Hariyani

Hariyani adalah nama asli sejak lahir dari Ibu bernama Marsini dan Bapak bernama Paniran yang tinggal di Blitar. Berlatar pendidikan SDN Jatituri 2 Blitar, SMPN...

Selengkapnya
Navigasi Web

Sepasang Ayam Kate Batik Kanada, Cerbung Tagur ke-190

Sepasang Ayam Kate Batik Kanada

Allah Maha Indah. Ciptaan-Nya pada bulu-bulu ayam kate batik kanada ini memesona dalam setiap tatapan. Desain bulat tertata rapi yang dipadu dengan warna hitam dan coklat keemasan. Pesona batik ciptaan-Nya mengingatkan pada sentuhan canting perempuan pembatik. Motif yang unik menambah rasa gemas karena serasi dengan bentuk tubuh ayam ini yang kecil dan montok.

Ayam ini dipelihara bagai menyimpan lukisan alam di rumah. Gerakannya yang lincah, gesit, agresif dan banyak gerak, bahkan bisa terbang cukup mengkhawatirkan ketika dilepas. Mas Joedi sangat menyukainya. Digendong, dielus bulunya, didudukkan di pangkuannya, bahkan disuapi makanan yang sedang dimakannya. Sering dia berbagi roti yng dimakannya dengan si Kate.

[“Sayang, ayamnya lepas.”] mas Joedi menulis pesan ketika aku masih di sekolah.

[“Lepas ke mana?”]

[“Aku juga nggak tahu ke mana perginya.”]

[“Ya, paling main ke rumah tetangga, Mas.”]

[“Iya, kali.”]

Mas Joedi tentu tidak mencarinya. Dia menanti kedatanganku. Sifat pendiamnya membuat segan mencari sendiri ke rumah tetangga. aku cukup menyadarinya. Bahkan rasa kasihan selalu mendominasi dalam pikiranku. Orang Jakarta dengan segala kebiasaan di lingkungan perumahan elit, tetapi sekarang tinggal di perkampungan dengan perbedaan kultur budaya.

Masih belum saatnya jam pulang. Aku berharap ayamnya tidak jauh bermain. Mungkin pintu pagar lupa tak ditutup sehingga sepasang ayam itu bisa keluar. Bayangan jalannya yang lincah dan selalu beriringan membuatku tersenyum.

Tiap hari aku yang mengurusi. Memberi makanan jagung kristal kesukaannya. Kadang juga beras yang kutaruh di tempat makannya. Air pun tak lupa kuganti dengan yang bersih.

Pernah Mas Joedi melarangku memberi minum air mentah. Aku hanya tersenyum. Padahal ketika dilepas, ayam-ayam itu terbiasa minum air di bawah kran. Jelas-jelas air mentah pula. Begitu pedulinya kepada binatang sampai-sampai air mentah tidak boleh diberikan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ceritanya, Bunda. Sukses selalu. Salam literasi

03 Oct
Balas

terima kasih.. salam literasi

04 Oct
Balas



search

New Post