Handrea dwi agustin

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.4 BUDAYA POSITIF
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.4

1.4.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.4 BUDAYA POSITIF

Kesimpulan dan Refleksi Penerapan Budaya Positif di Sekolah

Kesimpulan:

Sebagai seorang guru dan penggerak pendidikan, peran saya dalam menciptakan budaya positif di sekolah sangat erat kaitannya dengan penerapan disiplin positif, motivasi perilaku manusia, dan strategi pengelolaan kelas yang efektif. Dengan memahami konsep-konsep seperti disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, posisi kontrol, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi, saya dapat mengarahkan perilaku murid menuju kebaikan dengan cara yang lebih humanis dan efektif. Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara yang menekankan pada pendidikan yang membebaskan dan memerdekakan, nilai-nilai dan peran guru penggerak yang fokus pada inovasi dan transformasi pendidikan, serta visi guru penggerak yang mengedepankan pembentukan karakter, semuanya saling melengkapi dan memperkuat upaya saya dalam menciptakan budaya positif di sekolah.

Refleksi:

1. Pemahaman tentang Konsep-konsep Inti:

Saya memahami bahwa disiplin positif berfokus pada pengembangan perilaku baik melalui penguatan positif daripada hukuman. Teori kontrol dan motivasi memberikan wawasan tentang bagaimana manusia berperilaku dan termotivasi oleh kebutuhan dasar mereka. Hukuman dan penghargaan harus digunakan dengan bijak untuk mendorong perilaku yang diinginkan. Posisi kontrol guru memainkan peran penting dalam mengarahkan interaksi dengan murid, di mana guru dapat memilih untuk lebih kolaboratif daripada otoriter. Keyakinan kelas menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, dan segitiga restitusi membantu dalam mengembalikan hubungan yang rusak dengan cara yang konstruktif.

Hal yang menarik dan di luar dugaan saya adalah bagaimana segitiga restitusi dapat begitu efektif dalam menyelesaikan konflik dengan cara yang membangun kembali kepercayaan dan tanggung jawab pada murid.

2. Perubahan Cara Berpikir:

Setelah mempelajari modul ini, saya lebih menyadari pentingnya pendekatan yang lebih positif dan restoratif dalam menciptakan budaya kelas yang kondusif. Saya mulai lebih fokus pada penguatan positif dan memahami bahwa hukuman tidak selalu menjadi solusi terbaik untuk mengubah perilaku.

3. Pengalaman Penerapan Konsep:

Saya pernah mencoba menerapkan segitiga restitusi ketika seorang murid terlibat dalam konflik dengan teman sekelasnya. Dengan menggunakan pendekatan ini, saya berhasil membantu murid tersebut memahami dampak dari perilakunya, memperbaiki hubungan dengan teman sekelas, dan mengambil tanggung jawab untuk perbuatannya.

4. Perasaan saat Mengalami Hal Tersebut:

Saat menerapkan konsep-konsep ini, saya merasa lebih tenang dan percaya diri dalam mengelola kelas. Saya juga merasakan kepuasan ketika melihat perubahan positif pada murid dan peningkatan suasana belajar di kelas.

5. Evaluasi:

Terkait pengalaman saya, saya merasa bahwa pendekatan yang lebih kolaboratif dan positif dalam mengelola kelas sudah berjalan dengan baik. Namun, saya perlu terus memperbaiki kemampuan dalam menerapkan segitiga restitusi secara lebih konsisten dan efektif.

6. Posisi Kontrol Sebelum dan Sesudah Mempelajari Modul:

Sebelum mempelajari modul ini, saya cenderung menggunakan posisi kontrol yang lebih otoriter, terutama saat menghadapi situasi konflik. Hal ini sering membuat saya merasa stres dan kurang puas dengan hasilnya. Setelah mempelajari modul ini, saya lebih banyak menggunakan posisi kontrol managemen yang kolaboratif, yang membuat saya merasa lebih tenang dan puas karena hubungan dengan murid menjadi lebih baik dan masalah dapat diselesaikan dengan cara yang konstruktif.

7. Penerapan Segitiga Restitusi:

Sebelum mempelajari modul ini, saya jarang menerapkan segitiga restitusi. Jika pun saya melakukannya, biasanya saya hanya sampai pada tahap pertama, yaitu mengakui kesalahan. Setelah mempelajari modul ini, saya lebih memahami pentingnya melalui semua tahap dalam segitiga restitusi untuk benar-benar memperbaiki hubungan dan menciptakan perubahan perilaku yang positif.

8. Hal Lain yang Penting untuk Dipelajari:

Selain konsep-konsep dalam modul ini, saya merasa penting untuk mempelajari lebih lanjut tentang teknik komunikasi efektif dan keterampilan mediasi konflik. Hal ini akan membantu dalam menciptakan budaya positif yang lebih kuat di lingkungan kelas dan sekolah.

Dengan menerapkan semua konsep ini, saya percaya bahwa saya dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif, mendukung, dan efektif bagi murid-murid saya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post