Tantangan hari ke 33

Perjuangan tuk meraih cita - cita

Cerbung

Hujan rintik - rintik membasahi halaman rumahku , tanaman dan bunga - bunga kelihatan segar , bunga kamboja dan sakura berwarna merah jambu , membuat halaman rumah semakin indah . Aku duduk termenung , mengingat masa lalu , masa kanak - kanak ku , tak terasa air mengalir dipipiku ..sedih , karena masa kecilku tidak seindah seperti anak - anak yang lain , bermain bersama teman - teman , berlarian , bermain tali , petak umpet dan lain - lain . Aku hanya bisa duduk , melihat mereka .

Aku dilahirkan normal , tetapi aku punya penyakit , suaraku tu sengau , kalau bahasa Jawa tu bindeng , dan badanku kecil , mudah sekali capek dan panas. Makanya aku nggak bisa bermain leluasa seperti teman - temanku. Aku kurang tahu nama penyakitku.

Untuk mengobati penyakitku , setiap dua hari sekali , aku dibonceng bapak naik sepeda ontel ke rumah sakit umum . Bapak ibuku sangat peduli padaku , juga pada saudara - saudaraku . Karena kami 6 bersaudara . Walaupun bapakku hanya seorang buruh , tapi bapak seorang yang sangat peduli pada kami berenam . Suatu saat aku bilang : " pak ...yanti capek kerumah sakit terus , bokong yanti juga sakit disuntik terus.."

Kata bapak " nduk . Sabar ya , kalau kamu ndak berobat , penyakitmu tambah parah , coba dengar suaramu ...apa kamu ndak malu sama teman - temanmu . " Aku cuma mengangguk , dan aku menangis ....teringat teman - temanku sering bilang ..." bindeng ...bindeng " , pada saat itu , aku cuma diam , memang aku termasuk anak yang pendiam dan termasuk kurang cerdas atau dibawah rata - rata. Karena aku sering ijin ndak masuk sekolah , dikarenakan berobat, hampir saja aku tidak naik kelas . Selama setengah tahun aku berobat, banyak perubahan , suaraku tidak sengau lagi ,tubuhku semakin kuat , bisa bermain bersama - sama teman , tidak ada lagi yang mengejekku. Namun tubuhku memang masih kecil dan agak kurusan.

keluargaku termasuk keluarga yang sangat sederhana , bapakku hanyalah seorang buruh , bukan buruh tani atau pabrik , tetapi bapak temasuk pekerja keras , seorang pengrajin , yaitu membuat cincin , kalung , gelang dan sebagainya. Bapak hanya mendapat upah dari jasa membuat barang - barang tersebut . kalau sudah kerja bapak duduk dari pagi sampai sore habis magrib , lembur lagi kadang - kadang sampai jam 11 malam , Sedangkan ibuku , seorang pekerja keras juga , pada saat itu ibu bisa bordir , mengambil upah juga , biasanya yang dibordir sarung bantal , hanya ujung - ujungnya saja dengan gambar bunga. Dari upah bordir itu bisa menbantu meringankan pengeluaran kebutuhan sehari - hari.

Kami terbiasa dididik untuk mandiri , demokratis , dan disiplin . Walaupun bapak dan ibu hanya lulusan SD , tetapi mereka berjuang keras agar kami bisa sekolah setinggi mungkin , itu selalu yang dikatakan pada kami . Setiap kali makan , biasanya hanya pakai sayur dan tempe dibagi satu - satu , dan kami semua tidak ada yang mengeluh. Habis makan kami harus mencuci piring kami sendiri - sendiri . Masalah pakaian juga , bagi kakak - kakak kami yang sudah SMP , harus sudah bisa mencuci sendiri , dan gosok sendiri.

bisa dibayangkan anak enam selisih hanya dua tahun , betapa ribetnya ...tapi yang kualami , semuanya berjalan dengan baik , ya biasa kadang - kadang orang tua marah , kalau kami membuat kesalahan . Tahu nggak apa hukumannya ...?

Tunggu part 2