Pertama kali saya mendengar media guru dari uwak saya. Saya di beri buku pertamanya yang berjudul ARTIS DI DALAM KELAS yang diterbitkan oleh Mediaguru. Saya di beri buku tersebut saat masih duduk sekolah menengah atas. Buku itu sangat membantu saya dalam proses pembelajaran.

Setelah lulus dari SMA, saya melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Medan Sumatera Utara. Saya tinggal bersama uwak. Setiap harinya saya melihat uwak saya menulis. Waktu senggang ia habiskan untuk menulis dan tak sedikit karya yang ia hasilkan. Lebih membanggakan lagi, ia merupakan Artis di Gurusiana.

Dengan melihat uwak saya menulis, timbullah rasa ingin sepertinya yang dapat menghasilkan karya. Karena tanda pengenal yang dapat di kenang sepanjang masa adalah hasil karya yang kita ciptakan.

Tiga hari lalu saya di ajak mengikuti Satu Mahasiswa Satu Buku (SAMASABU) yang di selenggarakan di Auditorium Fakultas Psikologi USU. Semangat dan antusias saya dalam menulis semangkin kuat, agar menjadi manusia yang menghasilkan karya sama seperti uwak saya.

Panitia SAMASABU menghadirkan narasumber dari luar pulau Sumatera. Pak Febri Suprapto dari Bondowoso dan Pak Syaiful Rahman dari Madura Jawa Timur.

Pak Febri mengatakan "Blok penghalang manusia adalah mental. Blok akan bisa dihancurkan dengan free writing (menulis bebas)".

Pak Syaiful mengatakan "Kunci kesuksesan adalah membaca dan menulis. Menulis tidak menggunakan realita tidak akan jadi". Prinsip menulis Pak Syaiful adalah "Tulislah apa yang engkau pikirkan, jangan memikirkan apa yang akan engkau tulis".

Dengan demikian saya lebih semangat untuk menyelesaikan buku dalam satu bulan. Insyaallah