Obat Cacing (Seri 2, Tagur 170)
Kehadiran obat cacing sangat dinantikan oleh Uti. Swety dan Pakdhe Panjul sampai bingung harus bagaimana. Ketika bertanya ke Swety, jawabnya menunggu Pakdhe Panjul. Sebaliknya, ketika bertanya ke Pakdhe Panjul, jawabnya Swety masih sibuk. Walaupun diam-diam Pakdhe Panjul membelikan dan bertanya pada sang penjual obat di apotik.
Obat cacing ini tidak apa-apa untuk orang tua. Cukup sebulan sekali. Diminum malam hari, dengan dikunyah saja, setelah makan malam. Begitu pesan penjual obat.
Malam itu, Swety sampai ngumpet karena Uti mulai marah dan mengancam. Pak Panjul nguping dari kamarnya. Setelah Uti agak tenang, Pak Panjul baru nongol dan memberikan obat cacing itu. Semua pesan penjual obat disampaikan. Tetapi lagi-lagi Uti memberikan kejutan,”Yang merasakan badanku. Cacingnya biar ngga ngamuk, paling lama sebulan sekali”.
Semarang, 6 Oktober 2020
Salam Sehat, Sukses Mulia
Harini S.
WI BPSDMD Prov. Jateng.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen pentigrafnya. Sukses selalu. Salam literasi
Terima kasih Pak Dede.
Aduh, cacingnya ngamuk. Keren pentigrafnya Bu. Salam...
Masih bersambung lho....seru juga. Salam.
He..he..Itu bisa aja...siip pentigrafnya. Salam sukses,bu
Terima kasih Mbak Cicik. Semangat.
Pentigraf yg keren bu. Sukses selalu. Salam kenal dan salam literasi
Siap, thanks Mbak Lily.