Dalam membuka materi implementasi kurikulum 2013 pendidikan kesetaraan. Saya memotivasi kepada tutor bahwa di Kominkan (PKBM), Jepang "Orang di sana lebih bangga disebut volunteer/sukarelawan, ketimbang sebagai karyawan perusahaan". Sehingga saya mengajak tutor pendidkan keseataraan di Kab. Mamasa (30/12/2018) untuk membuat suatu gerakan tutor Diktara tanpa honor. Silahkan dipelopori oleh forum tutor pendidikan kesetaraan Kab. Mamasa dan dimulai dari Mamasa.

Tujuannya untuk memframing kepada semua pihak bahwa tutor diktara selama ini mengajar di kejar paket (A, B dan C) serta pendidikan keaksaraan tanpa honor. Kecuali tutor bantu di SKB yang baru saja 1 tahun program tersebut digulirkan.

Gerakan tutor diktara tanpa honor, sejalan dengan Renstra Kemdikbud 2015-2019, Pendidikan sebagai suatu gerakan, artinya penyelenggaraan pendidikan harus disikapi sebagai suatu gerakan yang mengintegrasi seluruh potensi negeri dan peran aktif masyarakat.

Gerakan tutor bantu tanpa honor, bukan berarti tanpa uang transport. Uang transport tetap ada sebagai biaya operasional tutor ke kelompok belajar. Apalagi lokasi kelompok belajar pada pendidikan nonformal, kebanyakan daerah sulit akses. Sesuai kondisi tersebut, makanya Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan telah mengalokasikan biaya transport tutor.

Wacana gerakan tersebut, direspon secara positif kepala SKB Kab. Mamasa, Musrah Mula "bahwa ide tersebut sangat kreatif dan perlu ditindaklajuti dalam bentuk kegiatan aksi nyata di lapangan" Ajak Musrah kepada 40 orang tutor kesetaraan dalam sesi kegiatan penutupan pelatihan implementasi K13 Pendidikan Kesetaraan.