Hariyani

Hariyani adalah nama asli sejak lahir dari Ibu bernama Marsini dan Bapak bernama Paniran yang tinggal di Blitar. Berlatar pendidikan SDN Jatituri 2 Blitar, SMPN...

Selengkapnya
Navigasi Web

Surat Untuk Ayah

Untukmu Ayah tercinta

Di kediaman abadi

Assalamualaikum Wr. Wb.

Ayah, apa kabar? Aku selalu berdoa semoga Ayah bahagia di sana karena kediaman Ayah yang sekarang ini terang, lapang, dan indah seperti salah satu taman di surga. Semoga Allah selalu mendengarkan dan mengabulkan pintaku ini Ayah. Aku ingin membahagiakan Ayah sebagaimana Ayah membahagiakanku. Hanya sebatas ingin yang memenuhi hati dan pikiranku sebab aku yakin aku tak bisa menandingi Ayah.

Ayah, aku barepmu, kini sudah mewujudkan mimpimu. Aku sudah mengenakan seragam korpri seperti yang Ayah kenakan di hari-hari penting nasional waktu itu. Kekagumanku pada Ayah yang begitu gagah dengan seragam itu, sangat menginspirasiku. Kini ketika aku berkaca, aku merasa ada kemiripan pada kita, Ibuk juga bilang padaku banyak kemiripan Ayah denganku. Bahkan banyak orang mengatakan aku adalah fotokopi Ayah. Ayah, kuyakin kau tersenyum di sana tatkala melihatku kini. Aku yang telah berhasil mewujudkan mimpimu. Ketauhilah Ayah, aku begitu bahagia yang tak terkira dengan anugerah ini.

Ayah, jika aku boleh meminta, sebenarnya aku ingin meminta Ayah pulang meski hanya sebentar untuk melihatku berseragam seperti Ayah. Tidakkah Ayah inginkan itu? Anakmu yang kini beranjak dewasa. Yang kadang-kadang tetiba sangat merindukan sosok Ayah yang sebenarnya. Sosok Ayah yang mendengarkan ceritaku, yang bijaksana, yang selalu berada di depan melindungiku. Pada sosok Auah aku menemukan keteladanan yang hakiki.

Ayah, kebahagiaanku ini terasa belum lengkap tanpa Ayah. Namun, aku tak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya bisa meminta. Sebatas itu kemampuanku karena aku jauh dari kediaman Ayah. Jika aku rindu pada Ayah, aku hanya membuka foto Ayah dan membayangkan Ayah ada di sampingku melengkapi kebahagiaanku.

Ayah, kau telah mengajariku banyak hal . Aku begitu ingat, bagaimana Ayah mengajariku puasa Magrib meski aku masih berumur 7 tahun. Ayah membangunkanku di waktu sahur dengan.penuh kasih sayang. Dengan sabar dan telaten Ayah memangku aku lalu menyuapiku meski aku begitu malas membuka mataku. Mengunyah pun aku terasa ogah-ogahan karena rasa kantukku yang belum hilang. Ayah tetap menyuapiku sambil menciumku agar aku bangun. Sorenya, saat aku mulai rewel ingin membatalkan puasaku, Ayah segera mengajakku naik motor berkeliling kota dan berhenti di stasiun kereta. Di situlah Ayah menghiburku dan mendongengiku tentang kereta api. Hingga menjelang azan Magrib tiba baru Ayah mengajakku pulang. Dalam perjalananpun Ayah menciptakan hiburan-hiburan.

Ayah, aku belum bisa membahagiakanmu secara materi, ya? Waktu Ayah meninggalkanku aku masih baru masuk SMA. Kini saat aku ingin membahagiakan Ayah dengan materi, Ayah sudah tak membutuhkan itu lagi. Yang Ayah butuhkan hanyalah doa-doaku, usahaku melanjutkan perjuangan Ayah, menjaga silaturohim dengan saudara-saudara, perilaku yang bisa dijadikan contoh sehingga pahalanya bisa mengalir padamu. Aku akan berusaha, Ayah sebaik-baiknya.

Ayah, maafkan aku, ya, atas semua salah dan khilafku. Atas kenakalan yang kuperbuat semasa aku kecil. Aku ingat, waktu itu pernah metepotkan Ayah. Aku begitu ingat bagaimana Ayah mencariku dengan berjalan tertatih-tatih karena kondisi Ayah yang sudah sakit. Begitu tak berbaktinya aku sampai-sampai Ayah jengkel padaku. Kenakalanku waktu itu adalah kenakalan anak-anak yang terpengaruh teman untuk bermain game. Maafkan aku Ayah, juga atas kesalahanku waktu aku menghilangkan sepeda karena asyiknya aku dengan permainan game. Aku yang membolos mengaji juga karena bermain game. Ayah, kenapa aku curahkan semua ini? Aku hanya ingin surat ini akan menjadi saksi bagaimana kenanganku bersama Ayah.

Ayah, terima kasih sudah membesarkanku, sudah mendidikku, dan sudah memberikan waktu untukku mengutarakan rasa hatiku, semoga Ayah tenang dan bahagia di sana. Doaku selalu untukmu.

Wassalamualaikum wr.wb.

Barep

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post