Hani Handayani

Nama: Wulan Handayani TTL: Bandung, 19 April 1984 Alamat: Garut Pendidikan: S2 IPI...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengarang
Kampungku

Mengarang

KAMPUNG HALAMANKU DUNIA KECILKU

Oleh

Wulan Handayani

Kota Kembang adalah tanah kelahiranku, begitu lah orang biasa menjuluki Kota Bandung. Begitu terkenalnya kotaku, hingga seandainya ku tanyai orang satu persatu, rasanya tak mungkin jika mereka tak mengenalinya. Bandung itu ibarat Paris Van Java, bagi sebagian orang para penyuka fashion, karena bagi mereka kotaku ini adalah surga nya belanja, apalagi yang namanya fashion, semua serba ada, bahkan sepertinya semua fashion yang sedang menjadi trend di beberapa tempat, Bandung adalah kota yang sudah lebih dulu mengenalnya. Bandung itu surganya wisata kuliner, bagi pecinta kuliner, karena hampir setiap makanan dengan varian baru selalu di perkenalkan oleh, dari dan ke kampung ku itu.

Begitu dahsyatnya kemahsyuran kotaku ini. Hingga pantaslah pepatah sunda mengatakan “Bandung puser dayeuh nu nelah parahiangan pada muru dijarugjugan”. Tak hanya itu saja, sepertinya semua lini kehidupan terbangun di kota kecil itu, mulai dari kaum social yang bervarisi, kemandirian ekonomi yang bervariasi, geliat dunia usaha, perkembangan di sektor pendidikan, budaya dan pariwisata, dan tak kalah menariknya dengan sejumlah masalah sosial yang hingga saat ini masih menjadi topik utama pembenahan Pemkot terkait. Dan satu hal lagi yang tak kalah fenomenal yang hadir di kota Bandung adalah sosok walikota yang tampan, enerjik, inovatif dan kharismatik, Bapak Ridwan Kamil, beserta dengan gubernur dan wakilnya, Ahmad Heryawan dan Dedi Mizwar Si Naga Bonar sang aktor yang kini menduduki Gedung Sate , dan tak kalah pamornya yang termasyur dari kota ku ini adalah Bobotoh Persib, Viking Mania.

Bandung dahulu di sekitar tahun 1990 an jelas berbeda dengan Bandung masa kini. Alam yang asri, udara yang segar bisa kita rasakan hingga khir tahun 2000 an. Seingat ku di daerah kopo lingkar selatan tempat ku dilahirkan, masih banyak terhampar sawah dan tanah lapang. Ku ingat depan rumahku adalah lapangan tempat ku bermain bersama teman kecilku, yang kadang juga biasa dipakai sebagai tempat bermain bola untuk orang dewasa, atau digunakan sebagai tempat berkegiatan dikala Agustusan atau moment-moment lain yang menyenangkan. Di samping lapang adalah kolam ikan yang cukup luas. Di sana aku biasa menghabiskan waktu ku mencari ikan-ikan kecil atau Impun Gendot, biasa orang Sunda menyebutnya. Kenapa gendot mungkin karena perut ikan itu yang terlalu gendut, bahkan melebihi besar kepalanya, Subhanallah, sungguh idah ciptaan yang maha kuasa atas alam ini. Depan lapangan tempat ku bermain adalah jalan raya, jalan kota Babakan tarogong, jalan itu yang biasa orang bilang jalan peta lingkar selatan. Diseberang jalan adalah Hero Supermarket yang baru saja diresmikan. Bagi kami itu adalah pusat perbelanjaaan termewah yang pernah kami lihat saat itu. Seingatku, dulu itu adalah hamparan sawah yang luas yang kini berubah wajah menjadi gedung megah, pusat perbelanjaan. Bahkan aku masih ingat, para pekerja bangunan yang dulu membangun gedung Hero itu menyewa kamar kos pada ibuku. Alhamdulillahnya mereka itu, walaupun para pekerja kasar, tapi tabiat mereka sangat baik sekali. Kadang jika hari gajian tiba, mereka membelikan aku mainan atau sekedar makanan. Karena kebetulan sebagian mereka itu masih bujangan, jadi belum banyak yang di urus. Kembali lagi keeindahan kampung halamanku, Bandung tempo dulu, yang masih segar dengan tanaman, suasana hijau masih bisa kulihat, saat itu. Tahun 1990 an, bandung masih sangat asri dan ramah, seingat ku, pohon – pohon tinggi di pinggir jalan masih sangat kokoh, sebagai simbol perlindungan, bunga-bunganya yang indah kala musim bunga tiba, menambah wajah cantik kota ku ini, daun-daun melambai dan basah dengan butiran air embun yang mengkristal, bersinar indah tersorot cahaya mentari pagi. Burung-burung liar menari riang, memutar kesana kemari, seakan-akan merayakan pesta bersama teman dan kerabatnya, sebagian yang lain tampak hanya bertengger saja di ranting - ranting pohon sembari sesekali bersiul, bernyanyi dengan merdunya, seakan akan menikmati keindahan alam dan mengucap syukur pada yang Maha Kuasa, pemilik jagat semesta ini. Sungguh pemandangan yang mendamaikan hati, riang seriang hatiku yang senantiasa ceria, bahagia, bergembira bersama teman kecilku, tanpa ada kekhawatiran sedikitpun akan hidup di masa yang akan datang. Senyum kota kelahiranku itu laksana senyum ayah dan ibuku, senyum yang penuh dengan kasih sayang, senyum yang penuh dengan perlindungan, senyum penuh kehangatan dan cinta sejati yang hanya memberi, tak harap kembali.

