MUTASI GURU...SIAPA? DI MANA?
Hari Rabu tanggal 3 Januari 2018. Kembali acara apel di halaman sekolah diadakan lagi. Kali ini merupakan angkatan kedua. Setelah tahun lalu guru-guru yang memiliki masa tugas 20 tahun lebih di tempat kerjanya di mutasi di sekolah lain, kini giliran bapak/ibu guru yang memiliki masa kerja 15 tahun lebih. Bagaimanapun, rasa haru biru mewarnai suasana hati para warga sekolah. Para siswa, teman guru dan karyawan-karyawati mempunyai kenangan sendiri-sendiri kepada beliau-beliau yang diamanati tugas ke sekolah lain.
Lima belas tahun lebih bersama, tentulah ada cukup banyak kenangan yang ada. Baik suka, duka, kecewa, gelak tawa maupun gundah gulana. Apalagi bagi guru-guru yang di mata anak-anak mendapat julukan guru galak ataupun guru cerewet. Kini, anak-anak mulai menyadari bahwa sesungguhnya kehadiran beliau sangat berarti. Kilas balik peristiwa yang sebentar lagi hanya akan menjadi kenangan takkan terulang. Teguran, nasehat bahkan kemarahan bapak/ibu guru kepada mereka, adalah bukti kepedulian dan rasa sayang seorang guru kepadanya. Bukan karena benci mereka dimarahi. Tapi karena beliau merasa sayang dan peduli.
Kebijakan mutasi guru-guru ini beralasan. Konon kabarnya untuk menghilangkan kesan adanya sekolah favorit. Sekarang ini guru-guru dimutasi, bukan karena tidak punya prestasi. Bukan karena kondite buruk atau melakukan hal yang tak selayaknya. Zaman dulu guru yang dimutasikan sebagai satu hukuman. Sekarang bukan hal itu yang menjadi alasan. Jadi, mutasi sekarang menjadi satu hal yang dianggap satu kewajaran.
Lokasi SMP di wilayah kota kami memang tidak begitu berjauhan. Paling tidak masih bisa ditempuh dalam hitungan menit atau jam. Tidaklah sampai separoh harian. Jadi bukan jauh dan dekat yang menjadi hambatan. Sebagai ASN, akan siap dimanapun ditempatkan. Semua masih bumi Indonesia. Tempat ASN mengabdi jiwa dan raga. Demi kemajuan putra-putri bangsa.
Satu hal yang mungkin perlu dipertimbangkan, atau bolehlah kalau dibilang saran. Pergantian akan lebih nyaman kalau terjadi di akhir tahun pelajaran. Bukan di tengah tahun, di akhir semesteran. Karena, belajar tuntas idealnya selama setahun. Jika ada pergantian pembelajaran akan lebih nyaman, karena peserta didik ada di permulaan. Materi akan menjadi utuh diterimakan. Faktor adaptasi mestinya juga jadi bahan pertimbangan.
Apakah masukan ini bisa diterima oleh pemangku kebijakan? Ataukah karena adanya perbedaan akhir tahun kalender pendidikan dengan akhir tahun kalender penanggalan, sehingga ada perbedaan pula dalam akhir tahun anggaran. Tapi, apakah ketiganya ada faktor yang saling berkaitan? Entahlah...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ada benarnya juga ya pak?
Awalnya memang berat, tp kalau hasilnya bs lbh baik?. Untuk penyegaran mungkin perlu ada mutasi.