Saya mau belajar menulis resensi, meski saya tidak sepiawi bu Astuti. Buku setebal 230 halaman dengan cover merah hati ini sudah membuat saya penasaran sejak tayang cover perdana di Sagusabu. Saya selalu mengagumi perjuangan kaum wanita. Bu Sri Sugiastuti bagi saya bisa menjadi penyemangat dalam menulis. Dari profil penulis bisa dilihat bahwa beliau seorang pembelajar yang penuh semangat. Buku-buku yang ditulisnya tidak hanya novel tapi juga buku seri pendalaman materi Bahasa Inggris. Penerbitnya pun cukup terkenal. Aktifitas beliau di berbagai organisasi tidak menghalangi beliau untuk terus produktif dalam menulis.

Buku the stories of Wonder Women membuka mata saya bahwa menjadi wanita harus kuat dan tegar. Di kisah pertama tentang seorang ustadzah yang mendapat cobaan dengan putrinya. Masalah itu membuat sang ustadzah benar-benar diuji dan hampir protes dengan keadaan. Namun dengan keimanan dan pertolongan Allah akhirnya bisa menerima keadaan dan lulus dari ujian.

Wanita dalam berbagai status dikisahkan oleh ibu Sri Sugiastuti. Dari kisah seorang isteri, janda, maupun perawan tua ada. Bahasa yang dipakai komunikatif, kadang ada tambahan komentar yang diberi tanda kurung misal ( bayem kali, layu). Juga ucapan-ucapan yang dicetak miring seperti di halaman 87 jangan sewot dulu dunk..Semua itu terasa menambah kedekatan dari penulis dan pembaca. Semua cerita yang ada di buku ini, menurut beliau adalah kisah nyata. Salah satu bukti bahwa penulis mempunyai jalinan teman yang luas. Juga bisa menjadi tempat curhat.

Petikan ayat Qur’an yang menjadi pengantar dalam setiap kisah membuat buku ini juga diwarnai dengan pembelajaran bahwa setiap kisah di dunia bisa teratasi dengan bersandar kepada Allah. Kisah yang membuat saya terkesan adalah kisah yang berjudul Kuingin Mengetuk Pintu Surga. Kisah ini tentang seorang gadis yang mengalami kecelakaan hingga gegar otak dan tidak bisa melanjutkan kuliah. Keputusannya untuk tetep sendiri dan mengabdikan diri pada orangtua juga anak asuhnya. Kunjungannya ke panti jompo menjadi pembelajaran baginya. Rasa syukurnya muncul bahwa Allah telah memberinya anugerah yang tidak diberikan kepada orang lain.

Kisah lain yang membuat haru berjudul Buah sabar itu manis. Perjuangan seorang wanita yang berjuang membesarkan putra-putrinya karena sikap suami yang kurang bertanggungjawab. Akhirnya jerih payahnya membawa hasil. Masih banyak cerita inspiratif lainnya. Bahasa yang dipakai di buku ini lugas, menurut saya. Akan lebih indah jika ada gaya bahasa yang dipakai.

Ada kurang lebih duapuluh lima kisah di buku ini, tapi kenapa yang dituliskan di cover hanya duapuluh satu kisah Perempuan Tangguh dengan perjuanganya. Pada dasarnya buku ini mengispirasi dan memberikan banyak pembelajaran khususnya bagi kaum wanita. Tetap salut buat bunda Sri Sugiastuti. Karya tulisan beliau juga tidak pernah absen di gurusiana.

Begitulah yang bisa saya komen tentang buku The stories of Wonder Women. Semoga ulasan ini berkenan baik di hati penulis maupun pembaca. Mohon maaf jika ada salah kata. Burung Nuri burung Cendrawasih, sampai disini dan terimakasih.