Pakai Mantel

Oleh : Hanifatul Susmiyah

# Tagur Hari ke-16

Hari itu jadwal Nia piket ke sekolah tempatnya mengajar. Jarak sekolah dari rumahnya lumayan jauh, kurang lebih sebelas kilometer. Dengan mengendarai vario setianya Nia menuju tempat tugasnya. Di sepanjang  jalan yang dilalui ada beberapa yang berlubang. Tentu saja Nia sudah hafal betul dengan lubang yang harus dihindari.Terutama saat musim hujan kadang tergenang air, harus lebih hati hati. Kondisi seperti itu tak membuat semangat Nia berkurang. Karena sudah menjadi tanggungjawabnya untuk menunaikan kewajiban.

Sebagai jaga jaga kalau pas hujan, Nia selalu membawa matel atau jas hujan di jok sepedanya. Warnanya kombinasi ungu muda dan ungu tua. Dengan model bawahannya rok, sebab baju yang dipakai Nia sering bawahannya rok. Dengan mantel model itu bisa serba guna.Bisa digunakan saat memakai bawahan rok ataupun celana. Berbeda dengan mantel model bawahan celana, akan susah dipakai ketika bawahannya rok. Laju sepeda Nia pun sudah sampai di halaman sekolah.

Setelah memarkir sepeda segera masuk ke kantor dan mengisi absen. Dilanjutkan membuka laptopnya untuk melanjutkan entry nilai semester. Sambil mengobrol dengan temannya pekerjaannya pun selesai. Tetapi tiba tiba rintik hujan mulai turun saat Nia mau pulang ke rumah. Bagi Nia itu bukan masalah, dibuka jok sepedanya untuk mengambil mantel. Setelah mantel dikenakan Nia mengendarai sepedanya menuju arah pulang. Sampai kisaran enam kilometer dari sekolah, kondisi di jalan masih hujan. Begitu sampai di kilometer enam lebih ternyata terang benderang, tidak hujan sama sekali. Tetapi Nia tetap mengenakan mantelnya, karena malas berhenti untuk sekedar melepas mantel. Nampak orang yang berpapasan dengan Nia keheranan kenapa kok pakai mantel ?.