Kampung halamanku, tanah kelahiranku, sungguh banyak yang telah engkau berikan padaku, pengalaman dan kenangan adalah pendidikan yang paling berharga dalam hidupku. Engkau punya andil dalam membentuk kepribadianku, engkau adalah teman dalam hidupku, engkau adalah tempatku bersenang dan bersenda gurau dengan sahabatku, engkau tempat ku menumpahkan tangisku, dikala aku sedih dan terharu, engkaulah tempat dimana sekolahku berdiri, engkaulah tempat dimana ku habiskan sisa masa kecil dan remajaku. Engkau tempatku menuntut ilmu disaat ku selesaikan pendidikan kesarjanaanku, engkau tempat dimana aku bertemu dengan guruku, dan menimba ilmu dan pengalaman mereka, engkau tempat dimana aku menemukan pasangan hidupku, engkau adalah bagian yang tak terpisahkan dalam hidupku. Kota Kembangku, kota Gemah Ripah Loh Jinawi, simbol kedamaian hidup.

Sungguh indah mengenang kampung halaman ku Bandung tempo dulu bagiku, Bandung di tahun 1990 an, Bandung dalam ingatanku, Bandung dulu sebelum ku tinggalkan. Sekarang memang wajahmu tlah banyak berubah, banyak hal yang tak ku tahu dari perubahanmu, bagiku memang wajahmu tak se ayu dulu, senyummu tak seindah dulu, ronamu tak sehijau dulu, wangimu tak seharum dulu. Kini Bandungku Heurin Kutangtung, gedung –gedung tinggi yang menjulang sebagai symbol keangkuhanmu, sebagai kota yang terkenal bak selebriti, jalanan yang selalu diwarnai dengan kemacetan, sebagai symbol kesibukan, beragam etnis manusia yang sarat dengaan perbedaan karakternya, masalah sampah yang tak kunjung selesai, hunian liar dikolong –kolong jembatan yang mewarnai Bandungku. Kota Bandungku kini modern, kota bandungku kini maju pesat dalam peradaban, tapi bagiku engkau tua setua ayah dan ibuku yang masih harus memikul setumpuk beban masalah, yang tak pernah bisa tenang dari tangan –tangan jahil, yang membutuhkan perbaikan di beberapa sisi, layaknya seorang tua renta yang sakit dan membutuhkan bantuan tenaga medis, untuk memulihkan kembali kondisimu. itulah potret mu kini.

Tapi kesemua itu tak pernah menyurutkan asa ku tuk selalu mencintai dan merindukanmu. Bagiku, Bandung adalah tetap Bandungku yang dulu, yang menghiasi setiap hariku, yang selalu menjadi teman kecilku. Setiap aku pergi menyambangi mu maka hati ku akan selalu berdebar dan bahagia, karena aku akan segera mengenang masa laluku, yang penuh dengan haru biru. Aku selalu bangga pernah mengenalmu Bandung tempo dulu dalam ingatku. Aku selalu bangga karena kau hadir menghiasi separuh hidupku. Aku ingin selalu bisa menyambangimu, dan selalu aku akan berkunjung ke kampung halamanku, yang walaupun wajahnya kini tak seindah dulu di mata ku. Tapi engkau selalu menjadi teman kecilku, yang menoreh kenangan dalam kalbuku,dan yang selalu menggugah asaku. Aku bangga dengan mu kota Bandungku, dan aku mencintai mu selalu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

luar biasa..kerinduan akan kampung halaman meskipun berubah..seperti orang jepang FURUSATO,kampung halaman..keren artikel dan gaya bahasanya..bagus banget..salam ya..

14 Feb
Balas



search

New Post