#Tantangan Gurusiana Hari ke-71#

Menilik Kamus Besar Bahasa Indonesia, depresi adalah gangguan jiwa pada seseorang yang ditandai dengan perasaan merosot (seperti muram, sedih, perasaan tertekan). Beberapa yang perlu menjadi perhatian terkait depresi antara lain rasa cemas, resah, gelisah, takut, perasaan tidak berharga, kesepian, perfeksionis, merasa tidak dicintai, emosi, putus asa, dan lain-lain. Tingkatan depresi mulai dari ringan, sedang sampai berat.

Beberapa tanda dan gejala orang mengalami depresi bisa berupa gangguan konsentrasi, merasa khawatir berlebihan, banyak berkeringat dingin, dada berdebar-debar, otot terasa kaku, dan mudah lelah tetapi sulit tidur. Waspadalah!

Nha, apa yang perlu dilakukan untuk mencegah depresi? Caranya dengan mengelola stres dengan benar.

Mengapa harus dikelola? Ya, benar karena kita tidak bisa menghindar dari tekanan hidup. Semakin kita lari, maka biasanya akan semakin merasa dikejar oleh tekanan tersebut. Jadi, harus dihadapi secara lapang dada.

Hal utama untuk mengelola stres yang menjadi sumber depresi adalah lapang dada dan ikhlas. Tentu saja ini dilandasi oleh iman yang kuat. Ada hikmah yang bisa diambil dari semua masalah yang dihadapi. Biasakanlah berpikir positif. Percayalah, pasti ada sisi baik di antara yang tidak baik.

Berceritalah pada orang terdekat mengenai perasaan atau masalah yang sedang Anda hadapi. Hal ini penting, agar rasa sesak yang memenuhi hati dan pikiran akan tersalurkan dan tidak dipendam sendiri. Kalau pun orang terdekat tidak bisa memberikan saran, minimal sudah ada rasa lega. Bila memang diperlukan, dapat mencari orang yang ahli di bidangnya. Misalnya jika pusing memikirkan kenakalan anak, maka carilah psikolog anak. Di Rumah Sakit Jiwa, ada layanan bimbingan dan konseling tumbuh kembang, bisa juga dimanfaatkan.

Bisa juga Anda salurkan kepenatan hati dengan menulis di blog Gurusiana. Namun ingatlah bahwa menulis bukan curcol (curhat colongan), tetapi kemaslah sehingga menjadi layak dibaca oleh khalayak.

Lakukan olah raga teratur, untuk mendapatkan asupan oksigen yang cukup dan suasana hati yang nyaman. Berikut diimbangi dengan makan minum yang bergizi, tidak beralkohol, tidak merokok, dan tidak mengandung kafein. Jangan lupa tertawa agar bahagia. Semua ini memastikan bahwa hormon bahagia yang harus selalu bertambah. Amin.

Semarang, 28 Juni 2020

Salam Sehat, Sukses Mulia

Harini S.

WI BPSDMD Prov. Jateng