Keterpaksaan dalam Gerakan Literasi
Keterpaksaan dalam Gerakan Literasi
Oleh Harini
Program Literasi sedang digiatkan di sekolah. Gerakan 15 menit membaca buku selain buku pelajaran. Kegiatan membaca ini dilakukan sebelum jam pelajaran dimulai. Murid-murid boleh membaca buku apapun. Mereka ada yang membaca alqur’an, al kitab , buku cerita misal: novel ataupun majalah.
Sebenarnya waktu lima belas menit tidak cukup bagi mereka. Namun diharapkan gerakan ini bisa membangkitkan minat baca di kalangan para siswa. Tampak sekali perbedaan anak-anak yang suka membaca atau tidak. Bagi mereka yang suka membaca biasanya dari rumah sudah menyiapkan buku bacaannya. Mereka tidak akan melewatkan momen 15 menit ini. Kebiasaan membaca mereka juga kelihatan dari tulisan yang mereka tuangkan dalam buku rangkuman.
Bagi anak-anak yang tidak hobi membaca mungkin menganggap waktu lima belas menit tidak berarti apa-apa. Kadang mereka gunakan untuk mengerjakan tugas lain, ngobrol atau membaca buku asal-asalan. Mereka melakukan kegiatan membaca ketika sedang ada guru di kelasnya. Tulisan yang mereka tuangkan dalam buku rangkuman pun terkesan biasa, bahkan terkesan seadanya. Asal mengumpulkan agar tunai sudah tugas yang disuruh oleh wali kelas.
Untuk menyukseskan gerakan literasi dengan pembiasaan membaca memang perlu dipaksakan. Anak-anak mungkin belum tahu manfaat dari membaca. Banyak pilihan tema buku di perpustakaan. Minat baca mereka kadang tidak muncul kalau tidak dipaksa untuk membaca dan menuliskan rangkuman. Dengan cara itu, mula-mula mereka akan terpaksa berkunjung ke perpustakaan, memilih buku dan merangkum. Diharapkan dengan sering datangnya mereka ke perpustaan, mereka akan tahu bahwa buku-buku di perpustakaan bermacam-macam. Sehingga akan membangkitkan minat mereka, terutama yang tidak suka dengan cerita fiksi belaka.
Sebelum Ulangan Tengah Semester saya mencoba mengumpulkan buku rangkuman membaca para siswa di kelas 9B. Saya pilih kelas 9B karena saya menjadi wali kelas ini. Setiap hari Sabtu kebetulan saya mengajar di jam pertama kelas ini. Lima belas menit benar-benar saya optimalkan untuk sedikit memaksa anak-anak membaca. Saya kadang terpaksa harus ngecek satu persatu menanyakan buku apa yang mereka bawa.
Setelah usai 15 menit saya luangkan waktu lima menit untuk memberi kesempatan satu atau dua orang anak untuk menceritakan isi buku yang dibacanya. Kadang ceritanya memang belum sampai tamat. Dengan cara ini justru temannya ada yang penasaran ingin mengetahui kelanjutan cerita. Ada diantara mereka kemudian pesan untuk pinjam jika sudah selesai dibaca.
Setelah itu kami bersama-sama akan menyimpulkan hikmah apa yang bisa diambil dari cerita itu. Apa maksud penulis menyampaikan cerita itu kepada pembaca. Pada kesempatan itu saya bisa menyisipkan pendidikan karakter kepada para siswa, tanpa mereka merasa dinasehati atau diceramahi. Applause dan pujian kepada anak yang sudah menyampaikan isi buku bacaannya pun tidak lupa diberikan. Anak-anak kelihatan senang dan bisa tambah percaya diri untuk berkomunikasi di depan kelas.
Dari buku rangkuman dan sikap mereka terhadap program literasi membaca 15 menit, saya pilih tiga anak yang mendapat julukan pejuang literasi di kelas 9B. Semoga dengan bingkisan kecil sebagai penghargaan atas usaha mereka akan menjadikan mereka anak-anak yang cinta membaca dan benar-benar menjadi pejuang literasi di sekolah kami.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
yes...makasih attensinya pak..
Mudah2an dari terpaksa menjadi biasa ya mbak..
Mantap....
Ya Bunda .... Banyak siswa - siswi kita yg merasa terpaksa dg kegiatan 15 menit membaca sebelum pelajaran dimulai.