bahkan beliau juga menunjukku untuk membuat soal dalam persiapan guru berprestasi.

Oh Tuhan, ternyata mereka semua baik kepadaku.Terima kasih yaTuhan; berkatilah aku dalam bekerja; supaya aku dapat bekerja sebaik mungkin; dapat berprestasi, dan dapat mengemban amanatmu. Bimbinglah aku untuk dapat mewartakan kabar gembira dan kabar keselamatan seperti yang telah kau utuskan kepadaku. Lindungilah aku dari semua yang jahat dan yang berniat kurang baik kepadaku. Suamiku, aku berjanji untuk selalu menjaga nama baik dan kehormatan keluarga kita. Aku akan mendidik anak anak kita. Aku akan menghantarkan anak anak kita sampai jadi anak berhasil, yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama amen. Kututup dan kuakhiri tulisan ini dengan hati tersenyum dan syukur menyongsong hari esuk. Semoga Tuhan memberkati amin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post