Hari Prasetio

Lahir di Cilacap 25 Maret 1967. Lulusan SDN 1 Karangtalun Cilacap (1980), SMPN 4 Cilacap (1983), SMAN 1 Cilacap (1986). Alumni Universitas Sebelas Maret Sur...

Selengkapnya
Navigasi Web
Guru Pendendam

Guru Pendendam

Seperti biasa, aku berangkat ke sekolah pukul 06.00 sampai di sekolah pukul 06.15, karena jarak rumahku ke sekolah lebih kurang 10 km. Dengan datang lebih awal, aku bisa lebih baik dalam mempersiapkan tugasku mengajar 24 jam per minggu. Aku mempunyai prinsip, apabila pekerjaan itu dipersiapkan terlebih dahulu, pasti hasilnya akan lebih baik.

Istriku juga berprofesi sebagai guru dan sekarang kedua anakku sedang kuliah di luar kota. Dengan demikian waktuku tidak tersita seperti pada waktu anak-anakku masih kecil. Sepertinya saat ini aku merasa lebih leluasa untuk memanfaatkan waktuku.

Aku sehari-hari mengajar keterampilan program keahlian teknik desain furnitur dan masih ada 7 program keahlian di sekolahku. Pekerjaanku sesuai dengan hobiku membuat perabot rumah tangga, seisi rumahku hampir semua hasil karyaku sendiri, sehingga ukuran perabot yang aku buat sesuai dengan ukuran ruangan yang ada.

Aku sering berpesan kepada murid-muridku, supaya membekali diri dengan life skill/kecakapan hidup. Hal itu sebagai persiapan apabila telah lulus nanti dan tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, setidaknya mereka bisa bekerja sesuai dengan keahliannya.

Pada akhir program, murid-muridku mendapat sertifikat keterampilan, selain mendapatkan ijasah sebagai lulusan madrasah aliyah. Dalam struktur program keterampilan, mewajibkan setiap siswa untuk mengikuti magang/praktek kerja lapangan di instansi pemerintah/swasta dan dunia usaha/industri di sekitar Kabupaten Banyumas dan mengikuti kunjungan industri ke perusahaan yang berhubungan dengan bidangnya. Hal ini dilaksanakan di luar kota sambil piknik atau refreshing.

Sekitar tahun 2012, di sekolahku ada acara pisah sambut kepala madrasah dan silaturrahmi/halal bihalal, kebetulan aku sebagai ketua panitianya. Sebagai ketua panitia, aku berupaya agar acara itu dapat berlangsung dengan lancar dan sukses. Persiapan sudah dimulai sejak seminggu sebelum acara berlangsung.

Menjelang hari H, sudah 90% siap, ada beberapa properti yang bisa dilengkapi sebelum pelaksanaan. Beberapa kali aku konsultasi dengan kepala TU dan kepala madrasah mengenai persiapan acara itu. Kali ini tempat pelaksanaan acara tidak di gedung, tetapi panitia sepakat untuk dilaksanakan di halaman gedung keterampilan/workshop yang di tepi halaman ada tamannya yang cukup asri.

Pagi itu aku datang lebih awal, dengan maksud mengecek beberapa hal yang masih kurang sreg/pas. Kursi di urutan depan untuk para tamu undangan, sempat aku geser dan perlu diberi meja untuk tempat hidangan. Saat itu acara dimulai kurang 30 menit lagi, dari ruang TU aku pinjam beberapa vas bunga untuk pemanis meja undangan, karena kedua tanganku sudang membawa vas bunga, maka aku menyuruh dua siswa yang kebetulan lewat depan ruang TU untuk membantuku membawakan meja itu.

"Mas….mas…., coba tolong bapak ya…", bawakan meja ini ke halaman gedung keterampilan. "Maaf…pak, saya bukan panitia!". Haah….aku tersentak dalam hati, ternyata kedua siswaku itu tak mau membantuku. Akhirnya aku kembali lagi untuk mengambil sendiri meja itu.

Alhamdulillah, acara itu dapat berlangsung dengan lancar dan sukses. Akhirnya aku punya kepala madrasah baru. Tentunya semua berharap pimpinan baru akan lebih baik dan bisa membawa madrasah menjadi lebih maju.

Sehubungan dengan tugasku sebagai guru keterampilan, aku sering berinteraksi dengan perusahaan dan dunia usaha/industri, juga dengan Disnakertrans Provinsi Jawa Tengah. Banyak informasi lowongan kerja aku dapatkan. Suatu hari, siswa yang pernah menolak membantuku untuk membawakan meja itu menemuiku di ruang kerjaku. Ia menanyakan, " pak…apa ada informasi lowongan kerja untuk saya?". Aku segera menjawab, "O….maaf mas tidak ada...!", jawabku dengan suara acuh. Aku masih ingat betul kejadian waktu acara pisah sambut kepala madrasah. Padahal waktu itu aku baru mendapat informasi lowongan kerja yang pas untuk siswaku itu, karena memang madrasah pernah membuat MoU dengan perusahaan itu yang sedang membutuhkan karyawan.

Setelah itu, aku berpikir alangkah pendendamnya aku ini, sepertinya aku tidak pantas menjadi guru yang patut digugu dan ditiru oleh murid-muridku. Aku juga berpikir, bahwa aku punya anak juga, yang saat ini masih kuliah. Suatu saat nanti mereka juga akan mengalami mencari pekerjaan seperti murid-muridku. Aku sekarang sadar bahwa yang aku lakukan itu keliru, mudah-mudahan siswaku itu sudah mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang keahliannya, amin….

Aku pernah membaca tulisan seorang pakar pendidikan Arief Rachman, hasil penelitian beliau menyebutkan bahwa, siswa yang suka melakukan pekerjaan dengan suka rela, mereka cenderung akan lebih cepat mendapatkan pekerjaan. Aku langsung teringat pada siswaku dulu.

Sekarang aku tidak pendendam lagi, walaupun kejadian itu sempat membuatku sangat jengkel, namun hal itu bisa menjadi pengalaman hidupku sebagai guru yang harus bisa digugu dan ditiru. Bukan hanya untuk murid-muridku tapi juga untuk anak-anakku………

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post