Handrea dwi agustin

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

ADA TAPI TIADA

Adzan subuh berkumandang. Suara ayam saling bersahutan. Membangunkan Dela dalam tidurnya. Udara dingin menembus sehelai kain yang melekat pada tubuh. Selimut yang mulai turun hanya menutupi kaki, dilepitnya dengan rapi. Kemudian diambilnya ponsel yang ada di meja,menunjukkan pukul 04.10 . Maklum, dengan segala kesibukannya, ia tidak sempat mengganti baterai jam dinding di kamarnya.

Ia bergegas masuk ke kamar mandi untuk segera berwudhu. Menyentuh sedikit air yang dinginnya seperti air es. Mulai menyiram tangan hingga gerakan terakir yaitu menyiram kaki. Segera membasuh wajah menggunakan handuk. Kemudian mengenakan mukena putih hadiah dari Bundanya. Diangkatx kedua tangan dengan berucap Allohuakbar. Diakhiri salam, dua rakaat pun telah selesai dilakukan. Meneladahkan kedua telapak tangan sambil menutup mata ia berdoa begitu kusyuknya. Ada satu permintaan yang memang dikhususkan setiap harinya. Ya, ia ingin segera keluar dari masalah ini.

Kembali terdiam, dalam keadaan masih menggunakan mukena dilihat wajah-wajah mungil anaknya. Vina dan Vino, anak kembar yang dianugrahi tuhan untuknya. Diusap kepala anak-anaknya, ditiup lembut kemudian membacakan solawat. Berharap semua kebaikan diberikan kepada mereka.

Tidak biasanya, tidak ada suara ketukan pintu seseorang yang biasanya jam segini datang. Bahkan tak terdengar suara motor masuk ke garasi rumah. Yang dimaksud adalah Putra, suami Dela. Laki-laki yang saat ini sedang tidak tau arah dan seenaknya saja. Lupa akan tanggung jawab kepada keluarganya. Datang dan pergi semaunya. Tidak tau apa alasannya, tiap hari datang subuh dan seharian tidur dengan pulasnya. Layakx kelelawar, siang tertidur dan malam berkelayaban. Pekerjaan yang tidak menentu menambah gelarnya sebagai suami yang pengangguran.

Dela memulai pekerjaannya di dapur. Mengiris bumbu dan sayuran yang akan dimasak. Perempuan keturunan sunda ini memang hobbi sekali memasak sayur. Sehingga membuatnya masih terlihat awet muda dan wajah yang fresh.

Vina terbangun, gadis kecil berusia 4th. Yang baru masuk TK A ini mengucapkan selamat pagi kepada bundanya.

" Pagi bunda. " Ucap Vina sambil mengusap wajah menandakan masih mengantuk.

" Pagi sayang, duh pinternya anak bunda sudah bangun. " Jawab Dela.

" Bunda masak apa? " Tanya Dela penasaran.

" Bunda masak capcay kesukaan Vina dan Vino. " Jawab Dela sambil menunjukkan segala macam bahannya.

" Asyik, ada sosisnya juga. Vina suka. " Jawab ceria gadis polos ini.

Sambi terus memasak, Dela mengobrol kecil bersama Vina dan menyuruhnya membangunkan Vino untuk segera mandi. Vino adalah kembaran Vina yang memang selalu bangun belakangan. Kembar laki-laki dan perempuan yang memang berbeda sikap. Hampir setiap hari Vina yang membangunkan Vino. Setelah itu mereka bergantian dimandikan oleh Dela, seusai memasak bekalnya anak-anak. Kemudian mengganti baju dengan seragam dan menyiapkan segala keperluan sekolah lainnya.

Diluar terdengar bunyi motor datang, Putra datang lebih telat dari biasanya. Dela menghela nafas dan berucap istighfar lirih. Sedikit emosi, ingin marah tetapi ada ank-anak yang harus dijaga hatinya, apalagi mereka harus diberi semangat untuk berangkat ke sekolah.

Dengan terpaksa Dela segera menyuruh anak-anak segera berpamitan kepada Ayahnya. Mencium tangan dan mengucapkan salam. Sedangkan Dela sudah siap diatas motor untuk segera mengantarkan anak-anaknya ke sekolah.

Seperti masa bodoh, Putra pun segera ke meja makan dan memakan masakan Dela dengan lahap, setelah itu masuk kamar dan tidur. Sama sekali tidak ada beban. Hidup semaunya, bahkan tidak ada rasa keinginan membantu istrinya. Setidaknya ia membantu mengantarkan anaknya padahal ia tidak bekerja.

Dela datang dan segera melakukan aktivitas seperti biasa. Yaitu bersih-bersih rumah kemudian bergegas masuk kantor yang kebetulan tidak searah dengan sekolah anaknya. Dan jam masuknya juga pukul delapan. Sehingga masih ada waktu sedikit untuk berada dirumah. Dilihatnya ke kamar, laki-laki pemalas yang begitu pulas tidurnya. Mungkin semalaman tidak tidur. Asyik mengobrol dengan teman-temannya layaknya bujang yang tidak punya tanggungan atas keluarganya.

Rasa kesal ada pada Dela. Tapi dela kembali mengelus dada dan berucap istighfar. Segera Dela membangunkan Putra untuk berpamitan berangkat kerja. Sungguh suasana yang terbalik. Biasanya suami berpamitan kepada sang istri untuk bekerja di pagi hari, lain halnya dengan ini. Masih dengan mata terpejam, Putra memberikan tangannya untuk dicium Dela berpamitan.

Pemandangan seperti ini terjadi setiap hari. Bahkan di hari Minggu mereka hanya bertiga berpiknik kecil di taman sekedar ingin merefresh otak. Ya, hanya Dela dan anak-anaknya. Putra yang hanya keluar malam hari enggan ikut karena mengantuk.

Ada tapi tiada. Inilah gambaran keluarga yang lengkap tetapi perannya tidak digunakan. Dela tetap bersabar melakukan rutinitas seperti ini setiap hari. Dela, wanita yang selalu mengalah dan bersabar demi anak-anaknya. Seorang ibu yang selalu berjuang dalam keutuhan rumah tangganya demi anak-anaknya meskipun harus bersusah payah sendiri setiap harinya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Makasih banyak pak.

30 Jul
Balas

Good job

31 Jul
Balas

Thankyou

31 Jul

Wah bagus..semangat!

31 Jul
Balas

Wah bagus..semangat!

31 Jul
Balas

Wah bagus..semangat!

31 Jul
Balas

Wah bagus..semangat!

31 Jul
Balas

Wah bagus..semangat!

31 Jul
Balas

makasih mbak.. ayo nulis juga.

25 Aug

makasih mbak.. ayo nulis juga.

25 Aug



search

New Post