Hari Prasetio

Lahir di Cilacap 25 Maret 1967. Lulusan SDN 1 Karangtalun Cilacap (1980), SMPN 4 Cilacap (1983), SMAN 1 Cilacap (1986). Alumni Universitas Sebelas Maret Sur...

Selengkapnya
Navigasi Web
Berikan Hati pada Anak-Anak Kita

Berikan Hati pada Anak-Anak Kita

Masa depan seperti apa yang akan mewujud pada bangsa kita ?. Gambaran ke depan macam apa yang akan terjadi pada umat ini ?. Kalimat tanya itu sering mengemuka jika kita punya sedikit perhatian pada hal di luar kepentingan diri sendiri. Tak sulit sebenarnya menjawab itu. Allah SWT telah memberikan resep universal yang berlaku sejak masa para Rosul hingga jaman kontemporer kini untuk membangun masa depan suatu bangsa.

Resep universal itu : Perhatikan anak- anak kita ! Perhatian itu perlu dimulai sangat dini, bahkan sebelum jasad sang anak di bentuk dan sebelum jiwanya dihembuskan ke dalam jasad itu. Doa agar Tuhan memberi keturunan yang baik ditekankan untuk dipanjatkan berulang- ulang.“Robbii hablii minladunka dzurriyatan thoyibah “.

Setelah itu kitapun perlu mengawal pengembangan diri anak-anak itu. Kita perlu menjadi seperti yang diistilahkan Khalil Gibran sebagai busur kokoh yang dapat melesatkan anak-anak kita ke depan . Merekalah yang akan menapaki jalan masa depan. Mereka perlu sentuhan lembut yang akan menjadi cetakan bagi terbentuknnya pribadi yang tangguh.

Berbagai kata bijak memberi tahu sentuhan apa yang diperlukan anak-anak itu. Juga kata-kata bijak berikut ini :

Jika anak hidup dalam kritik, ia belajar mengutuk

Jika anak hidup dalam kekerasan, ia belajar berkelahi.

Jika anak hidup dalam pembodohan, ia belajar jadi pemalu.

Jika anak hidup dalam rasa dipermalukan, ia belajar terus merasa bersalah.

Jika anak hidup dalam toleransi , ia belajar menjadi sabar.

Jika anak hidup dalam dorongan , ia belajar menjadi percaya diri.

Jika anak hidup dalam penghargaan , ia belajar mengapresiasi.

Jika anak hidup dalam rasa adil , ia belajar keadilan.

Jika anak hidup dalam rasa aman , ia belajar yakin.

Jika anak hidup dalam persetujuan, ia belajar menghargai diri sendiri

Jika anak hidup dalam rasa diterima dan persahabatan , ia belajar mencari cinta di seluruh jagad.

Kita tentu tak ingin anak-anak kita menjadi sosok pengutuk, pengelahi, rendah diri juga selalu merasa bersalah dengan dirinya sendiri tak akan tegak suatu bangsa atau suatu umat yang memiliki karakter seperti itu. Tentu kita ingin menjadi bangsa yang berkeyakinan teguh, bahagia, percaya diri, sabar , menghargai yang lain, serta bergelimang cinta berkat-Nya.

Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Esok tentu harus lebih baik dari hari ini . Mengadopsi prinsip ini , maka generasi esok haruslah lebih baik dari generasi kini. Sebuah harapan yang tak sulit terwujud jika kita sungguh-sungguh memberikan hati pada anak-anak kita. Amin ya rabbal’alamin…

What comes from hearth goes to hearth.

Apa yang datang dari hati akan jatuh ke hati

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post