Cerita Sekitar Proklamasi 17-8-1945
Peristiwa heroik itu bernilai sejarah tinggi berlangsung dengan sangat sederhana. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Tanpa protokoler resmi, tanpa dokumentasi film, tanpa pidato kenegaraan selain pembacaan teks proklamasi, tanpa pasukan , selain beberapa tentara PETA yang berseragam dan sekitar 500 warga yang menyaksikan. Tanpa perekaman audio, tanpa music dan dilakukan dengan khidmat dan singkat. Setelah pembacaan naskah proklamasi , penaikan bendera merah putih, menyanyikan lagu Indoensia Raya dan selesai.
Hal itu sangat dimaklumi mengingat kondisinya masih dibawah kontrol Jepang, walaupun de facto saat itu Jepang sudah menyerah pada Sekutu tanggal 14 Aguattus 1945. Sekelompok Pemuda mendesak Bung Karno untuk segera meproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya tanpa harus menunggu “hadiah” dari Jepang. Kemudian dikenal dengan peristiwa penculikan Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok intinya untuk mempercepat proklamasi. Pertentangan timbul antara kaum muda Wikanto,dkk dengan kaum tua Achmad Subardjo yang tujuannya sama akhirnya menemukan kesepakatan tetap dilaksanakan proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan mengatasnamakan bangsa Indonesia, oleh Sukarno Hatta.
Dalam situasi yang tidak mempunyai berbagai sarana prasana, dan dalam kontrol ketat Jepang maka, keberhasilan pembacaan dan maklumat proklamasi saat itu adalah prestasi luar biasa yang patut disyukuri oleh seluruh Bangsa Indoensia.
Berikut ini peristiwa unik di sekitar Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 saat itu, baik yang melatar belakangi, maupun latar depan setelahnya,
1. Soekarno “Pipis” di Pesawat
Di perjalanan pulang dari Dalat (Cipanasnya Saigon), Vietnam, 13 Agustus 1945, Soekarno, Bung Hatta, dr. Radjiman Wedyodiningrat, dan dr. Soeharto (dokter pribadi Bung Karno) menumpang pesawat fighter bomber. Saat itu, Soekarno ingin sekali buang air kecil, tetapi tidak ada toilet di dalam pesawat itu. Tidak ada kursi di pesawat perang itu, kecuali berdiri atau berbaring,
Akhirnya, Soekarno melihat lubang-lubang kecil bekas tembakan di dinding pesawat, Karena sudah “kebelet”, terpaksa Soekarno buang air kecil di lubang-lubang itu. Alhasil, karena angin yang begitu kencang, air seni presiden pertama itu berbalik ke dalam dan mengenai para penumpang di dalam pesawat itu.
2. Soekarno sakit sebelum pembacaan Proklamasi Kemerdekaan
Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00 (2 jam sebelum pembacaan teks Proklamasi), ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda. Saat itu, tepat di tengah-tengah bulan puasa.
Lalu jam 09.00 pagi, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta. Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah.
3. Bendera dari seprai
Bendera Pusaka Sang Merah Putih adalah bendera resmi pertama bagi RI. Tetapi, dari apakah bendera sakral itu dibuat? Warna putih dari bendera pusaka terbuat dari kain seprai tempat tidur dan warna merahnya dari kain tenda penjual soto yang ditebus dengan harga 500 sen oleh Ibu Fatmawati.
4. Upacara Proklamasi Kemerdekaan dibuat sangat sederhana
Jaman sekarang, pelaksana upacara bendera bermacam-macam. Mulai dari pemimpin upacara sampai pembaca naskah pancasila, UUD dan lain-lain. Namun, saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung sangat sederhana,
Tanpa protokol, tak ada paduan suara, tak ada konduktor, dan sebagainya. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara.
Bahkan konon katanya, katrol tiang bendera dibuat dari gelas bekas sahur Moh. Hatta. Tetapi itulah, kenyataan yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang dinanti-nanti selama lebih dari 300 tahun!
5. Rekaman Suara Pembacaan Teks Proklamasi Pada tanggal 17 Agustus 1945, pembacaan teks proklamasi nyatanya tidak ada yang merekam suara atau video. Dokumentasi yang ada hanya berbentuk foto-foto saat detik-detik teks proklamasi dibacakan. Faktanya, rekaman suara asli Ir. Soekarno yang membacakan teks proklamasi dilakukan pada tahun 1951 dan pengambilan rekaman tersebut dilakukan di studio Radio Republik Indonesia (RRI). Perekaman suara tersebut disarankan oleh Jusuf Ronodipuro, salah satu pendiri RRI
6. Perintah pertama Presiden Soekarno “Sate Ayam Lima Puluh Tusuk!”
Perintah pertama Presiden Soekarno saat dipilih sebagai Presiden pertama RI, bukanlah membentuk sebuah kabinet atau menandatangani sebuah dekret, melainkan memanggil tukang sate! Itu dilakukannya dalam perjalanan pulang, setelah terpilih secara aklamasi sebagai Presiden.
Kebetulan di jalan bertemu seorang tukang sate bertelanjang dada dan nyeker (tidak memakai alas kaki). “Sate ayam lima puluh tusuk!”, perintah Presiden Soekarno. Disantapnya sate dengan lahap dekat sebuah selokan yang kotor.
Dan itulah, perintah pertama pada rakyatnya sekaligus pesta pertama atas pengangkatannya sebagai pemimpin dari 70 juta jiwa lebih rakyat dari sebuah negara besar yang baru berusia satu hari. (bersambung)
Blitar, 16 Agustus 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Baru tahu, unik Pak Hariyanto
Terimakasih Bu atas kunjungannya. Salam literasi
Keren Pak Hari. Follback Pak ya, sudah saya follow.
Ya Bunda terimakasih batas kunjungannya. Siap saya followback
Mantul pak
Terimakasih Bu. Salam literasi
Jadi tahu tentang sejarah proklamasi nggih. Terima kasih infonya Pak.
Terimakasih kembali Bu. Salam literasi
Menarik cerita sejarahnya pak, bermanfaat sekali
Terimakasih atas kunjungannya. Salam literasi
Kereennn,pak. Hal yg jarang diketahui. Terima kasih infonya...salam sukses
Terimakasih Bu Cicik. Salam sukses selalu