Minyak Rambut Urang-aring (Tagur 83)
Orang tua masa lalu sangat menyukai produk ini. Rambut menjadi klimis dan tampak hitam. Uti, bunda Pak Panjul dan Swety, penggemar minyak ini. Di atas mobil, Uti tampak sibuk menghitung kembali uang pensiun yang sudah diterima. Sesaat kemudian, Rp200.000,00 diserahkan ke Pak Panjul. Amanahnya untuk membeli obat dan minyak rambut urang-aring. Sore harinya, Uti memberikan Rp200.000,- kepada Swety. Selain untuk beli bensin mobil, Uti minta tolong dibelikan minyak rambut karena Pak Panjul tidak segera membelikan.
Swety dan Pak Panjul mulai didera kebingungan karena sudah hari ketiga belum mendapatkan. Sedangkan Uti sudah menanyakan terus. Hingga akhirnya Swety mencoba ke toko pasar tradisional. Swety memasuki toko sembari berdoa. Akhirnya Swety mendapatkan sang minyak rambut. Ini dia, guman Swety lega.
Sesampai di rumah, dua botol minyak langsung diberikan kepada Uti. Senyum bahagia membuat lega Swety. Sementara Pak Panjul juga senyum-senyum. Swety pun mencocokkan makna senyum Pak Panjul. “Aku kemarin sudah mencari di salah satu toko di pasar. Karena tidak ada, aku akhirnya beli jarum dan benang”, Pak Panjul melanjutkan ceritanya sambil senyum,”tapi aku ngga ngerti, mau tak pakai apa. Ngga enak cuman nanya thok”.
Semarang, 10 Juli 2020
Salam Sehat, Sukses Mulia
Harini S.
WI BPSDMD Prov. Jateng
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Jadul punya. Tahu, ga Bun. Wadah minyak itu.. dahulu kupakaikan baju gitu. Jadi boneka lucu2, lho. Botol PPO kecil itu juga. Ku kasih baju warna warni. Kain perca minta penjahit. hahaha.
Ha ha ha... tulis Mbak Reni, pasti asyik dewh.
Wanginya khas
Iya. Bau Uti banget dewh.
Mantap bu, salam literasi
Terima kasih Mbak Rima.
Hehehe
Salam literasi Mbak Theresia.
Mantul bu..
Thank you Mbak Selmi.
Minyak waktu ku kecil kalau disisiri emak.
Rambutnya jadi bagus ya.
Produk jadul jadi kenangan. hehe..Salam literasi Bu :)
Asyik. Ternyata di tokopedia banyak.
Siip..dulu saat kecil suka di kasi Mak...
Sekarang kok ya kita ngga pakai ya.
Mantap Bu, salam literasi
Terima kasih Mbak Sry.
Podo,,, minyak orang aring idolaku
Apik Pak.