Jumat pagi tanggal 9 Februari 2018, pukul 08.45 peserta didik kelas 12 sudah antri melakukan registrasi untuk mengikuti Training Motivasi. Ada satu hal yang membuat mereka senang dan tambah semangat untuk mengikuti training, semua peserta mendapat satu set alat tulis berupa block note dan pulpen cantik. Panitianya emang keren ya…

Tepat pukul 09.00 acara Training dimulai. Kali ini menampilkan Life Performance Coach Asep Supriyatna. Panitia mencoba menghadirkan trainer yang bisa jadi inspirator bagi peserta. Untuk menghangatkan suasana, di awal acara Kang Asep mengetes hafalan al-Qur’an peserta, alhasil peserta begitu terpesona dengan bacaan al-qur’annya yang fasih dan tartil. Kang Asep tergabung dalam komunitas Indonesia Bisa Baca Qur’an (IBBQ), tim nya bekerjasama dengan Ustadz Yusuf mansyur membuat Baca Quran Virtual. Hal ini beliau wujudkan atas keprihatinannya kepada kondisi umat Islam. Indonesia muslim terbesar tapi hampir 52% muslim di Indonesia tidak bisa baca qur’an. Tak tanggung-tanggung selesai mengisi acara di SMA IT Al-Madinah besoknya beliau bersama tim terbang ke Papua, selama seminggu berkeliling kota untuk mengajari masyarakat disana membaca al-qur’an. Selain sebagai trainer ternyata Kang Asep punya kepedulian yang tinggi terhadap kondisi umat dan dakwah.

Selama 2 jam peserta ON bersama Kang Asep yang mengambil tema SANG JUARA. Pertanyaan pertama dari beliau, ”Bagaimana menurut Anda tentang ‘LIFE’? ”, jawaban peserta bervariasi ada yang bilang susah, kadang susah kadang mudah, ada juga yang bilang mudah. Suasana dibuat hening saat Kang Asep menyampaikan sebuah hadits “Sesungguhnya Alloh berfirman:’Aku sebagaimana prasangka hambaku kepada-Ku. Aku bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku.’”

Dengan penampilannya yang smart, energik dan gaul Kang Asep menyampaikan pesan-pesan religius. Seperti pergaulan dan berbakti pada orangtua. Anak bisa menjadi sumber kesedihan dan bisa juga jadi sumber kebahagiaan buat orang tuanya. Pesan beliau jadilah sumber kebahagiaan orang tua, mumpung orangtua masih ada.

Meyinggung tentang persiapan peserta dalam menghadapi UNBK. Pernyataan trainer cukup menggelitik “Anda mengikuti Jam Ke Nol (Program Pemantapan UNBK) pilihan atau terpaksa?”. Ada peserta yang nyeletuk “terpaksa”. Ya mengikuti Jam Ke Nol dengan terpaksa juga sebuah pilihan jawab Kang Asep. Kena dech hehe…

Pesan trainer dalam menghadapi UNBK. Pertama, Harus siap. Kedua, Ikhlas. Ketiga, jangan dibuat pusing. Keempat, kalau hasilnya kurang memuaskan, tidak usah menyalahkan orang lain. Kelima, Tawakal.