Setahun yang lalu sekitar bulan Oktober 2018, guru-guru sudah belajar membiasakan diri menggunakan fingerprint untuk mengabsen kedatangan dan kepulangan jam kerja. Untuk persiapan absensi online yang akan link langsung dengan dapodik di bulan Januari 2019. Ada keseruan kisah dibalik fingerprint ini, sekolah yang tidak menerapkan lima hari kerja tentunya pada awalnya keberatan dengan kewajiban ini. Jam masuk sekolah dari pukul 07.00 sampai dengan 13.30 WIB adalah jam masuk sekolah bagi yang menjalankan enam hari kerja. Tentu saja dari pukul 13.30 sampai pukul 15.30 tidak ada kegiatan KBM. Berdasarkan amanat peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan bahwa di jam-jam tersebut hendaknya guru melaksanakan tugas-tugas, seperti penilaian, menganalisis soal, membuat PTK dan sebagainya. Tapi apa yang terjadi di lapangan? peraturan ini menimbulkan reaksi yang berbeda pada setiap guru.

Reaksi-reaksi tersebut dibagi menjadi beberapa tipe saat absen dengan fingerprint. Pertama, tipe manipulatif, guru yang awal masuk kerja mengabsen dengan tepat waktu dan pulang kerja mengabsen dengan tepat waktu pula, tetapi tengahnya bolong alias balik lagi ke rumah atau tidak mengajar cukup memberi tugas kepada murid, yang penting laporan fingerprint dia selalu tepat waktu, jam masuk dan pulang.

Kedua, tipe nyantai, guru yang tidak peduli dengan absensi fingerprint, masuk terlambat dan pulang lebih awal. Sekali-kali tepat waktu, selagi berkeyakinan fingerprint belum link ke dapodik maka sah-sah saja dia begitu, karena pemotongan tunjangan terjadi apabila fingerprint online.

Ketiga, tipe semi rajin, guru yang selalu datang dan pulang tepat waktu absensi fingerprint, tetap mengajar siswa tetapi kadang-kadang di tengah-tengah jam kerja masih bolak balik ke rumah dan ke sekolah, atau bolak-balik ada kepentingan di luar.

Keempat, tipe terpaksa, guru yang selalu datang dan pulang tepat waktu absensi fingerprint, tetap mengajar sampai jam KBM, setelah jam KBM usai sambil menunggu jam pulang fingerprint, dia tidur terlelap di ruang guru atau main gadgate atau ngobrol ngolor ngidul untuk mengisi waktu luang. Dia tidak bisa bolak balik pulang ke rumah karena jarak rumah jauh dengan sekolah.

Kelima, tipe penakut, guru yang selalu datang awal untuk fingerprint, tidak mau terlambat walau sedetikpun, meskipun perjalanan berangkat ngebut dengan kecepatan kilat, yang penting tidak terlambat ke sekolah. Apapun kendala yang dihadapi ia terobos demi fingerprint, demi tidak dipotong tunjangannya.

Keenam, tipe pelupa, guru yang selalu datang dan pulang tepat waktu, tapi lupa tidak fingerprint. Dia baru ingat ketika matahari sudah meninggi (siang) bahwa dia belum fingerprint. Bahkan karena pelupanya, ketika sampai di rumah barulah ingat bahwa saat jam pulang dia belum fingerprint, padahal jarak rumah sangat jauh dengan lokasi sekolah. Kasihan sekali tipe ini, sudah rajin tapi dianggap malas karena laporan fingerprint banyak yang kosong.

Keenam, tipe Lillahi Ta'ala, guru yang berlandaskan niat ibadah dalam bekerja, ada fingerprint atau tidak, bagi dia tidak berpengaruh, dia datang dan pulang tepat waktu.Kalau toh dia terlambat, dia tidak panik karena memang ada kepentingan yang mendesak. Mengajar dan mendidik dengan baik, mengisi waktu luang di sekolah dengan kegiatan positif atau mengerjakan tugas-tugas yang belum selesai. Kalaupun dia pulang lebih awal, karena memang ada kepentingan yang tidak bisa ditunda, dia sangat menikmati pekerjaannya.

dari uraian di atas, termasuk tipe manakah anda? semoga tulisan ini dapat menyentil diri kita sendiri untuk berubah dan memperbaiki diri. Selamat berproses menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama dan di ridai Tuhan.