MENANGGAPI PEMBOHONG
MENANGGAPI PEMBOHONG
Oleh: Hanifatul Susmiyah
#Tagur hari ke-29
Dalam kehidupan, kita menemukan berbagai hal. Bisa menyenangkan ataupun meyebalkan. Kalau hal yang menyenangkan siapapun suka. Tetapi hal yang menyebalkan, tentunya banyak yang menolak. Contohnya, kita bertemu orang yang suka bohong. Tentu saja kita terperanjat. Saat mengetahui kalau dibohongi. Rasa kesal tak terelakkan. Kita bisa terpancing emosi. Apalagi orang yang suka bohong itu, ada di lingkungan kerja kita. Itu menjadi tantangan yang harus dihadapi.
Ada beberapa cara untuk menanggapi orang suka bohong. Seperti yang dikutip dari theladders.com, ada 4 hal untuk menanggapi pembohong.
1. Tidak melakukan apapun
Tidak ada orang yang suka dibohongi dan reaksi alamiah kita adalah untuk mengadukan si pembohong. Tapi itu bukanlah hal yang paling cerdas, apalagi di tempat kerja.
Kadang-kadang, diam saja lebih bermanfaat daripada kepuasan telah membuka mulut.
Di lain waktu, kebohongannya bisa saja sangat serius sehingga orang lain harus mengetahuinya
2. Tangkis dengan humor
Beberapa kebohongan terlalu besar untuk diabaikan seluruhnya, tapi terlalu kecil untuk diributkan. Kalau terjadi seperti ini, kita bisa menanggapinya dengan guyonan.
Berikan komentar ringan hanya untuk memberitahu bahwa kita sebenarnya tahu tentang kebohongan itu, misalnya "Nah, saya lihat ekspresi muka kamu berubah."
Strategi ini memberikan kesempatan kepada si pembohong untuk mengakui kesalahan mereka tanpa perlu takut diserang.
Kuncinya di sini adalah dengan memberikan kesan bahwa si pembohong itu hanya sedang membesar-besarkan saja.
3. Pura - pura bodoh
Salah satu cara untuk tetap menyelamatkan muka orang lain adalah dengan berpura-pura bodoh, apalagi dalam suasana berkelompok.
Lakukan seakan kita lupa atau bingung dengan fakta-faktanya, lalu lanjutkan dengan banyak bertanya.
Semakin banyak detail yang kita tanyakan, semakin mungkin kita menggali kebenaran.
Menggiring dengan pertanyaan memberikan kesempatan kepada si pembohong untuk mengakui bahwa mereka telah "selip lidah" dan memperbaikinya sendiri tanpa perlu dicap sebagai pembohong.
4. Tegur secara langsung
Dalam situasi ketika diam saja bukan menjadi pilihan yang baik, kita selalu bisa menegur langsung. Asalkan kita memikirkan cara terbaik untuk melakukannya dan tidak perlu secara impulsif mencecarnya.
Kita bisa melakukan pembicaraan empat mata dengan si pembohong atau dengan orang-orang lain yang terdampak oleh kebohongannya.
Semoga kita bisa menghadapinya dengan bijak. Sehingga tidak lagi muncul rasa tidak nyaman. Lingkungan kita aman dari para pembohong.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
ulasan nan inspiratif. Sehat dan sukses selalu bu Cantik
Makasih kunjyngannya Bunsay, salam santun
Sangat mencerahkan, Bu. Wah, bisa jadi pembelajaran untuk saya ini. Keren.
Makasih kunjungannya, salam santun
Keren Bu... salam literasi
Makasih kunjungannta, salam santun
Ulasan yang sangat bagus sekali. Terimakasih ibu atas ulasan yang bermanfaat ini. Sukses selalu dan salam literasi.
Makasih kunjungannya Pak, sukses selalu
Semoga saja kita selalu berada di lingkungan orang baik. Salam sukses bu
Aamiin, makasih kunjungannya Pak, salam santun
Ulasan yang bermanfaat bunda. Sukses slalu
Makasih kunjungannya, salam santun