Buah Kesabaran 2, Tagur ke-202
Buah Kesabaran
Karyawan-karyawannya berasal dari berbagai daerah dalam satu provinsi. Tentunya mereka merantau untuk mencari pekerjaan yang bisa membantu kebutuhan keluarga mereka. jika suami-istri itu menghentikan usaha, maka sama saja menghentikan mata pencaharian karyawan-karyawan itu.
Tak hanya jatuh dalam usaha itu, Fatimah juga berusaha menjalankan bisnis online. Bisnis investasi. Harapannya, ia akan segera menutup hutang-hutang dan bisa melanjutkan usaha, namun, lagi-lagi dia harus menelan kekecewaan, karena investasi berhenti dan tak terbayarkan lagi jasanya. Modalnya hilang.
Yang sangat menyakitkan hati suaminya adalah, karena usaha online itu dirintis oleh keluarganya. Keluarganya dalam bahaya. Ancaman-demi ancaman terus dikirimkan oleh para investor. Meskipun suaminya tidak ikut menjalankan bisnis itu, dia yang menjadi bahan omongan dan tempat keluh-kesah semua keluarga ataupun para investor yang mengenalnya.
Pikiran yang dihujam dengan bertubi-tubi permasalahan inilah yang mengakibatkan suami Fatimah jatuh sakit. Stroke serangan pertama. Tak dirasa penyebab penyakit itu. Serangan terjadi pada saat suami Fatimah menjadi imam di musala pada salat maghrob. Tiba-tiba terjatuh dan dilarikan ke rumah sakit.
Kesembuhan telah dicapai dari sakit ini. terjadi serangan lagi ketika suami Fatimah mengantarkan rekreasi siswa-siswinya. Sebenarnya Fatimah sudah melarangnya agar tidak berangkat. Akan tetapi, suami yang merasa tanggung jawab sebagi wali kelas, memaksakan diri untuk ikut.
Fatimah membekali dengan berbagai keperluan bepergian. Bahkan vitamin agar suaminya bisa menjaga stamina dalam perjalanan tak lupa dibawakannya. Namun, karena bus yang dikendarainya kurang nyaman, membuat suami sering marah-marah karena kasihan kepada murid-muridnya. Sepulang dari acara inilah tiba-tiba cara bicara suaminya tidak jelas. Fatimah segera membawanya ke rumah sakit. Terjadilah serangan stroke yang kedua.
Kesembuhan dicapainya lagi. Sampai suaminya sudah mampu mengendarai motor sendiri. Ikut berolah raga dengan teman-temannya di sekolah. Kegiatan dijalaninya layaknya dia seorang yang normal tanpa pernah merasakan bahwa dia penderita stroke.
Hari Jumat, sewaktu Fatimah akan mengantarkan muridnya lomba ke kota lain, suaminya mendapat serangan stroke yang ketiga. Kondisi ini sangat mengejutkan Fatimah karena sewaktu akan berangkat ke kantor, suaminya baik-baik saja. Sepulang dari kantor, Fatimah sudah melihat kondisi suaminya yang tidak bisa bicara lancar dan tidak bisa bergerak di tempat tidur. Serangan ketiga inilah yang mengabikatkan berpulangnya suami tercinta.
Sebagai single parent dengan dua anak yang sudah dewasa, tentunya sangat membutuhkan banyak biata. Selain itu, untuk acara selamatan 40, 100, 1 tahun, 2 tahun, seribu hari suaminya selalu diadakan acara yang cukup mewah, bahkan ada orang yang mengatakan terlalu mengada-ada, padahal hutangnya masih di sana-sini.
Fatimah tidak memedulikan apa kata orang, baginya doa banyak orang akan sampai untuk suami tercintanya. Entah uang itu dari mana, asalkan ada uang ia menganggap inilah rezeki almarhum suaminya. Inilah petunjuk jalan yang diberikan Allah dan harus dijalaninya. Ia yakin, Allah Maha Katya dan Maha Pemurah. Semua akan terjadi atas izin-Nya.
Ia harus memberikan selamatan yang sangat menghormati tamunya. Inilah penghormatan dia pada tamu suaminya. Pernghormatan terakhirnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar